TRIBUNSHOPPING.COM - Di balik produk-produk unik dan edukatif yang dihasilkan oleh Bien Craft, berdiri sosok wanita tangguh dan kreatif bernama Liem Lie Bien, seorang ibu rumah tangga berusia 60 tahun yang berdomisili di Griya Ahsani Kavling A5 Genengan RT 002 RW 012, Mojosongo, Jebres, Solo.
Dalam sebuah wawancara hangat, beliau membagikan kisahnya memulai perjalanan sebagai perajin kerajinan tangan yang tak hanya unik tapi juga penuh nilai edukatif.
Awal Mula Bien Craft Berdiri
Ibu Bien memulai perjalanannya sebagai perajin bukan karena tuntutan ekonomi semata, tetapi karena keinginan untuk tetap produktif meski menjalani peran sebagai ibu rumah tangga.
“Saya itu dasarnya nggak bisa diem,” ungkap Liem Lie Bien saat diwawancarai Cenderaloka, Selasa (10/06/2025).
Baca juga: Julia Craft: Optimisme di Tengah Banyaknya Pesaing Modern Tanpa Meninggalkan Nilai Kerajinan
Sambil mengasuh anak-anak yang masih kecil kala itu, beliau mulai mencoba berbagai kegiatan yang bisa dilakukan dari rumah.
“Awalnya dari bikin baju pesta, baju pengantin, ya seputar fashion,” cerita Bien.
Namun seiring waktu, ia merasa tidak nyaman dengan tekanan dari para pelanggan yang selalu terburu-buru.
“Saya tuh kalau kerja pengen maksimal, jadi nggak bisa kalau harus dikejar-kejar terus,” tambahnya.
Ketidaknyamanan itu menjadi titik balik.
Beliau mulai mencoba membuat pot, lalu beralih ke berbagai bentuk kerajinan lainnya seperti dompet dari kain kanvas dan souvenir.
Bien Craft resmi menggunakan nama tersebut sekitar tahun 2010, meski aktivitas kreatif Bu Bien sudah dimulai sejak jauh sebelumnya.
“Biar gampang mengingatnya aja,” katanya ringan saat ditanya tahun berapa mulai usaha.
Produk Andalan dan Ciri Khas
Salah satu produk yang kini paling menonjol dari Bien Craft adalah mainan labirin dari kayu.
Tak hanya sekadar mainan, labirin tersebut punya nilai edukatif.
“Selain buat refreshing, anak-anak juga bisa belajar fokus dan cari solusi dari permainan ini,” jelasnya.
Produk ini menunjukkan bagaimana Bien Craft tidak hanya memproduksi barang, tetapi juga menciptakan pengalaman dan nilai belajar.
Di sisi lain, Bu Bien juga memiliki lini produk fashion yang unik.
Ia memanfaatkan kain lurik sebagai bahan utama, namun dengan sentuhan personal.
“Luriknya saya washing dulu, jadi lebih lemas, nggak kaku.”
Proses ini membuat kain jadi nyaman di kulit, tidak menyusut saat dicuci, dan warnanya tidak mudah luntur.
Menurutnya, kenyamanan pelanggan adalah prioritas.
Inspirasi dan Proses Kreatif
Dalam menciptakan karya, Bien tidak hanya bergantung pada tren.
Ia banyak belajar dari lingkungan sekitar, melihat apa yang bisa dikembangkan, dan kemudian mengolah ide-ide tersebut menjadi produk orisinal.
“Saya suka lihat ini itu, terus saya olah sendiri jadi produk yang baru,” katanya.
Untuk produk berbahan kayu, Bu Bien biasanya mendesain sendiri kemudian memesan potongan sesuai desain ke tukang kayu lokal.
Setelah itu, ia merakit, menghias, dan mengemas sendiri agar produk tampil menarik saat dijual.
Tantangan dan Perjalanan Panjang
Baca juga: Menjaga Warisan Keluarga Lewat Fashion Handmade: Kisah Yulia Kasih, Owner Fashion Sheffa Solo
Seperti halnya pelaku UMKM lainnya, tantangan tentu datang silih berganti. Namun menariknya, Bu Bien tidak melihat persaingan sebagai hambatan.
“Kalau saingan sih wajar. Justru itu jadi pemacu semangat,” ujarnya mantap.
Ia bahkan tidak keberatan produknya ditiru.
“Orang kan lama-lama bisa tahu mana yang asli, mana yang kualitasnya bagus,” imbuhnya.
Tantangan utama justru ada di bagian pemasaran. Meski begitu, ia terus mencari peluang, baik secara online maupun offline.
“Saya suka yang offline karena bisa langsung ngobrol sama pembeli, menjelaskan produknya,” tutur Bien.
Ia juga aktif mengikuti berbagai bazar, seperti di Ngarsopuro Night Market yang sudah ia ikuti sejak 15 tahun lalu.
Bahkan baru-baru ini, ia terpilih sebagai satu dari 11 UMKM dari 53 peserta yang lolos untuk pameran di Paragon Mall Solo.
Konsistensi dan Harapan
Konsistensi menjadi kunci keberhasilan Bien Craft.
Dari segi produksi, Bien menceritakan bahwa produk dari Bien Craft selalu berupaya menjaga kualitas bahan dan hasil akhir.
Ia tidak sembarang memilih material, bahkan memanfaatkan bahan daur ulang seperti pecahan botol kaca sebagai dekorasi produk, sehingga menjadi sebuah langkah kecil tapi berarti untuk keberlanjutan lingkungan.
Bagi Bien, pertumbuhan dari Bien Craft bukan diukur dari seberapa besar usahanya sekarang, tapi dari bagaimana kerajinan ini melalui proses perkembangan yang terus berprogres.
“Dari dulu begitu aja, tapi terus ada kemajuan. Itu sudah patut disyukuri,” katanya.
Baca juga: RG Ecoprint, Kerajinan Daun yang Membawa Keindahan Alami ke Dunia Fashion
Bien Craft, di bawah tangan dingin Liem Lie Bien, bukan hanya tempat lahirnya karya kreatif, tapi juga simbol ketekunan, kesederhanaan, dan semangat untuk terus berkembang.
Di tengah persaingan industri kreatif yang semakin luas, Bien tetap memilih jalan yang jujur dan konsisten dan dari sanalah nilai istimewa Bien Craft terpancar.
Cek Artikel dan Berita lainnya di
(Cynthiap/Tribunshopping.com)