Cenderaloka

Fashion Sheffa: Lestarikan Kreativitas dengan Jaga Kualitas dari Warisan Keluarga

0
Penulis: cynthiaparamithatrisnanda
Editor: Andra Kusuma
Fashion Sheffa, melestarikan tie-dye dengan warisan keluarga

TRIBUNSHOPPING.COM - Di tengah hiruk-pikuk industri fesyen yang semakin kompetitif, berdirilah sebuah usaha mikro kecil menengah (UMKM) yang tumbuh dengan jiwa keuletan dan semangat pelestarian budaya lokal Fashion Sheffa.

Berlokasi di Mutihan, RT 02/10, Kelurahan Sondakan, Kecamatan Laweyan, Surakarta, Jawa Tengah, usaha ini dijalankan oleh Yulia Kasih, seorang perajin yang telah lama berkecimpung dalam dunia kerajinan dan fashion rumahan.

Meski tidak secara eksplisit menyematkan unsur budaya seperti batik pada produknya, Yulia tetap membawa semangat lokal dalam tiap karyanya.

Baca juga: Menjaga Warisan Keluarga Lewat Fashion Handmade: Kisah Yulia Kasih, Owner Fashion Sheffa Solo

"Kalau makna tertentu sebenarnya nggak ada ya," ujarnya saat diwawancarai Cenderaloka pada 8 Mei 2025.

"Kan kalau bisnis mau dibikin batik itu kan lebih berat tantangannya. Jadi kita mau tetap ada tantangan, tapi tidak mengandung unsur batik. Main di warna saja," ucap Yulia.

Dengan pendekatan yang lebih fleksibel dan inovatif, Fashion Sheffa menawarkan berbagai produk fashion dan kerajinan tangan yang memanfaatkan kain sisa atau pecahan bahan menjadi tas, pot, hingga hiasan rumah.

Produk-produk ini tak hanya memberikan nilai estetika, tapi juga memuat prinsip keberlanjutan yang penting dalam era modern.

Strategi Bertahan di Tengah Pasang Surut Pasar

Fashion Sheffa, melestarikan tie-dye dengan warisan keluarga (Cenderloka)

Sebagai pelaku UMKM, Yulia sangat memahami dinamika pasar, terutama dalam bidang fashion yang sangat dipengaruhi oleh tren dan musim.

"Fashion itu ada saatnya sepi," ujarnya. 

"Tahun ini agak berat, daya beli masyarakat juga menurun," lanjutnya.

Untuk menyiasatinya, ia menambahkan lini produk craft seperti tas dari kain sisa, lukisan custom, hingga aksesori dekoratif yang dibuat di rumah bersama para pekerja lokal.

Pendekatan ini bukan hanya strategi bisnis, tapi juga bentuk kepedulian sosial.

“Yang di rumah itu tetap kerja,” tambahnya.

Dengan melibatkan masyarakat sekitar dalam proses produksi, Yulia membantu menciptakan lapangan kerja dan memberdayakan komunitas lokal.

Salah satu bentuk kolaborasi yang ia lakukan adalah dengan pengrajin tas lurik.

“Dia bikin produk tas lurik, dikombinasi pakai lukis, itu dikerjakan di rumah saya.”

Kolaborasi seperti inilah yang menjadi kunci keberlangsungan Fashion Sheffa, menciptakan ekosistem kecil namun kuat yang saling menghidupi.

Tantangan Penjualan Online dan Kekuatan Penjualan Offline

Fashion Sheffa, melestarikan tie-dye dengan warisan keluarga (Cenderaloka)

Seiring berkembangnya teknologi digital, banyak pelaku UMKM beralih ke platform online seperti Shopee atau TikTok Shop.

Namun, Yulia justru memilih untuk fokus pada penjualan offline. 

“Shopee pernah nyoba, tapi saya tutup. Jarang tembus (penjualannya),” katanya. 

Menurutnya, produk handmade seperti miliknya sering kalah saing secara visual dengan produk massal printing yang lebih murah.

“Secara penampilan foto nggak ada bedanya, tapi harganya jauh lebih murah. Padahal kualitasnya beda jauh,” tegasnya.

Produk printing, lanjutnya, hanya dicetak di permukaan dan biasanya putih polos di baliknya.

Sedangkan produk buatan tangan memiliki detail dan kualitas yang tidak bisa ditandingi oleh mesin.

Baca juga: Kain Jumputan Solo Mendunia Berkat Sentuhan Inovasi Lintang Kejora

Karena itu, ia memilih jalur pemasaran yang lebih personal dan langsung.

Ia memasarkan produknya lewat grup UMKM, menitipkan di hotel-hotel, dan melalui jaringan reseller yang berjualan di car free day. 

"Biasanya mereka ngambil, dijual di car free day. Saya juga pernah merantau ke luar Jawa, jadi sudah punya kenalan-kenalan, ada koneksi juga."

Harapan untuk Edukasi Konsumen dan Penghargaan pada Karya Lokal
Dalam pandangan Yulia, salah satu tantangan besar UMKM kerajinan saat ini adalah edukasi masyarakat.

Hal ini karena masih banyak konsumen yang belum menyadari perbedaan kualitas antara produk handmade dengan produk pabrikan. 

“Harapannya masyarakat lebih teredukasi untuk bisa memilih produk yang lebih berkualitas, daripada hanya sekadar murah tapi mudah robek, mudah luntur,” ujarnya.

Ia berharap ke depannya, konsumen lebih bijak dalam memilih produk berkualitas dan menghargai proses pembuatan yang memakan waktu, tenaga, dan keahlian tinggi. 

Edukasi ini menjadi bagian penting agar produk-produk lokal terutama produk UMKM bisa lebih dihargai di negeri sendiri.

Pesan Inspiratif untuk Generasi Muda

Fashion Sheffa, melestarikan tie-dye dengan warisan keluarga (Cenderaloka)

Sebagai perajin yang telah lama berkecimpung dalam dunia kerajinan, Yulia memiliki pesan khusus untuk generasi muda yang ingin menapaki jejak serupa.

“Jangan patah semangat. Pokoknya kalau ada masalah ya dicari jalan keluarnya,” tuturnya dengan semangat.

“Kadang dari masalah itu nanti akan ada hasil yang lebih baik. Hanya sabar aja.”

Ia menekankan pentingnya kesabaran dan keyakinan dalam membangun usaha.

Menurutnya, seluruh proses memang tidak instan, akan tetapi justru di situlah letak kekuatan sesungguhnya.

“Nggak patah semangat, terus sabar, yakin ada jalannya. Berproses, ya.”

Kisah Fashion Sheffa dan Yulia Kasih bukan hanya tentang bagaimana menjalankan usaha kerajinan tangan, tetapi juga tentang bagaimana bertahan, beradaptasi, dan berbagi dalam sebuah komunitas di tengah persaingan perdagangan yang kian merebak seperti saat ini.

Dengan mengandalkan kreativitas, kerja sama, dan semangat pantang menyerah, Fashion Sheffa tumbuh menjadi contoh UMKM yang membumi, mandiri, dan inspiratif.

Di tengah tantangan globalisasi dan gempuran produk massal, usaha seperti ini perlu terus didukung dan diapresiasi.

Baca juga: 8 Tips Mencuci Batik Sekolah secara Tepat, Membantu Mempertahankan Warna Aslinya

Bukan hanya karena kualitasnya, tapi karena nilai-nilai kemanusiaan dan budaya yang mereka perjuangkan melalui setiap helai kain yang dijahit dan setiap warna yang ditorehkan.

Cek Artikel dan Berita lainnya di

Google News

(Cynthiap/Tribunshopping.com)

Komentar
Tulis komentar Anda...(max 1500 karakter)

Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE.


Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!

Artikel Terkini

Produk Makeup

5 Rekomendasi Setting Spray Mulai 50 Ribuan untuk Ke Kondangan Biar Makeup Tahan Lama

Skincare

Rekomendasi Skincare BPOM dan Halal Glad2Glow, Ada Facial Wash hingga Masker

Perabotan Kamar Mandi

Daftar Harga Kloset Duduk Rp 1 Jutaan ke Bawah, Bikin Toilet Lebih Bersih dan Praktis

Skincare

Review Lengkap La Roche Posay Cicaplast Baume B5+ Soothing Balm: Manfaat Kelebihan hingga Kekurangan

Tips Handphone

5 Cara Memperbaiki Notifikasi WhatsApp yang Tidak Muncul di Layar HP