Tips memakai kuteks kuku

4 Kandungan Bahan Kimia di Dalam Pembersih Kuteks atau Nail Polish Remover

0
Penulis: Ririn Sulistiyarningsih
Editor: Andra Kusuma
Ilustrasi membersihkan kuteks dengan nail polish remover

TRIBUNSHOPPING.COM - Ternyata, di dalam pembersih kuteks atau nail polish remover mengandung beberapa bahan kimia.

Apabila digunakan terlalu sering, kandungan tersebut bisa memberikan efek samping bagi kesehatan.

Tentunya efek tersebut tidak akan terjadi hanya dalam jangka waktu yang pendek.

Jadi, sebelum kamu memutuskan untuk membersihkan kuteks dengan cairan nail polish remover, pahami dulu kandungan yang ada di dalamnya.

Pastikan, nail polish remover pilihanmu tidak mengandung banyak bahan-bahan kimia seperti di bawah ini.

Baca juga: Sering Memakai Kuteks? Imbangi dengan Vitamin Kuku agar Tidak Mudah Patah dan Rapuh

1. Aseton

Aseton adalah pelarut yang paling umum digunakan dalam penghapus cat kuku saat ini.

Ini paling efektif dalam melarutkan resin yang digunakan dalam poles, tetapi juga sangat kuat dan keras, dengan mudah mengeringkan kuku dan kulit di sekitarnya.

Meskipun belum terbukti berbahaya bagi kesehatanmu dalam jumlah terbatas, ada beberapa spekulasi bahwa senyawa organik menimbulkan ancaman kanker ketika kamu terpapar dalam jumlah tinggi.

Sifat pengeringannya yang parah adalah yang mengilhami munculnya penghapus cat kuku non-aseton, tetapi itu sebenarnya menimbulkan ancaman yang lebih besar bagi kesehatan kamu.

2. Toluena

Toluena Juga dikenal sebagai metilbenzena atau fenilmetana,.

Toluena berasal dari sumber minyak bumi atau batubara.

Menggunakannya berulang kali sebelumnya telah dikaitkan dengan sakit kepala, mual dan bahkan cacat lahir bagi wanita hamil.

Baca juga: 4 Risiko Terlalu Sering Mengaplikasikan Kuteks atau Cat Kuku Berbahan Kimia

Namun, selama penghapus cat kuku mengandung tidak lebih dari 50 persen toluena, FDA menganggapnya aman untuk digunakan.

3. Etil Asetat

Pelarut ini berasal dari etanol dan merupakan salah satu bahan yang paling umum ditemukan dalam penghapus cat kuku berbasis non-aseton.

Namun, itu adalah iritasi potensial yang telah dikaitkan dengan masalah neurologis dan kanker dengan paparan yang terlalu lama.

4. Metanol

Terakhir adalah metanol, yang juga digunakan dalam penghapus cat kuku non-aseton.

Anehnya, Metanol ternyata lebih beracun pada tingkat yang lebih rendah daripada aseton.

Metanol dapat mengiritasi kulit, mata, dan paru-paru kamu, dan dapat menyebabkan pusing dan sakit kepala.(*)

(RIRIN/TRIBUNSHOPPING.COM)

Komentar
Tulis komentar Anda...(max 1500 karakter)

Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE.


Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!

Artikel Terkini

Skincare

7 Rekomendasi Sabun Wajah untuk Kulit Berminyak yang Bagus dan Tidak Bikin Dehidrasi

Skincare

5 Rekomendasi Micellar Water di Bawah 50 Ribu untuk Kulit Berjerawat

Tips Home Care

Tips Ampuh Menghilangkan Bau Tak Sedap pada Tumbler, Mudah Diikuti

Produk Rumah Tangga

Daftar Harga Termos Air di Bawah Rp 100 Ribu, Murah tapi Fungsional

Produk Elektronik

5 Rekomendasi Toko Elektronik Terlengkap dan Termurah di Kota Bogor