TRIBUNSHOPPING.COM - Centong nasi dan spatula kayu merupakan peralatan dapur yang sangat umum digunakan, terutama dalam rumah tangga Indonesia.
Bahan kayu dipilih karena dianggap aman, tidak merusak lapisan panci, serta tahan panas.
Tetapi, di balik keunggulannya, peralatan dapur berbahan kayu memiliki kelemahan utama, yakni mudah menyerap air dan sisa makanan, sehingga sangat rentan ditumbuhi jamur jika tidak dirawat dengan benar.
Jamur pada centong nasi bukan hanya masalah estetika, melainkan juga berpotensi membahayakan kesehatan.
Kesalahan-Kesalahan Penyebab Spatula dan Centong Kayu Berjamur
Berikut ini adalah sejumlah kesalahan yang sering dilakukan dan dapat menyebabkan centong nasi atau spatula kayu menjadi jamuran, antara lain.
1. Tidak Dikeringkan setelah Dicuci
Kesalahan paling umum adalah menyimpan centong kayu dalam kondisi masih basah atau lembap.
Kayu bersifat higroskopis, artinya mudah menyerap air. Jika setelah dicuci centong tidak dikeringkan dengan lap bersih atau tidak diangin-anginkan dengan baik, air akan terperangkap di pori-pori kayu.
Lingkungan lembap ini menjadi kondisi ideal bagi pertumbuhan jamur dan mikroorganisme lainnya.
Jamur sangat menyukai tempat yang gelap dan lembap, sehingga centong yang disimpan basah akan cepat berjamur.
Baca juga: 6 Cara Ampuh Hilangkan Jamur pada Centong Kayu, Dilengkapi Tips Merawatnya
2. Merendam Terlalu Lama di Air
Merendam centong nasi kayu dalam air, terutama air cucian yang mengandung sisa nasi atau minyak, merupakan kesalahan besar.
Perendaman yang terlalu lama membuat kayu menyerap air secara berlebihan dan menyebabkan struktur kayu melemah.
Selain itu, nutrisi dari sisa makanan yang larut dalam air menjadi “makanan” bagi jamur.
Semakin lama direndam, semakin tinggi risiko pertumbuhan jamur di permukaan maupun bagian dalam kayu.
Baca juga: Review Lengkap Polytron Dish Dryer UV Sterilizer 80L: Harga Terbaru, Kelebihan hingga Kekurangan
3. Pencucian Tidak Bersih
Kesalahan berikutnya adalah tidak mencuci centong kayu dengan benar setelah digunakan.
Sisa nasi, minyak, atau bumbu yang menempel dan tidak dibersihkan secara menyeluruh bisa terselip di serat kayu. Sisa makanan ini akan membusuk seiring waktu dan menjadi media tumbuh jamur.
Banyak orang hanya membilas sekilas tanpa menyikatnya, padahal kayu memerlukan perhatian ekstra karena teksturnya yang berpori.
4. Disimpan di Tempat Lembap dan Tertutup
Menyimpan centong kayu di dalam laci tertutup, rak lembap, atau dekat wastafel tanpa sirkulasi udara yang baik juga merupakan kesalahan umum.
Udara yang pengap dan lembap mempercepat pertumbuhan jamur.
Idealnya, centong kayu disimpan di tempat yang kering dan memiliki aliran udara yang baik agar sisa kelembapan dapat menguap secara alami.
Baca juga: Review Lengkap MiTO UV Sterilizer Dish Dryer DISH55: Harga Terbaru, Kelebihan hingga Kekurangan
5. Menggunakan Centong Kayu untuk Makanan Sangat Basah atau Berminyak
Kesalahan lain yang sering tidak disadari adalah menggunakan spatula dan centong kayu untuk mengaduk makanan yang sangat berminyak atau berkuah secara terus-menerus.
Minyak dan kuah bisa meresap ke dalam kayu, jika tidak dibersihkan dengan benar, residunya akan tertinggal.
Lemak dan sisa protein ini sangat mudah terurai dan menjadi sumber nutrisi bagi jamur.
6. Tidak Pernah Menjemur atau Mensterilkan
Banyak orang tidak pernah menjemur centong kayu di bawah sinar matahari. Padahal, sinar matahari membantu mengurangi kelembapan dan membunuh mikroorganisme secara alami.
Kesalahan ini membuat jamur memiliki kesempatan untuk berkembang secara perlahan.
Selain itu, centong kayu yang tidak pernah disterilkan, misalnya dengan air panas sesekali, akan menumpuk bakteri dan jamur dari waktu ke waktu.
Baca juga: Jangan Langsung Dibuang, Intip Cara Mudah Menghilangkan Jamur pada Talenan Kayu, Wajib Dicoba
7. Menggunakan Kayu Berkualitas Rendah
Centong nasi yang terbuat dari kayu berkualitas rendah atau kayu yang tidak diproses dengan baik cenderung lebih mudah berjamur.
Serat kayu yang kasar dan tidak padat memiliki pori-pori besar sehingga lebih banyak menyerap air dan kotoran.
Kesalahan dalam memilih produk juga berkontribusi besar terhadap munculnya jamur.
8. Menggunakan Centong yang Sudah Retak atau Rusak
Centong kayu yang retak, pecah, atau permukaannya sudah kasar seharusnya tidak lagi digunakan.
Retakan kecil menjadi tempat persembunyian air, sisa makanan, dan spora jamur yang sulit dibersihkan.
Banyak orang tetap menggunakan centong yang sudah rusak karena dianggap masih berfungsi, padahal risikonya jauh lebih besar.
Baca juga: Cara Mudah Mencuci Cobek Batu yang Benar agar Tidak Jadi Sarang Kuman dan Bakteri
9. Tidak Mengganti Peralatan Kayu Secara Berkala
Kesalahan terakhir adalah menganggap centong kayu bisa digunakan selamanya.
Padahal, peralatan dapur berbahan kayu memiliki umur pakai.
Jika sudah berbau apek, berubah warna, atau sering berjamur meskipun sudah dibersihkan, itu tanda bahwa centong harus diganti.
Memaksakan penggunaan hanya akan meningkatkan risiko kesehatan.
Centong nasi atau spatula kayu yang berjamur pada dasarnya disebabkan oleh kombinasi kelembapan, sisa makanan, dan perawatan yang kurang tepat.
Kesalahan-kesalahan seperti tidak mengeringkan dengan benar, merendam terlalu lama, menyimpan di tempat lembap, serta jarang menjemur adalah faktor utama penyebabnya.
Dengan mengetahui kesalahan-kesalahan tersebut, kita bisa lebih bijak dalam merawat peralatan dapur berbahan kayu agar tetap bersih, aman digunakan, dan tahan lama.
Cek Berita dan Artikel yang lain di
(TribunShopping.com/Nina Yuniar)