CENDERALOKA

Kisah Canthiq Craft Klaten: Produk Rajut & Eco Craft UMKM yang Makin Diminati dan Berkelanjutan

0
Penulis: cynthiaparamithatrisnanda
Editor: Ananda Putri
Dhanik, owner Canthiq Craft bersama Wakil Bupati Klaten

TRIBUNSHOPPING.COM - Produk rajut kini semakin mencuri perhatian masyarakat, terutama mereka yang mengutamakan kreativitas, keunikan, dan nilai keberlanjutan dalam setiap pembelian. 

Tren fashion dan aksesori handmade kembali bangkit, membuat berbagai UMKM pengrajin rajut mengalami peningkatan permintaan. 

Tidak hanya sekadar indah dipandang, produk rajut juga memiliki keunggulan dalam hal fleksibilitas desain, daya tahan, serta sentuhan personal yang tidak bisa diberikan oleh produk pabrikan. 

Baca juga: Kegigihan Sri Witanti Owner Batik Giriarum Buat Produknya Lolos Kurasi dan Menembus ke Paris

Inilah yang membuat banyak UMKM terus berkembang dan berinovasi, termasuk memanfaatkan proses daur ulang benang maupun limbah kain agar lebih ramah lingkungan dan bernilai ekonomis.

Keberlanjutan dalam industri kreatif semakin relevan, mendorong banyak pelaku UMKM untuk mengolah bahan sisa menjadi produk baru yang fungsional dan estetik. 

 

Dompet Rajut Motif Bunga Ukuran Besar

 

Inovasi ini membuat produk rajut bukan hanya menarik secara visual, tetapi juga memiliki cerita di balik pembuatannya sehingga sebuah nilai tambah penting bagi konsumen masa kini yang lebih sadar terhadap isu lingkungan.

Dompet Rajut Motif Bunga Ukuran Besar dari Canthiq Craft (Cenderaloka / Bernadetta Arbaleta)

Salah satu UMKM yang berhasil memadukan kreativitas, ketekunan, dan prinsip ramah lingkungan adalah Canthiq Craft dari Klaten. 

Usaha ini tumbuh dari kecintaan sang pemilik terhadap seni rajut dan keinginannya menghadirkan produk yang berbeda, berkualitas, sekaligus bermanfaat bagi masyarakat dan lingkungan. 

Semangat Canthiq Craft dalam Memproduksi Kerajinan

Dunia kerajinan rajut dan eco craft kini semakin berkembang, terutama di kalangan UMKM yang kreatif dan berani berinovasi. 

Baca juga: Jawa Banget: Karya Aksara Jawa dari Solo yang Menghidupkan Budaya dalam Kerajinan dengan Bahan Alami

Salah satu pelaku usahanya adalah pemilik Canthiq Craft dari Klaten.

Dhanik Tri Agustin memulai perjalanan bisnisnya dari hobi sederhana hingga akhirnya menjadi usaha yang mulai diminati masyarakat. 

Dalam wawancara bersama Cenderaloka, ia menceritakan bagaimana proses kreatifnya berkembang dan mengapa produk-produknya kini banyak digemari.

 

Tas Daur Ulang Limbah Kemasan Motif Anyam Warna Gold Tali Panjang

 

"Awalnya saya memulai ini tuh yang saya dari sekarang itu rajut ya kak ya. Kemudian saya juga memproduksi ecoprint yang dari daur ulang itu," tutur Dhanik saat diwawancara Cenderaloka pada Kamis, 4 Desember 2025.

Ia mengaku beberapa produk yang cukup menjanjikan dan laku di pasaran adalah dompet dan tas yang memiliki pasar cukup luas.

Namun siapa sangka, usahanya ini berawal dari kepercayaan orang terdekat terhadap hobi yang dimilikinya.

“Awalnya saya tuh cuma karena hobi," tuturnya.

Perjalanan ini berubah ketika ia mendapat kepercayaan dari lingkungan tempat tinggalnya. 

Proses produksi di Canthiq Craft (Canthiq Craft)

“Terus saya diberi mandat sama ibu RW di lingkungan saya untuk memegang kegiatan kerajinan. Kata mereka itu mengolah sampah. Jadi saya buat semacam dari plastik untuk saya bikin dompet, saya bikin hasbungan,” ujar Dhanik menceritakan.

Tidak disangka, hasil karya ibu-ibu sekitar justru diminati banyak orang. 

Baca juga: Kisah Inspirasi Bien Craft dan Kerajinan yang Digeluti Belasan Tahun, Hasil dari Kedisiplinan

“Nah dari situ ternyata yang dihasilkan ibu-ibu itu laku. Dari itu saya berpikir kenapa tidak saya buat bisnis saja.”

Kebetulan ia juga memiliki kemampuan merajut. 

Kombinasi rajut dan ecocraft membuat produknya semakin unik.

 

Kalung Etnik Perca Lurik Khas Klaten

 

“Nah kebetulan saya juga bisa merajut. Jadi untuk sekarang, saya mulai untuk bisnis ini, saya mulai aktif itu tahun 2024 ya kak. Sesuai NIB izin,” lanjutnya.

Fokusnya kini adalah dompet dan tas, baik dari rajut maupun bahan daur ulang. 

“Jadi untuk fokus ke dompet dan tas itu dari merajut sama dari kemasan. Seperti yang sudah saya up di Cenderaloka, ya.”

Ketika ditanya soal perjalanan dua tahun terakhir, ia mengaku banyak pengalaman berharga yang membuatnya semakin semangat. 

Baca juga: Julia Craft: Optimisme di Tengah Banyaknya Pesaing Modern Tanpa Meninggalkan Nilai Kerajinan

“Banyak sih kak. Dari itu kan saya mencoba dari kegiatan saya ya itu kemarin saya coba up di Facebook. Terus saya selama perjalanan saya kenal dengan komunitas di Klaten," ceritanya.

"Dari komunitas saya bisa masuk ke dinas, bisa masuk ke grup UMKM dinas.”

Pelatihan demi pelatihan ia ikuti, memperluas wawasan sekaligus jaringan. 

“Banyak kegiatan, banyak ikut pameran, banyak kenal perajin dari pelatihannya itu juga kenal sama se-Indonesia.” 

 

Dompet Daur Ulang Motif Anyam Warna Merah Putih

 

Meski produksinya masih terbatas, ia tetap menikmatinya.

“Jadi untuk selama dua tahun ini saya masih made by order. Cuma seru aja sih.”

Kisah Canthiq Craft menunjukkan bahwa UMKM bisa tumbuh dari hal sederhana: hobi, kesempatan, dan kemauan untuk belajar. Sebuah perjalanan inspiratif yang layak diteladani.

(Cynthia/Tribunshopping.com)

Komentar
Tulis komentar Anda...(max 1500 karakter)

Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE.


Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!

Artikel Terkini

Skincare

5 Rekomendasi Toner Eksfoliasi di Bawah 50 Ribu, Bikin Kulit Super Halus

Tips Home Care

Tips Mudah Merawat Kompor Induksi agar Awet dan Tidak Cepat Rusak

CENDERALOKA

5 Rekomendasi Outer Produk UMKM di Cenderaloka: Estetik dan Bisa Dipakai ke Berbagai Aktivitas

Skincare

Review Lengkap Whitelab Sunscreen Gel SPF 50 PA Ultralight: Manfaat, Kelebihan, hingga Kekurangan

Produk Handphone

Daftar Harga HP POCO Bulan Desember 2025: POCO C85, M7 Pro 5G, X7 Pro 5G. hingga F7 Ultra