TRIBUNSHOPPING.COM - Di era digital seperti sekarang, keamanan dunia maya menjadi perhatian utama.
Situs-situs di internet berlomba-lomba memperkuat sistem mereka dari serangan bot otomatis yang bisa mengganggu, mencuri data, atau menyalahgunakan layanan.
Salah satu lapisan perlindungan yang paling umum digunakan adalah CAPTCHA dan reCAPTCHA.
Anda mungkin tidak menyadarinya, tapi sistem ini sering Anda temui dalam keseharian baik saat login, mengisi formulir, hingga saat ingin mengakses halaman tertentu.
Lalu, apa sebenarnya perbedaan keduanya? Bagaimana cara kerjanya? Dan mengapa penting bagi keamanan digital?
Apa Itu CAPTCHA?

CAPTCHA adalah singkatan dari Completely Automated Public Turing test to tell Computers and Humans Apart.
Nama ini diambil dari uji Turing, metode terkenal untuk membedakan manusia dan komputer dalam konteks kecerdasan buatan.
CAPTCHA bertugas menyaring akses ke situs web, memastikan bahwa yang mengakses adalah manusia sungguhan, bukan program otomatis atau bot.
Biasanya, sistem ini memberikan serangkaian tes sederhana yang mudah dikerjakan manusia, tetapi sulit bagi bot.
Baca juga: 6 Tips Mudah Lindungi Akun Instagram dari Hacker, Ampuh Cegah Pembajakan
Beberapa contoh umum tantangan CAPTCHA:
- Mengetik ulang huruf atau angka dari gambar yang terdistorsi
- Memilih gambar sesuai instruksi (misalnya semua gambar berisi sepeda)
- Menyelesaikan soal matematika sederhana
- Mendengarkan audio dan mengetik ulang apa yang terdengar (khusus untuk pengguna tunanetra)
Kelemahan CAPTCHA
Meskipun terbilang efektif pada awal kemunculannya, CAPTCHA versi awal memiliki beberapa kelemahan:
Mudah dilewati bot modern
Seiring berkembangnya teknologi, banyak bot kini dilengkapi kecerdasan buatan (AI) dan algoritma pembelajaran mesin yang bisa mengenali pola pada CAPTCHA dan menyelesaikannya layaknya manusia.
Baca juga: 3 Tips Penting Mengamankan Akun TikTok dari Serangan Hacker, Apa Saja?
Kurang ramah pengguna
Beberapa tantangan CAPTCHA bisa menyulitkan pengguna, terutama mereka yang memiliki gangguan penglihatan, disleksia, atau kendala lainnya.
Teks yang terlalu rumit atau gambar yang buram bisa membuat frustrasi.
Evolusi Sistem: Munculnya reCAPTCHA

Untuk mengatasi berbagai keterbatasan tersebut, lahirlah sistem yang lebih pintar dan adaptif: reCAPTCHA.
Teknologi ini pertama kali dikembangkan oleh tim di Carnegie Mellon University dan kemudian diakuisisi Google pada 2007.
Berbeda dari CAPTCHA biasa, reCAPTCHA tak hanya berfungsi sebagai sistem keamanan, tetapi juga sempat digunakan untuk tujuan lain yang bermanfaat, seperti membantu mendigitalisasi buku-buku lama dan mengenali alamat dalam proyek Google Maps.
Jenis-jenis reCAPTCHA:
- reCAPTCHA v1 (awal)
Menggabungkan verifikasi keamanan dengan proyek digitalisasi buku.
Pengguna diminta menebak kata yang tidak bisa dikenali mesin OCR dari buku-buku lama.
- reCAPTCHA v2
Sistem ini lebih ramah pengguna. Cukup dengan mencentang kotak “I’m not a robot”, sistem dapat menganalisis gerakan mouse, perilaku klik, serta waktu respons pengguna untuk menentukan apakah mereka manusia.
Bila terdeteksi aktivitas mencurigakan, reCAPTCHA akan menampilkan tantangan tambahan seperti memilih gambar sesuai instruksi.
- Invisible reCAPTCHA (2017)
Inovasi ini memungkinkan sistem memverifikasi pengguna secara otomatis di latar belakang tanpa perlu interaksi apa pun.
Dengan kata lain, pengguna tak menyadari bahwa mereka sedang diuji.
- reCAPTCHA v3
Versi terbaru ini tidak menampilkan tantangan sama sekali.
Sistem akan memberi skor berdasarkan aktivitas pengguna di situs, dan pemilik situs dapat menentukan batas skor untuk menentukan apakah pengguna dianggap manusia atau bot. (*)
Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News.
(Andrakp/Tribunshopping.com)
Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!