Tips Kesehatan

Kenali Perbedaan Cardiac Arrest yang Dialami Christian Eriksen dengan Serangan Jantung

0
Penulis: Maria Arimbi Haryas Prabawanti
Editor: Andra Kusuma
Paramedis sedang melakukan penanganan pertama pada pemain Timnas Denmark Christian Eriksen

TRIBUNSHOPPING.COM - Sejak Jumat (11/6/2021) lalu, pertandingan  Euro masih menjadi sorotan yang ramai diperbincangkan.

Pertandingan sepak bola yang sempat ditunda lantaran adanya Covid-19 itu tahun ini diikuti 11 negara dan ditayangkan secara live streaming.

Adapun 11 negara yang mengikuti pertandingan tersebut yakni Italia, Azerbaijan, Denmark, Rusia, Belanda, Rumania, Inggris, Skotlandia, Spanyol, Hungaria, dan Jerman.

Dalam pertandingan Euro pada akhir laga Denmark vs Finlandia di Parken Stadium, Sabtu (12/6/2021), salah seorang pemain bernama Christian Eriksen dikabarkan jatuh tak sadarkan diri.

Sebagai informasi, Christian Eriksen adalah pesepak bola asal Denmark yang bermain untuk klub Italia Inter Milan sebagai gelandang.

Dilansir dari reuters.com, Dokter Tim Nasional (timnas) Denmark Morten Boesen menyatakan, Christian Eriksen mengalami cardiac arrest atau henti jantung.

Banyak yang mengira kondisi ini sama dengan infark miokardium atau serangan jantung.

Padahal, meski gejalanya serupa, kondisi cardiac arrest memiliki perbedaan dengan infark miokardium.

Dirangkum TribunShopping dari berbagai sumber, berikut ini perbedaan cardiac arrest dan heart attack  yang perlu kamu ketahui.

Ilustrasi pria yang memegang dada karena diduga terkena serangan atau henti jantung. (Pixabay/@Pexels)

1. Cardiac Arrest 

Cardiac Arrest atau yang populer dengan istilah henti jantung adalah kondisi ketika jantung berhenti berdetak secara tiba-tiba karena adanya gangguan gaya listrik pada otot jantung. 

Kondisi ini membuat jantung tidak dapat berdetak dengan normal dan memicu gangguan denyut jantung atau dalam istilah medis disebut aritmia.

Adanya aritmia pun berdampak pada distribusi darah ke seluruh tubuh yang terganggu.

Bahkan, jika tidak segera ditangani, henti jantung bisa berakibat kematian dalam hitungan menit karena organ dalam vital, terutama otak, tidak menerima darah yang cukup.

Henti jantung biasanya disebabkan oleh beberapa faktor seperti stroke, kecelakaan, konsumsi obat yang terlalu banyak (overdose), dan juga dari beberapa penyakit jantung lainnya.

Meski terjadi secara tiba-tiba, henti jantung biasanya memiliki gejala yang bisa segera dikenali.

Beberapa gejala henti jantung yakni kesulit bernapas, bahkan sampai tak bisa bernapas sama sekali, tubuh lemas dan sesak secara tiba-tiba, pupil mata tertarik ke dalam tengkorak kepala.

Selain itu, orang yang terkena henti jantung bisa pingsan atau tidak sadarkan diri, kulit berubah warna jadi pucat kebiruan dan denyut dan detak jantung berhenti.

Jika henti jantung terjadi, pertolongan pertama yang bisa kamu lakukan yakni segera panggil bantuan dan periksa denyut nadinya di leher.

Bila denyut nadi tidak terasa, segera lakukan pertolongan pertama berupa resusitasi jantung paru (RJP), yang dikenal juga dengan cardiopulmonary resuscitation (CPR). 

Tindakan ini penting dilakukan untuk mendukung fungsi pompa jantung dan memberikan napas bantuan.

Baca juga: Makan Mi Dicampur Nasi Berbahaya, Penyakit Jantung dan Diabetes Mengintai

Baca juga: Merokok Berbahaya, Apakah Perokok Bisa Tetap Sehat? Begini Penjelasannya

2. Heart Attack 

Serangan jantung atau yang sering disebut heart attack adalah kondisi ketika jantung tidak menerima pasokan oksigen yang cukup dari aliran darah yang menuju jantung.

Keadaan ini bisa terjadi karena adanya aterosklerosis atau penyumbatan pembuluh darah arteri, yang menyebabkan jantung kekurangan asupan darah yang kaya oksigen.

Berbeda dengan henti jantung, serangan jantung dapat terjadi dalam durasi yang lebih panjang, dengan gejala-gejala yang kurang spesifik.

Baca juga: 6 Tips Bersihkan Debu di Rumah untuk Menjaga Keluarga Tetap Sehat

Baca juga: 4 Rekomendasi Tempat Olahraga yang Aman dari Resiko Penularan Covid-19

Beberapa gejala serangan jantung yakni sesak napas, sakit perut yang dapat disertai dengan mual dan muntah, merasa sangat lemas, keringat dingin, detak jantung tidak beraturan.

Orang yang mengalami serangan jantung biasanya juga merasa pusing atau kepala terasa ringan, kontraksi otot di sekitar dada, leher, dan lengan.

Tak hanya itu, korban juga merasa nyeri pada perut atas (diafragma), dada, tangan, rahang atau di sekitar tulang belikat pada punggung bagian atas.

(Arimbi Haryas Prabawanti/TribunShopping)

Komentar
Tulis komentar Anda...(max 1500 karakter)

Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE.


Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!

Artikel Terkini

Produk Bayi dan Anak

Review Lengkap Purela Baby Physical Sunscreen SPF 50: Manfaat, Kelebihan, hingga Kekurangan

Skincare

5 Rekomendasi Micellar Water untuk Kulit Berjerawat Mulai 20 Ribuan

Aksesoris Fashion

4 Rekomendasi Tote Bag Brand Verite: Elegan, Minimalis, dan Fungsional

Produk Handphone

Daftar HP Gaming Harga Rp 3 Jutaan di Bulan November 2025: POCO, TECNO, Infinix, dan iQOO

Produk Elektronik

5 Rekomendasi Toko Elektronik Terlengkap dan Termurah di Kota Jambi