TRIBUNSHOPPING.COM - Vitamin D merupakan salah satu nutrisi penting yang berperan besar dalam mendukung pertumbuhan dan perkembangan anak.
Vitamin D tidak hanya berguna untuk menjaga kesehatan tulang dan gigi, tetapi juga berperan dalam memperkuat sistem imun serta membantu penyerapan kalsium secara optimal dalam tubuh.
Bayi dan anak-anak sangat membutuhkan asupan vitamin D yang cukup, terutama di masa-masa pertumbuhan yang pesat.
Baca juga: 25 Daftar Suplemen Vitamin D Terbaik yang Bisa Dibeli tanpa Resep Dokter, Sudah BPOM dan Halal
Kekurangan vitamin D dapat meningkatkan risiko terjadinya masalah kesehatan seperti rakitis (kelainan pertumbuhan tulang), gangguan kekebalan tubuh, hingga masalah pertumbuhan secara umum.
Karena itu, penting bagi orang tua untuk memahami kapan waktu yang tepat untuk mulai memberikan suplemen vitamin D kepada anak, terutama jika asupan dari makanan dan paparan sinar matahari tidak mencukupi.
Secara umum, pemberian vitamin D bisa dimulai sejak bayi baru lahir, terutama bagi bayi yang mendapatkan ASI eksklusif.
Hal ini dikarenakan kandungan vitamin D dalam ASI biasanya tidak cukup untuk memenuhi kebutuhan harian bayi.
Oleh karena itu, suplementasi vitamin D menjadi langkah yang dianjurkan oleh banyak tenaga medis, tentu dengan dosis yang sesuai usia dan kebutuhan.
Dalam artikel ini, kita akan membahas secara lengkap mengenai pentingnya vitamin D bagi anak, mulai dari usia ideal untuk mulai mengonsumsi, manfaatnya untuk kesehatan jangka panjang, hingga tips memenuhi kebutuhan vitamin D sehari-hari.
Usia Ideal Anak Mulai Mengonsumsi Vitamin D dan Manfaat Jangka Panjangnya

Pemberian vitamin D dapat dimulai sejak bayi baru lahir, khususnya bayi yang mendapatkan ASI eksklusif.
Menurut rekomendasi dari American Academy of Pediatrics (AAP), bayi yang disusui secara eksklusif atau sebagian besar ASI, sebaiknya mulai diberi suplemen vitamin D sebanyak 400 IU per hari sejak usia 0 bulan.
Ini penting karena kadar vitamin D dalam ASI biasanya rendah dan tidak cukup untuk memenuhi kebutuhan bayi.
Bayi yang mengonsumsi susu formula dalam jumlah cukup (biasanya lebih dari 900 ml per hari) mungkin tidak memerlukan suplemen tambahan karena susu formula umumnya sudah diperkaya vitamin D.

Namun, setelah anak memasuki usia 1 tahun dan mulai mengonsumsi makanan padat, penting untuk tetap memperhatikan asupan vitamin D dari makanan atau suplemen tambahan, terutama jika paparan sinar matahari tidak memadai.
Selain itu, perlu diketahui bahwa vitamin D memiliki peran besar dalam mencegah kelainan pertumbuhan tulang seperti rakitis pada anak dan osteoporosis di kemudian hari.
Vitamin D juga penting untuk menjaga fungsi otot dan saraf, serta memperkuat daya tahan tubuh, sehingga anak tidak mudah sakit.
Beberapa penelitian juga menunjukkan bahwa kadar vitamin D yang cukup sejak dini dapat membantu menurunkan risiko penyakit kronis di usia dewasa seperti diabetes tipe 1, penyakit jantung, dan gangguan autoimun.
Menurut dr. Natharina Yolanda mengutip dari laman resmi IDAI, hasil penelitian yang diungkapkan bahwa anak Indonesia hanya mengonsumsi sedikit makanan yang kaya vitamin D. Telur yang kerap dikonsumsi ternyata hanya mengandung sedikit vitamin D.
"Makanan-makanan yang tinggi vitamin D seperti ikan tuna, sarden, mackerel, dan keju jarang dikonsumsi oleh anak Indonesia," tulis dr. Natharina dikutip dari idai.or.id.
"Di sisi lain, adanya anjuran pantang susu sapi pada alergi susu sapi, rendahnya ketersediaan makanan yang difortifikasi vitamin D, dan kurangnya asupan makanan yang mengandung lemak turut berperan dalam rendahnya kadar vitamin D di darah," jelasnya.
Selain itu, menurutnya ASI ternyata mengandung vitamin D dalam kadar yang rendah, sehingga pemberian ASI saja belum dapat mencukupi kebutuhan vitamin D harian pada anak.
Baca juga: Review Coolvita DHA Gummy, Suplemen yang Meningkatkan Konsentrasi Agar Jadi Anak yang Cerdas
Sehingga asalah defisiensi vitamin D merupakan masalah yang penting dalam pertumbuhan dan perkembangan anak, namun kesadaran masyarakat masih tergolong rendah.
Oleh sebab itu, dengan pemberian vitamin D yang tepat sejak dini, orang tua dapat memberikan fondasi yang kuat untuk kesehatan anak, tidak hanya untuk masa pertumbuhan tetapi juga untuk masa depannya.
Tips Pemberian Vitamin D untuk Bayi dan Anak Agar Efektif

Agar manfaat vitamin D bisa dirasakan secara optimal, penting bagi orang tua untuk memperhatikan cara pemberian yang tepat, terutama pada bayi dan anak-anak.
Berikut beberapa tips agar konsumsi vitamin D menjadi lebih efektif:
1. Konsultasi dengan Dokter Anak
Sebelum memberikan suplemen, selalu konsultasikan terlebih dahulu dengan dokter untuk menentukan dosis yang sesuai berdasarkan usia, berat badan, dan kondisi kesehatan anak.
Setiap anak memiliki kebutuhan berbeda, sehingga penting untuk mendapatkan panduan yang tepat.
2. Gunakan Pipet atau Dropper
Untuk bayi, vitamin D cair biasanya diberikan menggunakan pipet tetes langsung ke mulut, atau bisa juga dicampurkan ke dalam ASI perah atau susu formula.
Pastikan dosis yang diberikan sesuai dengan anjuran.
3. Berikan di Waktu yang Sama Setiap Hari

Agar tidak lupa, biasakan memberikan vitamin D di waktu yang sama setiap hari, misalnya setiap pagi. Ini membantu membentuk rutinitas yang konsisten.
4. Hindari Pemberian Bersamaan dengan Makanan yang Mengandung Zat Besi Tinggi
Beberapa studi menyebutkan bahwa zat besi dalam jumlah tinggi bisa mengganggu penyerapan vitamin D.
Jadi, sebaiknya beri jeda waktu saat anak mengonsumsi suplemen zat besi dan vitamin D.
5. Cek Tanggal Kedaluwarsa dan Simpan dengan Benar
Simpan suplemen vitamin D di tempat yang sejuk dan kering, jauh dari sinar matahari langsung.
Selalu periksa tanggal kedaluwarsa sebelum digunakan.
Baca juga: 4 Rekomendasi Sunscreen Anak di Bawah Rp50 Ribuan, Perlindungan dari Sinar UV Terbaik untuk Si Kecil
Dengan cara pemberian yang tepat, vitamin D dapat bekerja lebih efektif dalam mendukung tumbuh kembang anak dan memperkuat daya tahan tubuhnya sejak dini.
Cek Artikel dan Berita lainnya di
(Cynthiap/Tribunshopping.com)
Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!