TRIBUNSHOPPING.COM - Kamu mungkin menyadari kalau saat ini, banyak wanita yang menjadi perokok aktif.
Tapi tahukah kamu, ternyata merokok sangat bahaya untuk wanita, loh!
Kamu juga seorang wanita perokok aktif?
Rangkaian skincare terbaik dari SKINTIFIC diskon menarik di sini.
Jika ya, sebaiknya mulai mencoba untuk berhenti mulai sekarang, ya.
Bukan tanpa alasan, ada beberapa bahaya yang bisa mengintaimu kalau terlalu sering merokok.
Penasaran apa saja?
Dikutip dari berbagai sumber, berikut ini Tribunshopping telah merangkum informasinya untukmu:
1. Menstruasi Jadi Tidak Teratur
Bahaya merokok bagi wanita yang pertama adalah bisa menyebabkan menstruasi jadi tidak teratur.
Jadi jika kamu merasa siklus menstruasimu terganggu, mungkin itu disebabkan oleh kebiasaan merokokmu.
Penelitian menunjukkan bahwa perempuan yang merokok lebih berisiko untuk mengalami infertilisasi atau tidak mampu hamil dibanding perempuan yang tidak merokok.
Tak hanya itu saja, dampak yang juga dapat kamu rasakan akibat merokok adalah nyeri yang tak tertahankan saat menstruasi terjadi.
Siklus menstruasi tidak teratur juga bisa terjadi pada seorang perempuan yang merokok.
Jadi, hentikan kebiasaan merokok jika kamu tidak ingin mengalami nyeri menstruasi ataupun sulit hamil.
Nona Organic Cotton Pads
2. Meningkatkan Risiko Infertilitas
Bahaya merokok untuk wanita yang berikutnya adalah risiko infertilitas alias tidak subur.
Yup, sebuah penelitian menunjukkan bahwa merokok dapat memengaruhi produksi hormon sehingga mempersulit wanita perokok untuk hamil.
Terlebih lagi bahan kimia pada rokok, seperti 1,3-Butadiene dan benzena, telah terbukti merusak sistem reproduksi dan dapat mengurangi kesuburan.
Jadi, pastikan untuk mulai mengurangi dan berhenti merokok mulai dari sekarang.
3. Menopause Dini
Bahaya merokok bagi wanita yang berikutnya ternyata adalah bisa menyebabkan menopause dini, loh!
Kandungan nikotin pada rokok dapat mengganggu suplai darah ke ovarium.
Hal tersebutlah yang menyebabkan ovarium kehilangan fungsinya lebih cepat dari seharusnya.
Salah satu efek yang terjadi akibat penurunan fungsi ovarium adalah penurunan produksi hormon estrogen.
Itulah mengapa wanita perokok berisiko tinggi mengalami menopause dini.
Rintik Skincare Stretch Mark Oil
4. Meningkatkan Risiko Penyakit Kardiovaskular
Kamu juga bisa lebih rentan terkena penyakit kardiovaskular jika menjadi seorang perokok aktif.
Wanita yang merokok memiliki risiko lebih tinggi mengalami penyakit kardiovaskular, termasuk penyakit jantung koroner, stroke iskemik, dan perdarahan subaraknoid.
Penggunaan kontrasepsi oral pada wanita yang merokok pun berkaitan dengan peningkatan risiko penyakit jantung koroner.
5. Meningkatkan Risiko Gangguan Kesehatan pada Janin
Kamu pasti sudah tidak asing kalau merokok sangat bahaya bagi ibu hamil.
Nah, kalau kamu adalah perokok aktif dan sedang hamil, risikonya sangat besar.
Merokok saat wanita hamil juga dapat mengakibatkan gangguan kesehatan atau kelainan pada janin yang dikandung.
Gangguan kehamilan yang bisa mengintai adalah berat badan lahir rendah, paru-paru gagal berkembang dengan baik, cacat lahir seperti bibir sumbing, dan Sindrom kematian bayi mendadak (SIDS).
6. Kanker Payudara Serviks
Risiko yang ini juga sangat ngeri ya, Girls.
Pada ahli kanker masih berdebat soal apakah rokok bisa menyebabkan kanker payudara ataukah tidak pada manusia.
Namun, telah terbukti bahwa zat-zat kimia yang terkandung di dalam rokok dapat memicu terbentuknya sel-sel kanker payudara pada hewan yang telah diujicobakan.
Kemudian zat racun dalam asap rokok bisa mencapai leher rahim.
Tentu saja hal ini bisa meningkatkan risiko infeksi HPV (human papilloma virus) jenis serotipe tertentu yang bisa memicu pembentukan sel kanker.
LACOCO Concentrated Bust Fit Serum
7. Menyebabkan Depresi
Bahaya merokok untuk wanita yang berikutnya adala risiko depresi.
Nikotin di dalam rokok memang dapat menawarkan efek yang menenangkan bagi penggunanya.
Eits, tapi menurut penelitian ketergantungan nikotin dapat menyebabkan depresi.
Kemungkinan nikotin dapat menyebabkan perubahan aktivitas neurotransmitter di otak sehingga terjadi peningkatan risiko depresi. (*)
(RIRIN/TRIBUNSHOPPING.COM)