lihat foto
TRIBUNSHOPPING.COM - Saat kita berpikir bahwa masa pubertas menyebabkan jerawat remaja yang tidak sedap dipandang, kita diperkenalkan dengan gelombang jerawat baru di usia 20-an.
Apalagi jika seorang wanita sedang menstruasi, jerawat muncul di sepanjang garis rahang, pipi, dahi, dan di antara alis, sehingga semakin menambah luka.
Namun, melihat sisi baiknya, kamu memiliki pilihan untuk mengatasi jerawat hormonal.
Sebelum berbicara tentang mengatasi jerawat hormonal, kita perlu tahu cara mengidentifikasinya terlebih dahulu.
Baca juga: 7 Cara Hempas Jerawat di Dagu, Segera Atasi agar Tak Iritasi dan Muncul Lagi
Nah, berikut ini TribunShopping.com akan mengulas tentang jerawat hormonal dan cara mengatasinya.
Apa Itu Jerawat Hormonal?
Istilah jerawat hormonal biasanya digunakan untuk menggambarkan jerawat wanita yang muncul pada orang dewasa.
Jenis ini cenderung memiliki komponen hormonal yang kuat.
Jerawat ini dapat muncul pada usia 20-an, 30-an, dan 40-an, dan berdampak pada mereka yang pernah mengalami jerawat kistik sebelumnya dan mereka yang belum pernah mengalaminya.
Seperti Apa Jerawat Hormonal Itu?
Jerawat hormonal hampir selalu bersifat kistik dan meradang.
Jerawat ini muncul dengan papula merah, pustula, dan kista dalam yang menyakitkan di wajah bagian bawah, dan dapat menimbulkan jaringan parut jangka panjang, terutama jika kamu mencoba memencetnya.
Dalam bentuk yang paling ringan, jerawat hormonal muncul dengan satu atau dua jerawat menjelang menstruasi.
Namun bagi banyak orang, jerawat ini dapat bertahan sepanjang bulan.
Jerawat hormonal paling sering muncul di wajah bagian bawah dan tubuh, namun bisa juga muncul di antara alis.
Penyebab Jerawat Hormonal
Ada dua indikator utama.
Jerawat terjadi di sepanjang sepertiga bagian bawah wajah, dan menjadi lebih buruk sebelum menstruasi ketika terjadi penumpukan testosteron berlebih.
Ada beberapa penyebab jerawat hormonal lainnya.
Kehamilan dan fluktuasi hormon yang menyertainya, salah satunya.
Selain itu, penurunan hormon reproduksi (alias menopause) dapat menyebabkan jerawat hormonal karena tubuhmu menyesuaikan diri dengan kadar yang berfluktuasi.
Sindrom ovarium polikistik (PCOS) adalah penyebab lainnya.
Hal ini dapat terjadi pada wanita pada usia reproduksi dan menyebabkan fluktuasi hormon yang dapat meningkatkan panjang siklus menstruasi, menyebabkan obesitas, dan mengakibatkan timbulnya jerawat.
Cara Mengobati Jerawat Hormonal
Mencegah jerawat hormonal mungkin tampak sulit, karena hal ini disebabkan oleh hormon.
Namun, ada beberapa hal yang dapat kamu lakukan.
Hal ini memerlukan beberapa perubahan gaya hidup.
Jerawat ini berasal dari ketidakseimbangan hormon dalam tubuh, sehingga kamu perlu mengetahui akar penyebabnya untuk menentukan pengobatan jerawat hormonal yang tepat.
Baca juga: 7 Cara Mengobati Jerawat di Kulit Kepala, Berhati-hatilah saat Pilih Produk Perawatan Rambut
1. Bersihkan Pori-pori dengan Benzoil Peroksida
Sejauh ini, obat topikal terbaik untuk jerawat adalah benzoil peroksida.
Tidak ada, bahkan antibiotik, yang bisa mengalahkannya dalam hal membunuh bakteri dan membersihkan pori-pori untuk jangka panjang tanpa resistensi antibiotik.
Benzoil peroksida sangat ampuh karena bersifat antimikroba.
Hal ini artinya dapat menghilangkan bakteri penyebab jerawat dan mencegah jerawat datang kembali.
Gunakan benzoil peroksida dalam konsentrasi berkisar antara 2,5 hingga 10 persen untuk mendapatkan manfaat maksimal.
Produk ini bekerja paling baik bila dibiarkan di kulit dalam bentuk losion ringan.
Namun beberapa pembersih dan masker yang mengandung benzoil peroksida dapat tetap menempel di kulit dalam konsentrasi yang efektif setelah dibilas.
Benzolac 2.5 persen - Salep Obat Jerawat
2. Pertimbangkan Pola Makanmu
Cara mengobati jerawat hormonal banyak kaitannya dengan pola makanmu, yaitu konsumsi produk susu.
Penelitian menunjukkan bahwa produk susu dapat memperburuk jerawat.
Produk susu telah terbukti merangsang produksi testosteron pada orang yang mengonsumsinya, dan lonjakan testosteron dapat memperburuk jerawat.
Produk susu juga secara alami mengandung hormonnya sendiri, seperti estrogen, yang dapat berdampak pada keseimbangan hormonal seseorang.
Percaya atau tidak, penyebab terburuknya adalah susu skim dan produk susu bebas lemak.
Menghilangkan lemak dari produk susu akan memusatkan makanannya dan menyebabkannya diserap oleh tubuh lebih cepat.
Hal ini berarti lonjakan hormon terjadi lebih cepat.
Makanan tinggi gula adalah penyebab lain yang harus disalahkan.
Hindari tepung olahan, makanan manis, dan karbohidrat olahan.
Karbohidrat olahan ini menyebabkan lonjakan insulin, yang menyebabkan aliran hormonal yang dapat meningkatkan peradangan dan produksi minyak.
3. Eksfoliasi dengan Asam Salisilat
Konsentrasi asam salisilat terbaik adalah hingga dua persen jika kamu memilih produk yang dijual bebas.
Carilah produk yang membuka pori-pori dan mengurangi peradangan.
Selain asam salisilat yang membersihkan pori-pori dan mengelupas kulit, gunakan bahan lain yang memiliki sifat antibakteri dan anti-inflamasi tanpa terasa kasar atau mengeringkan.
Asam salisilat akan meminimalkan peradangan pada jerawat yang sudah ada dan juga mencegah munculnya jerawat baru.
SKINTIFIC 2% Salicylic Acid Anti Acne Serum 20ml -Jerawat (BPOM) - serum
Baca juga: 10 Makanan yang Harus Dihindari saat Wajahmu Sedang Berjerawat, Gula Wajib Dibatasi
4. Batasi Stres untuk Mengurangi Peradangan
Pernah mendengar tentang jerawat stres?
Menjadi gelisah tidak hanya buruk bagi pola pikir tetapi juga memperburuk kondisi kulitmu.
Stres memicu pelepasan berbagai hormon yang dapat memicu respons peradangan dalam tubuh.
Peradangan adalah bagian utama dari jerawat.
Itulah yang menyebabkan jerawat kistik yang besar dan berwarna merah tua.
Apa pun yang dapat kamu lakukan untuk mengurangi peradangan akan bermanfaat untuk jerawatmu.
Tetap terhidrasi dan mengurangi stres adalah hal yang sering diabaikan dalam perawatan kulit.
Olahraga membantu menutrisi sel-sel kulit dan menjaganya tetap sehat, karena meningkatkan aliran darah.
Dalam hal penyesuaian gaya hidup, jadikan tidur sebagai prioritas.
Tidur melawan stres dan membantu fungsi tubuh dan sistem hormonal.
5. Cobalah Kontrasepsi Oral untuk Menyeimbangkan Hormon
Kontrasepsi oral dapat membantu menyeimbangkan hormonmu termasuk hormon yang menyebabkan jerawat.
Pilihan resep terbaik untuk jerawat hormonal adalah pil KB dan Spironolakton.
Pil KB membantu mengatur hormon dan menurunkan kadar testosteron, yang berarti lebih sedikit jerawat yang disebabkan oleh hormon.
Pilihan lainnya adalah Spironolakton yang disebutkan di atas.
Meskipun tidak dirancang khusus untuk mengobati jerawat, produk ini sering digunakan untuk tujuan tersebut karena mencegah testosteron menstimulasi kelenjar minyak.
Lebih sedikit minyak berarti berkurangnya kilau, berkurangnya pori-pori yang tersumbat, dan lebih sedikit makanan untuk memberi makan bakteri penyebab jerawat.
Jika kamu sudah menggunakan alat kontrasepsi atau berpikir untuk melakukannya, pastikan untuk bertanya kepada dokter kandungan tentang kontrasepsi oral yang juga akan membantu mengatasi jerawat.
6. Pertahankan Rutinitas Perawatan Kulit Pencegahan
Bahkan ketika kulitmu baik-baik saja, kamu harus melanjutkan rutinitas perawatan kulit preventif.
Artinya, selain menggunakan tabir surya atau pelindung sinar matahari setiap hari, terus gunakan retinoid topikal.
Dan jika kulitmu tidak teriritasi dan dapat mentolerir eksfoliator, cobalah asam alfa-hidroksi (AHA) atau asam salisilat (BHA) dua hingga tiga kali seminggu.
Gunakan pula pembersih jerawat yang dijual bebas dan pelembab nonkomedogenik secara teratur.
NPURE Face Toner Centella Asiatica (Cica Series)
Baca juga: Jerawat Sering Muncul di Pipi? Simak Penyebab hingga Cara Mengatasinya
7. Temui Dokter Kulit
Jika pengobatan topikal tidak berhasil, menemui dokter kulit akan membantumu melakukan pengobatan dengan cara terbaik.
Aturan praktis yang baik adalah pergi ke dokter kulit jika pengobatan yang kamu lakukan tidak memperbaiki kulit setelah dua minggu.
Hal ini karena kemungkinan besar kamu memerlukan pengobatan dengan resep.
Ada perawatan lain di klinik kecantikan yang mungkin bisa membantu, termasuk terapi cahaya LED dan pengelupasan kimia.
Pastikan untuk berkonsultasi dengan dokter kulit untuk menentukan pilihan pengobatan terbaik untuk jerawatmu.
8. Konsumsi Suplemen Zinc
Zinc bersifat anti inflamasi dan dapat memberikan manfaat alami untuk jerawat.
Sebagian besar penelitian telah dilakukan dengan suplemen zinc oral.
Namun zinc topikal kemungkinan juga membantu.
Nah, itu tadi delapan cara untuk mengatasi jerawat hormonal yang biasanya muncul menjelang menstruasi.
Adakah cara yang sudah kamu coba?
Semoga artikel ini bermanfaat!
(TribunShopping.com/Maria N)
Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!