TRIBUNSHOPPING.COM - Apakah kulit kamu sering gatal-gatal, kemerahan, atau bahkan terasa panas setelah mencuci pakaian atau saat mengenakan pakaian yang baru dicuci?
Hati-hati, bisa jadi itu adalah tanda-tanda alergi detergen.
Kondisi ini sering kali dianggap sepele, padahal bisa sangat mengganggu aktivitas sehari-hari.
Baca juga: 6 Tips Mencuci Baju Baru Beli, Mengurangi Risiko Alergi dan Tuntaskan Sisa Bahan Kimia
Tiga Penyebab Utama Alergi Detergen
Reaksi alergi yang muncul pada kulit sebenarnya merupakan respons sistem kekebalan tubuh terhadap zat tertentu yang dianggap berbahaya.
Dalam kasus alergi detergen, ada tiga bahan kimia utama yang sering menjadi pemicu:
1. Wewangian
Wewangian yang ditambahkan pada detergen memang membuat pakaian menjadi lebih harum.
Hanya saja, wewangian ini sering kali mengandung zat kimia seperti limonene dan linalool.
Bagi sebagian orang, bahan-bahan ini bisa sangat iritatif dan memicu reaksi alergi yang kuat.
2. Pengawet
Untuk memperpanjang masa simpan dan mencegah pertumbuhan bakteri pada detergen, produsen sering menambahkan zat pengawet, salah satunya paraben.
Sayangnya, zat ini dapat mengganggu keseimbangan hormon dan memicu reaksi alergi pada kulit yang sensitif.
3. Surfaktan
Surfaktan adalah zat yang berfungsi membersihkan noda pada pakaian.
Namun, formulanya yang terkadang terlalu keras dapat mengiritasi kulit, terutama bagi pemilik kulit sensitif, dan menyebabkan gatal atau ruam.
Ketiga bahan ini bisa bekerja sendiri-sendiri atau bersamaan untuk menyebabkan iritasi, sehingga penting untuk selalu memeriksa komposisi detergen yang kamu gunakan.
Baca juga: Ketahui Perbedaan Kulit Sensitif dan Alergi, Hampir Mirip Tapi Berbeda
Ciri-Ciri Umum Alergi Detergen
Alergi detergen dapat menunjukkan gejala yang bervariasi, dari ringan hingga parah.
Beberapa ciri-ciri yang paling sering muncul antara lain:
1. Kulit Memerah dan Iritasi
Ini adalah gejala yang paling umum. Setelah terpapar detergen, baik saat mencuci maupun saat mengenakan pakaian yang baru dicuci, kulit akan timbul ruam merah, terasa perih, dan gatal.
2. Pembengkakan dan Rasa Panas
Area kulit yang terkena bisa mengalami pembengkakan, terasa panas, atau seperti terbakar.
Kondisi ini menunjukkan adanya peradangan pada lapisan kulit.
3. Munculnya Benjolan dan Lepuh
Dalam kasus yang lebih serius, alergi detergen dapat menyebabkan munculnya benjolan-benjolan kecil yang terasa nyeri.
Bahkan, kulit bisa melepuh atau mengalami luka terbuka, yang membutuhkan penanganan medis lebih lanjut.
Jika kamu mengalami gejala-gejala ini secara berulang setelah kontak dengan detergen, kemungkinan besar kamu memiliki alergi detergen.
Baca juga: 6 Kelebihan Skincare Vegan, Bisa Mengurangi Risiko Alergi hingga Lebih Menutrisi
Cara Mengobati dan Meredakan Alergi Detergen
Ketika alergi detergen menyerang, ada beberapa langkah yang bisa kamu lakukan untuk meredakan gejala dan mempercepat proses penyembuhan:
1. Mengoleskan Krim Pereda Gatal
Segera gunakan krim yang mengandung hidrokortison 1 persen atau losion kalamin pada area kulit yang gatal atau iritasi. Produk-produk ini efektif mengurangi peradangan dan rasa gatal.
2. Mengonsumsi Obat Antihistamin
Untuk menghambat reaksi alergi dari dalam tubuh, kamu bisa mengkonsumsi obat anti alergi seperti Cetirizine 2HCl 10mg. Namun, pastikan untuk mengikuti anjuran dosis yang tepat atau berkonsultasi dengan dokter.
3. Mengompres Kulit dengan Air Dingin
Kompres dingin dapat membantu meredakan rasa gatal dan panas yang menyengat. Gunakan lap bersih yang sudah dibasahi air dingin untuk mengompres area kulit yang terkena.
4. Mandi Oatmeal
Merendam tubuh dalam air hangat yang dicampur dengan oatmeal koloid dapat menjadi solusi alami. Kandungan dalam oatmeal dapat menenangkan kulit yang meradang dan meredakan rasa gatal.
Pencegahan Alergi Detergen yang Efektif
Mencegah tentu lebih baik daripada mengobati. Meskipun kamu tidak bisa mengubah respons sistem kekebalan tubuh, kamu bisa meminimalisir risiko terjadinya reaksi alergi.
Berikut beberapa cara untuk mencegah alergi detergen:
1. Gunakan Produk Berlabel Hipoalergenik
Pilihlah detergen yang berlabel 'hypoallergenic' atau yang dibuat khusus untuk kulit sensitif.
Produk ini biasanya bebas dari pewangi dan pewarna yang menjadi pemicu utama alergi.
2. Kurangi Residu Detergen
Detergen cair cenderung meninggalkan residu yang lebih sedikit dibandingkan detergen bubuk.
Selain itu, kamu bisa membilas pakaian dua kali atau menggunakan opsi bilas tambahan pada mesin cuci untuk memastikan tidak ada sisa detergen yang menempel.
Menambahkan soda kue atau cuka saat membilas juga dapat membantu membersihkan residu detergen secara alami.
3. Jangan Gunakan Detergen Terlalu Banyak
Menggunakan detergen melebihi takaran yang disarankan tidak akan membuat pakaian lebih bersih, malah akan meninggalkan residu yang lebih banyak.
Gunakan detergen hanya sejumlah yang disarankan pada kemasan.
4. Waspada Terhadap Detergen Lain
Jika kamu mencuci di laundry umum atau meminta orang lain mencucikan pakaian, pastikan untuk menanyakan jenis detergen yang mereka gunakan.
Hindari produk yang mengandung alergen yang kamu ketahui.
Dengan mengenali dan menerapkan langkah-langkah di atas, kamu dapat mengurangi risiko alergi detergen dan menjaga kulit tetap sehat dan nyaman.
Jika gejala alergi terus berlanjut atau memburuk, jangan ragu untuk berkonsultasi dengan dokter spesialis kulit untuk mendapatkan diagnosis dan penanganan yang lebih tepat.
Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News
(Nabila Kusuma Hapsari/ TRIBUNSHOPPING.COM)