Benarkah Terlalu Sering Memakai Kuteks Kuku Berbahan Kimia Berbahaya? Berikut Penjelasannya

0
Penulis: Ririn Sulistiyarningsih
Editor: haerahr
Ilustrasi kuku jari dengan kuteks kuku berbahan kimia bisa membahayakan kesehatan dalam jangka panjang.

TRIBUNSHOPPING.COM - Seperti yang kita semua tahu, seseorang sebenarnya tidak boleh menggunakan kuteks atau cat kuku terlalu sering.

Karena terlalu sering menggunakan kuteks dapat membuat kuku seseorang akan mulai mengering dan menguning.

Namun tak hanya itu saja, ternyata kosmetik jenis ini dapat menyebabkan kerusakan yang jauh lebih serius bagi kesehatan penggunanya.

Anda memang tak perlu untuk meninggalkan cat kuku sama sekali jika benar-benar tidak bisa berhenti menggunakannya.

Namun, Anda harus tahu beberapa dampak yang  bisa didapatkan, agar Anda senantiasa berhati-hati dalam memilih produk perawatan kuku.

Baca juga: 7 Rekomendasi Kuteks Kuku Halal Terbaik, Cocok untuk Wanita Muslim

Pada dasarnya, bahaya kuteks atau cat kuku terletak pada toksisitasnya.

Beberapa kosmetik perawatan kuku modern mengandung komponen-komponen berikut, yang dapat merusak kesehatan Anda secara serius.

1. Toluena

Toluena perupakan pelarut yang memberikan hasil akhir yang halus pada kuku dan mempertahankan pigmen.

Toluena dapat mempengaruhi sistem saraf pusat dan menyebabkan gangguan reproduksi.

Selain itu juga dapat menyebabkan sakit kepala, lemas, pingsan, dan mual.

2. Formaldehida 

Formaldehida  adalah gas tidak berwarna yang membantu meningkatkan masa simpan cat.

Jika Anda menderita alergi, kontak dengan formaldehida dapat menyebabkan dermatitis dan kemungkinan luka bakar kimia.

Pada kasus yang lebih parah, dapat memicu gangguan irama jantung, kejang, dan kanker.

3. Dibutil hthalate

Baca juga: Ingin Menghapus Kuteks Kuku? Berikut 5 Rekomendasi Nail Polish Remover Terbaik

Dibutil hthalate biasa digunakan sebagai wewangian.

Kehadiran komponen berbahaya ini dapat menyebabkan gangguan endokrin, penyakit ginekologi, dan penyakit saluran pernapasan.

Para ilmuwan melakukan penelitian dengan sekelompok 24 wanita.

6 jam setelah mengecat kuku mereka, sebagian besar peserta menunjukkan peningkatan kadar difenil fosfat, suatu turunan dari trifenil fosfat yang terbentuk dalam proses metabolisme.

10 jam setelah awal percobaan, kadar difenil fosfat dalam tubuh semua peserta naik hingga 7 kali di atas normal. 

Bagaimana Anda memilih cat kuku yang tidak akan merusak kesehatan Anda?

Beberapa paket dan botol cat kuku memiliki tanda khusus:

"5-free" yang berarti produk tersebut tidak mengandung formaldehida, resin turunannya (resin formaldehida), toluena, dibutil ftalat, atau kamper.

"3-free" yang berarti bahwa cat bebas dari hanya tiga komponen berbahaya yaitu formaldehida, dibutil ftalat, dan toluena.

Sebelum membeli cat kuku, pertama-tama perhatikan bahan-bahannya , dan ingat - kesehatan Anda ada di tangan Anda.

Atau lebih baik lagi jika Anda dapat beralih dari kuteks kuku kimia ke kuteks kuku dengan bahan alami.(*)

(RIRIN/TRIBUNSHOPPING.COM)

Komentar
Tulis komentar Anda...(max 1500 karakter)

Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE.


Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!

Artikel Terkini

Produk Makeup

5 Rekomendasi Setting Spray Mulai 50 Ribuan untuk Ke Kondangan Biar Makeup Tahan Lama

Skincare

Rekomendasi Skincare BPOM dan Halal Glad2Glow, Ada Facial Wash hingga Masker

Perabotan Kamar Mandi

Daftar Harga Kloset Duduk Rp 1 Jutaan ke Bawah, Bikin Toilet Lebih Bersih dan Praktis

Skincare

Review Lengkap La Roche Posay Cicaplast Baume B5+ Soothing Balm: Manfaat Kelebihan hingga Kekurangan

Tips Handphone

5 Cara Memperbaiki Notifikasi WhatsApp yang Tidak Muncul di Layar HP