TRIBUNSHOPPING.COM - Di tengah pesatnya pertumbuhan UMKM kreatif di Indonesia, nama Canthiq Craft milik Dhanik Tri Agustin, seorang perajin berusia 45 tahun asal Putat 002/009, Pondok, Karanganom, Klaten menjadi salah satu contoh nyata bagaimana ketekunan, kreativitas, dan kepercayaan pelanggan dapat membawa seorang pelaku usaha mencapai keberhasilan.
Canthiq Craft hadir dengan produk-produk handmade yang detail, rapi, dan berkualitas, menjadikannya semakin dikenal serta dipercaya oleh pembeli dari berbagai daerah.
Baca juga: Kisah Canthiq Craft Klaten: Produk Rajut & Eco Craft UMKM yang Makin Diminati dan Berkelanjutan
Dalam era digital seperti sekarang, keberadaan UMKM kreatif bukan hanya sekadar penopang ekonomi lokal, tetapi juga penggerak penting dalam menjaga budaya, memberdayakan masyarakat, dan menghadirkan produk unik yang tidak bisa digantikan oleh produksi massal.
Canthiq Craft menjadi bukti bahwa usaha berbasis kerajinan tangan tetap memiliki daya tarik tinggi, selama mengutamakan kualitas dan konsistensi.
Baca juga: 6 Tips Merawat Aksesoris dan Kerajinan Kanvas Agar Awet, Bersih, dan Tidak Mudah Pudar
Artikel ini akan mengajak Anda menyelami kisah menarik di balik perjalanan Canthiq Craft, mulai dari awal berdiri, tantangan yang dihadapi, hingga bagaimana Dhanik membangun kepercayaan pelanggan yang membuat usahanya terus berkembang.
Canthiq Craft dan Ketekunannya Mencapai Keberhasilan
Dhanik Tri Agustin, pemilik Canthiq Craft dari Putat, Pondok, Karanganom, Klaten.
Di usia 45 tahun, ia membuktikan bahwa semangat untuk belajar, tidak mudah menyerah, dan keberanian bergabung dalam komunitas mampu membawa UMKM bertumbuh pesat.
Dhanik memulai semuanya dari hobi.
“Awalnya saya tuh cuma ini, apa, karna hobi,” ujar Dhanik saat diwawancara Cenderaloka pada Kamis (4/12/2025).
Namun titik balik terjadi ketika ia diberi mandat oleh ibu RW untuk mengelola kegiatan kerajinan lingkungan.
“Kata mereka itu mengolah sampah. Jadi saya buat semacam dari plastik untuk saya bikin dompet, saya bikin vas bunga,” tuturnya.
Baca juga: Bunda Craft: Kunci Sukses UMKM Kerajinan yang Bertahan hingga 10 Tahun
Ternyata, hasil karya ibu-ibu saat itu laku, dan dari sanalah muncul ide bisnis.
Sejak resmi aktif pada 2024 sesuai NIB, Dhanik mulai fokus mengembangkan dua jenis produk: rajut dan eco craft.
Ia mengaku, “Untuk sekarang merajut dan juga ecocraft, juga fokus ke dompet dan tas itu dari merajut sama dari kemasan.”
Namun perjalanan dua tahun tersebut bukan tanpa tantangan.
Produksi masih terbatas, lebih banyak ia habiskan untuk belajar.
“Banyak (mengikuti) pelatihan-pelatihan yang ternyata saya dapat ilmunya. Tapi untuk order, untuk selama dua tahun ini saya masih made by order,” ungkapnya.
Meski begitu, langkah Dhanik bergabung dengan komunitas UMKM menjadi titik krusial.
Baca juga: Jawa Banget: Karya Aksara Jawa dari Solo yang Menghidupkan Budaya dalam Kerajinan dengan Bahan Alami
“Selama perjalanan saya kenal dengan komunitas, dari komunitas saya bisa masuk ke dinas, bisa masuk ke grup UMKM dinas,” ceritanya.
Dari sana, ia mendapatkan akses pameran, pelatihan, bahkan relasi dari berbagai daerah di Indonesia.
Usahanya pun mulai dikenal.
“Brand saya itu sudah banyak yang kenal, meskipun saya produksinya masih made by order, alhamdulillah sudah banyak yang percaya kalau produk yang saya hasilkan itu benar-benar bagus, beda sama yang lain,” ujarnya bangga.
Karena fokus pada kualitas, stok barang sering terbatas.
Ia bahkan belum bisa rutin mengikuti event besar.
Namun ia sudah memiliki rencana besar.
“Mulai 2026 ini saya menerapkan ilmu, saya fokus ke stok barang supaya bisa ikut event-event besar di Klaten dan Solo,” tegasnya.
Target pasarnya adalah wanita dewasa dengan desain fleksibel yang bisa dipakai santai maupun acara resmi.
Untuk pesanan besar, ia bekerja sama dengan komunitas agar standar kualitas tetap terjaga.
Kisah Canthiq Craft adalah bukti bahwa UMKM bisa tumbuh pesat ketika pemiliknya mau belajar, berjejaring, dan konsisten menjaga kualitas.
Dari hobi sederhana, Dhanik kini melangkah menuju UMKM yang semakin dikenal dan dipercaya.
Semangatnya menjadi inspirasi bagi pelaku usaha lain untuk tidak berhenti bermimpi dan terus berkembang.
(Cynthia/Tribunshopping.com)