Artikel ini telah diterbitkan dengan judul "Retinol May Thin Your Skin, but That’s Why It Works", ditulis oleh Hannah Frye, dan diterjemahkan oleh Tribun Shopping.
TRIBUNSHOPPING.COM - Anggapan bahwa retinoid menipiskan kulit secara negatif adalah sebuah kekeliruan. Retinoid memang menipiskan lapisan sel kulit mati, tetapi pada kenyataannya, bahan aktif ini justru menebalkan kulit secara keseluruhan.
Jika kamu menelusuri forum daring seperti Reddit atau TikTok, khususnya yang membahas tentang perawatan kulit (dikenal juga sebagai “SkinTok”), kamu akan menemukan banyak informasi yang menyesatkan. Banyak klaim tidak berdasar yang membahas soal produk dan bahan-bahan perawatan kulit, dan retinoid kerap kali menjadi sasaran utama. Hal ini sangat disayangkan, mengingat retinoid merupakan salah satu bahan paling banyak diteliti dalam dunia perawatan kulit. Salah satu mitos yang beredar adalah bahwa penggunaan retinoid dapat menyebabkan kulit menjadi terlalu tipis, sehingga kontraproduktif bagi orang yang ingin mengurangi garis halus dan kerutan.
Faktanya, retinoid sering disalahartikan ketika informasinya beredar di media sosial.
Setelah berbincang dengan dua dokter kulit, saya menemukan bahwa retinoid memang dapat menipiskan lapisan kulit terluar untuk sementara, namun hal itu justru bertujuan positif. Efek jangka panjangnya adalah retinoid menebalkan kulit secara keseluruhan. Karena telah terjadi kekeliruan terkait bahan aktif ini, jadi mari kita perbaiki.
Retinoid Menipiskan Lapisan Terluar Kulit, dan Itu Merupakan Hal yang Baik
Kulit terdiri dari beberapa lapisan: dari luar ke dalam, yaitu epidermis, dermis, dan hipodermis atau lapisan lemak subkutan. Lapisan paling luar, yaitu epidermis, terdiri dari beberapa komponen berlapis. Paling luar dari lapisan ini disebut sebagai stratum korneum, dan ketika kita membicarakan tentang “penipisan kulit,” inilah lapisan yang dimaksud.
Saat sel mencapai lapisan ini, mereka sudah kehilangan inti selnya dan pada dasarnya sudah mati, kata dokter kulit Muneeb Shah. Jadi, memiliki stratum korneum yang "tebal" tidak selalu baik, karena penumpukan sel kulit mati dapat membuat kulit terlihat kusam. Kulit memang secara alami mengelupaskan sel-sel mati ini, tetapi penggunaan retinoid (atau eksfolian) mempercepat proses pengelupasan tersebut untuk menghadirkan kulit baru yang lebih cerah.
Ya, retinoid awalnya membuat lapisan kulit teratas jadi lebih tipis, tapi efek itu justru bagian dari manfaatnya. “Ini bisa bermanfaat karena dapat memperbaiki tekstur dan warna kulit, mengurangi pori-pori tersumbat dan jerawat, serta memungkinkan bahan-bahan lain menembus kulit dengan lebih efektif,” kata dokter kulit Chelsea Hoffman.
Penipisan ini bersifat sementara karena setelah sekitar empat minggu penggunaan retinoid secara konsisten, fibroblas di lapisan dermis mulai memproduksi lebih banyak kolagen dan elastin, yang pada akhirnya membuat dermis dan kulit secara keseluruhan menjadi lebih tebal, sebagaimana disampaikan dokter kulit Fatima Fahs.
Namun, lapisan kulit mati paling atas “tetap lebih tipis dibandingkan jika tidak menggunakan retinoid,” lanjut Fahs, karena sel kulit selalu mengalami proses regenerasi. Jadi apakah penipisan ini bersifat sementara tergantung dari sudut pandang kamu, tetapi kabar baiknya adalah, penipisan ini bertujuan untuk menghadirkan kulit yang lebih cerah dan halus, jelas Fahs.
Penipisan awal ini juga dapat menyebabkan “retinisasi” yaitu iritasi, pengelupasan kulit, jerawat, dan kemerahan yang tak jarang dialami beberapa orang saat mulai menggunakan retinoid. Di internet, kondisi ini sering disebut sebagai “retinol uglies” atau “purging.” Tapi tenang saja, ini adalah efek samping yang normal dan sementara bagi kebanyakan orang (karena kulit biasanya akan beradaptasi dengan retinoid setelah 6 hingga 8 minggu), dan penggunaan pelembap wajah dapat cukup membantu meredakan efek ini. Sebagian dari reaksi ini, seperti pengelupasan, berasal dari proses pengelupasan sel kulit mati yang dipercepat.
Retinoid Justru Menebalkan Lapisan Kulit di Bawahnya
Di bawah epidermis terdapat dermis, yang mengandung serat kolagen dan elastin yang membantu menjaga kekencangan kulit. Tentu saja, akan terasa mengkhawatirkan jika sebuah produk perawatan kulit menipiskan atau merusak lapisan kulit ini. Tapi, retinoid tidak demikian. Bahkan, retinoid justru membantu sintesis kolagen baru di dalam kulit dan dapat menghambat beberapa enzim yang merusak kolagen di saat yang sama. (Kerusakan kolagen bisa disebabkan oleh paparan sinar UV, usia, dan beberapa faktor gaya hidup seperti merokok.)
Retinoid juga meningkatkan koneksi antara dermis dan epidermis, yang disebut “dermal-epidermal junction,” kata Hoffman. Ia menjelaskan bahwa seiring bertambahnya usia, koneksi ini secara alami melemah, dan retinoid membantu “menambatkan kembali epidermis ke dermis di bawahnya, yang mendukung tampilan kulit lebih halus dan awet muda.”
Jadi, apakah retinoid menipiskan kulit? Sebagian, iya, tetapi konteks dari pertanyaan ini adalah hal penting.
Retinoid memang menipiskan lapisan paling luar kulit, yaitu dengan membersihkan sel-sel kulit mati yang menumpuk, tetapi juga bekerja untuk membuat lapisan di bawahnya lebih kenyal, kuat, dan tidak kusam.
Meskipun ada bagian kulit yang ditipiskan, itu dilakukan dengan tujuan yang jelas.
Artikel ini telah diedit oleh Hannah Rimm dan Maxine Builder.
Baca Juga:
Jadi, kamu Siap Menggunakan Retinol? Ini yang Perlu kamu Ketahui Terlebih Dahulu:
Saat mulai menggunakan retinol, kamu mungkin akan mengalami masa 6–8 minggu dengan kulit yang lebih kering, mengelupas, sensitif, dan bahkan berjerawat. Ya, itu normal.
Produk Retinol Terbaik:
Retinol adalah bahan baku utama dalam dunia perawatan kulit. Kami telah menguji 28 produk over-the-counter dan menemukan 5 produk unggulan.
Pelembap Terbaik:
Apa pun jenis kulit kamu, berapa pun usia kamu, semua orang membutuhkan pelembap. Kami memilih 7 produk terbaik yang melembapkan kulit dan melengkapi rutinitas perawatan kulit kamu.
Tentang Penulis
Hannah Frye
Apa yang Saya Liput: Hannah Frye adalah penulis di Wirecutter yang mengkhususkan diri dalam topik kecantikan dan gaya hidup. Sebelumnya ia adalah editor di Mindbodygreen. Ia telah menggunakan produk perawatan kulit sejak usia 11 tahun (katanya, itu fakta, bukan saran). Ketika tidak sedang membuat koleksi baru di Pinterest atau berburu pakaian vintage di eBay, artinya ia sedang mencoba resep vegan di apartemennya di Brooklyn.
Artikel ini telah diterbitkan di Wirecutter.
(c) 2025 Wirecutter