TRIBUNSHOPPING.COM - Kamu pasti pernah mendengar atau melihat berita kebakaran rumah akibat hubungan arus pendek listrik (korsleting/short circuit)
Korsleting merupakan kondisi ketika arus listrik mengalir melalui jalur yang salah atau terlalu pendek, sehingga hambatan listrik menjadi sangat kecil.
Akibatnya, arus yang mengalir menjadi sangat besar dan bisa menimbulkan sekering/jalur MCB turun (anjlok), kabel menjadi panas atau terbakar, percikan api, hingga kebakaran.
Penyebab umum korsleting antara lain kabel terkelupas atau rusak, sambungan kabel longgar, peralatan listrik rusak, stop kontak overheat, komponen listrik terkena air, atau beban listrik berlebihan.
Tak perlu takut, korsleting listrik yang bisa membahayakan rumah dan penghuninya dapat dicegah dengan sejumlah tips berikut ini.
Baca juga: Tips agar Arus Listrik Mesin Cuci Tidak Bocor, Bisa Cegah Risiko Tersetrum
Tips Mencegah Korsleting
1. Gunakan Instalasi Listrik yang Memenuhi Standar
Langkah paling mendasar untuk mencegah korsleting adalah memastikan bahwa seluruh instalasi listrik di rumah mengikuti standar keselamatan, seperti standar SNI untuk kabel dan komponen.
Instalasi listrik yang buruk misaL penyambungan kabel asal-asalan, ukuran kabel yang tidak sesuai, atau penggunaan pipa instalasi yang berkualitas rendah, lebih mudah mengalami kerusakan dan menyebabkan hubung singkat.
Jangan ragu menggunakan jasa teknisi listrik bersertifikat. Sebab, mereka mengetahui ukuran kabel yang tepat, kapasitas beban tiap jalur listrik, serta cara penyambungan yang aman.
Instalasi yang benar sejak awal jauh lebih murah daripada risiko kebakaran.
2. Gunakan Material Listrik Berkualitas
Material listrik yang berkualitas rendah, seperti stop kontak murah, kabel tipis, atau sakelar imitasi, biasanya tidak tahan panas, tidak stabil, dan lebih mudah meleleh. Hal ini meningkatkan risiko korsleting ketika arus tinggi mengalir.
Pilih produk yang sudah tersertifikasi SNI, memiliki rating arus (ampere) yang sesuai, dan terbuat dari bahan tahan panas.
Meski mungkin lebih mahal, kualitas komponen sangat menentukan umur pakai dan keselamatan rumah.
Baca juga: Tips Mudah Merawat Kompor Induksi agar Awet dan Tidak Cepat Rusak
3. Pastikan Panel Listrik (MCB) Sesuai Kapasitas Beban
MCB atau Mini Circuit Breaker adalah alat pengaman yang memutus aliran listrik ketika terjadi arus berlebih atau korsleting.
Pastikan kapasitas MCB sesuai total kebutuhan listrik rumah. Jika MCB terlalu besar, ia tidak akan “anjlok” walaupun ada korsleting kecil dan itu berbahaya.
Sebaliknya, MCB terlalu kecil akan sering memutus arus meski beban normal.
Mintalah teknisi listrik menghitung kebutuhan kapasitas MCB yang tepat berdasarkan jumlah perangkat listrik yang digunakan.
Selain itu, pisahkan jalur listrik untuk alat besar seperti AC (Air Conditioner), pemanas air/water heater, dan kulkas agar beban tidak menumpuk pada satu jalur.
4. Jangan Menghubungkan Banyak Perangkat pada Satu Stop Kontak
Penggunaan terminal listrik atau “colokan T” secara berlebihan adalah penyebab umum kebakaran rumah.
Ketika banyak perangkat berdaya besar tersambung ke satu titik, arus listrik menjadi terlalu tinggi untuk kapasitas kabel atau stop kontak tersebut.
Aturan aman:
Hindari menghubungkan perangkat panas (rice cooker, setrika, air fryer, pemanas air) pada terminal.
Gunakan terminal yang memiliki sakelar dan proteksi.
Bila memungkinkan, pasang stop kontak tambahan daripada memaksa menggunakan banyak cabang.
Baca juga: Review Lengkap Xiaomi Air Fryer Essential 6L yang Harganya Under 1 Juta: Kelebihan hingga Kekurangan
5. Periksa dan Ganti Kabel yang Rusak
Kabel yang terkelupas, terjepit, atau berusia tua sangat rentan menyebabkan korsleting karena bagian inti tembaga mudah bersentuhan satu sama lain atau dengan benda logam lainnya.
Lakukan pengecekan berkala, terutama pada:
- Kabel peralatan yang sering dipindah-pindah.
- Kabel di area lembap seperti dapur dan outdoor.
- Kabel yang dilewati tikus, karena hewan pengerat ini sering menggigit kabel.
Jika ditemukan kerusakan, segera ganti kabel, jangan hanya membalut dengan isolasi tipis.
6. Jauhkan Instalasi dari Air dan Area Lembap
Air adalah konduktor listrik yang sangat baik. Karena itu, instalasi yang terlalu dekat dengan sumber air seperti kamar mandi, taman, atau dapur, berisiko tinggi.
Pastikan stop kontak di area-area tersebut memiliki pelindung (cover tahan air).
Apabila terjadi genangan air akibat hujan atau pipa bocor, pastikan area listrik aman dari kontak langsung dengan air.
Jika kabel terlihat basah, putus aliran listrik pada jalur tersebut sebelum memeriksanya.
Baca juga: Tak Boleh Di-skip, Begini 7 Cara Mudah Bersihkan Mesin Cuci agar Tak Jadi Sarang Kotoran
7. Hindari Menyalakan Peralatan Listrik Terlalu Lama
Beberapa alat seperti setrika, pengering rambut, air fryer, atau kompor listrik dapat menghasilkan panas tinggi.
Jika dibiarkan menyala tanpa pengawasan, alat bisa overheat dan menyebabkan kabel meleleh sehingga terjadi korsleting.
Biasakan mematikan alat listrik setelah dipakai dan cabut colokan yang tidak sedang digunakan. Selain mencegah korsleting, langkah ini juga menghemat listrik.
8. Bersihkan Debu di Sekitar Peralatan Listrik
Debu yang menumpuk pada peralatan seperti kipas angin, soket, atau adaptor dapat memicu panas berlebih.
Selain itu, debu mudah terbakar, apalagi jika terjadi percikan kecil dari sambungan listrik.
Membersihkan peralatan secara teratur akan membantu menjaga aliran listrik tetap stabil dan aman.
Baca juga: Cara Mudah Mencuci Blender agar Bersih dan Tidak Tinggalkan Bau Bekas Bumbu
9. Gunakan Alat Listrik Sesuai Spesifikasinya
Setiap peralatan memiliki batasan daya dan tegangan.
Menggunakan alat di luar kapasitasnya, atau menggunakan adaptor yang tidak sesuai, bisa memicu panas berlebih.
Misal, memasang lampu yang watt-nya lebih tinggi daripada kapasitas fitting lampu dapat membuat fitting tersebut meleleh.
Selalu perhatikan label spesifikasi dan ikuti cara pemakaian yang dianjurkan produsen.
10. Rutin Periksa Listrik
Setidaknya sekali dalam satu atau dua tahun, lakukan pemeriksaan menyeluruh pada instalasi listrik rumah.
Pemeriksaan meliputi:
- Kondisi panel dan MCB.
- Sambungan di stop kontak dan sakelar.
- Pengukuran tegangan dan beban tiap jalur.
- Kondisi kabel di plafon atau dinding.
Adapun teknisi profesional bisa mendeteksi tanda-tanda korsleting, karat, kebocoran arus, atau panas berlebih sebelum masalah menjadi besar.
Korsleting listrik sering terjadi akibat hal-hal sepele seperti penggunaan terminal berlebihan, kabel rusak, atau instalasi tidak standar. Tetapi akibatnya sangat fatal mulai dari kerusakan alat hingga kebakaran rumah.
Dengan mengutamakan instalasi standar, menggunakan material berkualitas, menjaga kebersihan dan keamanan perangkat, serta melakukan pemeriksaan rutin, risiko korsleting bisa diminimalkan secara signifikan.
Keselamatan listrik menjadi investasi jangka panjang yang sangat berharga bagi keamanan rumah dan keluarga.
Cek Berita dan Artikel yang lain di
(TribunShopping.com/Nina Yuniar)




Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!