TRIBUNSHOPPING.COM - Setelah melahirkan, tubuh wanita mengalami berbagai perubahan hormon dan fisik yang signifikan, salah satunya adalah perubahan pada area organ intim.
Salah satu kondisi umum yang sering dikeluhkan oleh ibu setelah persalinan adalah keputihan.
Meski keputihan merupakan hal yang normal dalam siklus reproduksi wanita, namun pada masa nifas atau setelah melahirkan, keputihan bisa muncul dengan karakteristik berbeda dan sering kali menimbulkan kekhawatiran.
Keputihan setelah melahirkan biasanya terjadi karena adanya proses pemulihan tubuh dan penyesuaian hormon yang drastis.
Baca juga: 8 Obat Tradisional Alami Ini Bisa Mengatasi Keputihan yang Tidak Normal
Menurut dr. Boy Abidin, Sp.OG, dalam wawancaranya yang dikutip dari Kompas.com, keputihan setelah melahirkan bisa terjadi karena perubahan hormon tubuh ibu yang drastis pasca persalinan.
“Setelah melahirkan, kadar hormon estrogen menurun cukup signifikan, terutama jika ibu menyusui. Kondisi ini menyebabkan vagina menjadi lebih kering dan memicu terjadinya keputihan sebagai respons alami tubuh,” jelas dr. Boy dikutip dari Kompas.com.
Lebih lanjut, ia juga menyampaikan bahwa keputihan pasca persalinan dapat bersifat normal selama tidak disertai gejala infeksi seperti bau menyengat, warna kehijauan, disertai gatal atau rasa terbakar.
“Jika keputihan tidak berwarna putih bening atau sedikit kental, atau justru menimbulkan gejala seperti nyeri dan gatal, maka perlu dicurigai adanya infeksi jamur atau bakteri,” ujarnya.
Dalam artikel ini, kita akan membahas lebih lanjut mengenai penyebab keputihan setelah melahirkan, tanda-tanda keputihan yang tidak normal, serta tips mengatasi dan mencegah keputihan agar tetap sehat dan nyaman selama masa pemulihan pasca persalinan.
Tips Mengatasi Keputihan Setelah Melahirkan

Berikut adalah beberapa tips aman untuk mengatasi keputihan setelah melahirkan yang bisa dilakukan di rumah:
1. Jaga Kebersihan Area Kewanitaan
Setelah melahirkan, kebersihan area intim menjadi sangat penting.
Bersihkan vagina dengan air bersih hangat setiap selesai buang air atau mengganti pembalut.
Hindari penggunaan sabun berpewangi atau produk pembersih kewanitaan yang keras karena dapat mengganggu pH alami vagina.
2. Gunakan Pembalut Bersih dan Ganti Secara Teratur
Keputihan yang berlebih dapat diserap dengan pembalut, namun penting untuk menggantinya setiap 3 sampai 4 jam sekali agar tidak menjadi sarang bakteri.
Pilih pembalut khusus nifas yang lembut dan tidak mengandung pewangi.
3. Kenakan Pakaian Dalam yang Nyaman
Gunakan celana dalam berbahan katun yang menyerap keringat dan hindari pakaian ketat.
Hal ini akan menjaga sirkulasi udara tetap baik dan mencegah area genital menjadi lembap berlebihan.
Baca juga: Penyebab Vagina Gatal dan Keputihan, Salah Satunya Jarang Mengganti Pembalut atau Pantyliner
4. Konsumsi Makanan Bergizi
Perbanyak konsumsi makanan kaya serat, vitamin C, dan air putih untuk meningkatkan daya tahan tubuh dan menjaga keseimbangan flora baik dalam tubuh.
5. Hindari Stres Berlebih

Stres dapat memengaruhi hormon tubuh dan memperparah kondisi keputihan.
Usahakan cukup istirahat dan mintalah bantuan orang terdekat dalam mengurus bayi jika diperlukan.
6. Konsultasikan ke Dokter Jika Tidak Normal
Jika keputihan berwarna kekuningan, kehijauan, berbau menyengat, atau disertai gatal dan nyeri, segera konsultasikan ke dokter.
Bisa jadi itu adalah tanda infeksi dan membutuhkan penanganan medis.
Merawat diri dengan tepat setelah melahirkan sangat penting demi pemulihan yang optimal.
Cara Mencegah Keputihan yang Terjadi Setelah Melahirkan

Keputihan setelah melahirkan adalah hal yang cukup umum terjadi karena perubahan hormon, proses pemulihan rahim, serta aktivitas menyusui yang memengaruhi sistem reproduksi.
Namun, jika dibiarkan tanpa perawatan yang tepat, keputihan bisa berkembang menjadi infeksi yang menyebabkan ketidaknyamanan.
Oleh karena itu, mencegah keputihan pasca melahirkan sangat penting dilakukan sejak awal.
Baca juga: Saat Keputihan, Ibu Hamil Jangan Memakai Pantyliner, Ini Bahayanya
Langkah pertama yang perlu diperhatikan adalah menjaga kebersihan area kewanitaan.
Ibu disarankan untuk membasuh area genital dengan air bersih dari arah depan ke belakang (vagina ke anus) agar bakteri tidak berpindah ke area sensitif.
Hindari penggunaan sabun kewanitaan berpewangi atau antiseptik yang terlalu keras karena bisa merusak keseimbangan pH alami vagina.
Gunakan celana dalam berbahan katun yang menyerap keringat dan longgar agar area intim tetap kering dan terhindar dari lembap berlebih, yang dapat memicu pertumbuhan bakteri dan jamur.
Gantilah celana dalam secara rutin, terutama jika terasa basah atau lembap.
Pola makan juga berpengaruh besar.

Perbanyak konsumsi makanan tinggi serat, vitamin C, dan probiotik (seperti yogurt tanpa gula) untuk menjaga sistem imun dan keseimbangan bakteri baik dalam tubuh.
Selain itu, cukup istirahat dan hindari stres karena kondisi psikis juga memengaruhi kestabilan hormon.
Yang tak kalah penting, jika muncul tanda-tanda keputihan yang tidak wajar (berwarna kehijauan, berbau busuk, atau disertai gatal dan nyeri), segera periksakan ke dokter.
Dengan menjaga kebersihan, pola makan sehat, dan perhatian terhadap tanda bahaya, keputihan setelah melahirkan dapat dicegah dengan efektif dan aman.
Cek Artikel dan Berita lainnya di Google News
(Cynthiap/Tribunshopping.com)
Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!