TRIBUNSHOPPING.COM - Banyak orang kini mengeluhkan mata kering, perih, berair, atau terasa lelah setelah terlalu lama menatap layar ponsel, komputer, hingga televisi.
Kondisi ini sering dikaitkan dengan paparan cahaya biru (blue light) dari perangkat digital yang digunakan sehari-hari.
Cahaya biru diketahui mampu mengganggu kenyamanan penglihatan hingga berpotensi memengaruhi kualitas tidur karena mengacaukan ritme sirkadian tubuh.
Di tengah tuntutan era digital, menghindari penggunaan gawai hampir mustahil.
Maka tak heran jika solusi instan seperti kacamata anti radiasi kini banyak diminati masyarakat.
Tapi pertanyaannya, apakah penggunaan kacamata anti radiasi benar-benar diperlukan? Dan benarkah alat ini bisa mencegah gangguan akibat cahaya biru?
Apa Itu Kacamata Anti Radiasi?
Produk ini umumnya dilengkapi lensa yang diklaim mampu menyaring atau menghalangi cahaya biru dari layar perangkat digital.
Fungsinya diyakini bisa mengurangi ketegangan mata serta mencegah potensi kerusakan retina jika digunakan dalam jangka panjang.
Namun, pendapat ini tidak sepenuhnya didukung para ahli.
Menurut Dr. Rishi Singh, seorang dokter spesialis mata dari Cleveland Clinic, keluhan mata lelah setelah menatap layar bukan semata-mata karena radiasi cahaya biru, melainkan karena kebiasaan penggunaan yang tidak tepat.
"Ketika menatap layar terlalu lama, kita cenderung jarang berkedip. Hal inilah yang menyebabkan kornea menjadi kering dan iritasi," ujar Singh, dikutip dari situs resmi rumah sakit tersebut.
Gejala ini dikenal sebagai Computer Vision Syndrome (CVS), yaitu kondisi ketika mata bekerja terlalu keras untuk fokus pada objek dekat seperti layar atau buku.
Ditambah dengan pencahayaan layar yang terlalu terang atau kontras yang tidak nyaman, mata akan semakin cepat lelah.
Baca juga: 5 Cara Benar Membersihkan Layar Laptop untuk Mencegah Goresan, Jangan Asal-asalan
Perlukah Membeli Kacamata Anti Radiasi?
Dr. Singh menyampaikan bahwa belum ada bukti kuat dari penelitian medis yang mendukung efektivitas kacamata anti radiasi dalam mengurangi gejala kelelahan mata akibat layar digital.
"Sebagian besar studi yang ada berskala kecil dan belum bisa dijadikan acuan klinis secara menyeluruh," jelasnya.
Ia justru menyarankan langkah-langkah preventif yang lebih sederhana dan tanpa biaya, seperti mengatur cara menatap layar agar mata tetap nyaman.
Pendapat ini juga didukung oleh American Academy of Ophthalmology, yang menyebut bahwa penggunaan kacamata penyaring blue light tidak diperlukan untuk melindungi mata dari layar komputer, HP, atau gawai lainnya.
Apakah Radiasi Cahaya Biru Berbahaya?
Mengutip laman resmi American Academy of Ophthalmology, memang ada jenis cahaya tertentu seperti sinar ultraviolet (UV) dari matahari yang terbukti merusak mata dan meningkatkan risiko katarak atau bahkan kanker.
Namun, hingga kini belum ada bukti bahwa cahaya biru dari layar gadget berdampak langsung terhadap kerusakan mata.
Sebuah penelitian di National Library of Medicine juga menyatakan bahwa perangkat digital tidak memancarkan sinar UVA maupun UVB seperti sinar matahari.
Bahkan, divisi Radiation Protection Program dari MIT juga menegaskan tidak ada data yang menunjukkan bahaya kesehatan akibat paparan medan elektromagnetik dari gadget.
Tips Menjaga Kesehatan Mata saat Menatap Layar
Untuk mencegah mata cepat lelah dan kering, berikut beberapa langkah yang bisa diterapkan:
1. Jaga jarak pandang, idealnya sekitar 60 cm dari layar atau sepanjang lengan
2. Posisikan layar sedikit di bawah garis pandang mata
3. Kurangi silau dengan menyesuaikan tingkat kecerahan dan kontras
4. Gunakan aturan 20-20-20: Setiap 20 menit, alihkan pandangan ke objek sejauh 6 meter selama 20 detik
5. Gunakan tetes mata jika mata terasa kering
6. Pastikan pencahayaan ruangan cukup dan tidak menyilaukan
Sebagian besar gejala ketidaknyamanan mata karena penggunaan perangkat digital bersifat sementara dan akan mereda setelah mengistirahatkan mata dengan benar. (*)
Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News
(Andrakp/TribunShopping.com)