TRIBUNSHOPPING.COM - Keputihan selama kehamilan akan membuat Miss V terasa lembab.
Tak jarang, penggunaan pantyliner pun menjadi solusi bagi ibu hamil agar nyaman beraktivitas seharian.
Pada bumil, keputihan umumnya meningkat akibat pengaruh hormonal yang disebabkan oleh peningkatan kadar estrogen dan aliran darah ke vagina.
Cairan tambahan yang keluar dari leher rahim ini merupakan sisa buangan dari rahim dan vagina, bakteri normal dari vagina, dan sel-sel mati dari dinding vagina.
Baca juga: Bentuknya Menyerupai Pembalut, Kapan Waktu yang Tepat Menggunakan Pantyliner?
Umumnya, keputihan yang dialami saat awal kehamilan tampak tipis dan berbau ringan dengan warna bening atau putih susu.
Namun semakin bertambah usia kandungan Anda, maka akan terjadi perubahan di mana cairan keputihan biasanya menjadi lebih kental.
Keputihan ibu hamil ini dapat diatasi dengan menggunakan pantyliner.
Baca juga: Tidak Nyaman Pakai Pembalut di Akhir Periode Menstruasi? Coba Pakai Pantyliner
Tapi penggunaan pantyliner juga membantu ibu hamil dalam menjaga agar cairan keputihan tak menodai pakaian dalam bisa berbahaya lo
Risiko memakai pantyliner saat hamil
Memang, kondisi keputihan saat hamil termasuk normal, namun mungkin Anda akan merasa kurang nyaman saat mengalaminya.
Karena itu, tak jarang bumil menggunakan pantyliner untuk menjaga kebersihan pakaian dalam dan supaya merasa nyaman.
Namun, hal ini ternyata bisa meningkatkan risiko berbahaya, sehingga Moms perlu memperhatikan penggunaannya agar tepat dan aman.
Penggunaan pantyliner yang terlalu sering dan lama dapat menyebabkan vagina menjadi lembap.
Hal ini dapat mengubah tingkat asam menjadi basa yang disukai kuman sehingga dapat menimbulkan infeksi.
Jika berkelanjutan, maka tingkat risiko terjadinya infeksi jamur, bahkan Infeksi Saluran Kemih (ISK) juga lebih tinggi.
Apabila bumil tetap mengabaikan hal ini atau tidak ditangani segera, maka kebiasaan menggunakan pantyliner juga bisa berisiko pada bayi lahir prematur.
Kondisi ini dikhawatirkan akan menghambat tumbuh kembang Si Kecil setelah ia lahir, seperti sulit minum ASI atau susah bernapas, hingga terjadinya kematian. (*)
Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!