TRIBUNSHOPPING.COM - Batik Saraswati, yang kini dikenal luas di kalangan pecinta batik dan kebaya, adalah sebuah usaha milik seorang wanita bernama Ambar.
Merek ini telah beroperasi sejak tahun 2011, berawal dari fokus pada produksi batik tradisional, hingga akhirnya berkembang menjadi brand kebaya modern dengan sentuhan inovasi yang sangat diterima oleh pasar.
Dalam perjalanan yang panjang ini, Batik Saraswati telah mengalami banyak perubahan, termasuk dalam desain dan penentuan bahan yang digunakan.
Perjalanan dari Batik Tradisional ke Kebaya Modern

Batik Saraswati lahir pada tahun 2011, didirikan oleh Ambar dengan fokus utama pada produksi batik tradisional.
Saat itu, Ambar berusaha menghidupkan keindahan motif batik dengan cara yang lebih sederhana.
Namun, seiring waktu, Batik Saraswati mulai merambah ke dunia kebaya.
Pada awalnya, kebaya yang diproduksi hanya kebaya polos yang dipadukan dengan batik.
Meskipun begitu, kebaya ini belum menjadi fokus utama dan hanya menjadi pelengkap koleksi Batik Saraswati.
Namun, sekitar dua tahun lalu, Ambar memutuskan untuk mengubah arah desain kebaya yang dihasilkan.
Terinspirasi oleh kebaya yang dikenakan oleh Dian Sastro, salah satu selebriti Indonesia yang dikenal dengan gaya elegannya, Ambar menciptakan kebaya dengan desain bunga yang lebih modern dan kasual.
Dunia fashion bergerak sangat dinamis, dan untuk tetap relevan, Ambar harus mengikuti perubahan tren yang ada.
Kebaya yang lebih modern dan kasual ini langsung meledak di pasaran, terutama karena saat itu belum banyak pemain lain yang berani mengeluarkan desain serupa.
Ambar mengungkapkan, "Sebetulnya kalau baju itu kan kita mesti dinamis ya, mengikuti tren yang ada. Jadi ketika saya merubah desain kebaya menjadi kebaya Simbok, justru malah meledak, karena pada saat itu belum banyak yang membuat desain seperti itu.
Baca juga: Batik Tulis Mayangsari, Sebuah Perjalanan Warisan dan Kreativitas dalam Setiap Lembaran Kain
Keunikan Batik Saraswati
Yang membedakan Batik Saraswati dengan merek kebaya lain adalah fokusnya pada kenyamanan dan kepraktisan.
Batik Saraswati menggabungkan desain kebaya dengan gaya kasual, sehingga kebaya yang dibuat tidak hanya cocok untuk acara formal, tapi juga bisa dipakai sehari-hari, seperti untuk bekerja atau kegiatan santai lainnya.
Ambar menjelaskan bahwa kebaya tradisional yang dulu hanya dipakai untuk acara tertentu kini telah diubah menjadi lebih fleksibel.
Kebaya dari Batik Saraswati sekarang bisa dipadukan dengan celana jeans, memberikan kesan lebih modern dan praktis.
"Saya lebih ke kasual, sudah saya sesuaikan dengan motif dan model yang lebih modern. Kebaya ini bisa dipakai untuk sehari-hari, seperti untuk ngantor atau jalan-jalan, jadi tidak hanya untuk acara khusus," kata Ambar.
Penggunaan Bahan dan Desain Kebaya Batik Saraswati

Awalnya, Ambar hanya menggunakan katun untuk kebaya-kebayanya karena bahan ini nyaman dipakai sehari-hari.
Namun, seiring berjalannya waktu dan berkembangnya permintaan, Ambar mulai mengombinasikan katun dengan bahan lain, seperti sifon, untuk memberikan kesan lebih elegan dan mewah.
"Awalnya saya pakai katun karena nyaman dipakai seharian, tapi sekarang ada sifon juga, meskipun katun masih yang paling laris," kata Ambar.
Walaupun bahan penting, motif juga menjadi hal yang sangat diperhatikan pelanggan.
Ambar mengatakan bahwa hal pertama yang dilihat orang saat membeli adalah motif, baru setelah itu mereka bertanya tentang bahan yang digunakan.
Kebaya Simbok atau biasa dikenal dengan Kebaya Kutu baru ini menjadi desain yang paling populer.
Kebaya ini lebih modern dan fleksibel dibandingkan kebaya tradisional.
Desainnya lebih simpel tapi tetap elegan, memberikan kesan seksi namun tetap nyaman dipakai.
"Kebaya kutu baru ini lebih populer karena lebih fleksibel dan bisa dipakai dengan berbagai gaya. Kalau kebaya tradisional, kadang kesannya lebih kaku," ujar Ambar.
Selain kebaya kutu baru, Batik Saraswati juga mengembangkan kebaya lainnya, seperti kebaya janggan dan kebaya gadis kretek.
Namun, kebaya kutu baru tetap jadi favorit banyak orang karena lebih mudah dipakai di berbagai acara.
Baca juga: Batik Printing Nusantaraart Laweyan, Produk Unik dan Dapat Disesuaikan dengan Kebutuhan Pelanggan
Proses Produksi dan Inovasi Batik Saraswati
Proses produksi kebaya Batik Saraswati melibatkan kerja sama antara Ambar dan penjahit.
Meskipun begitu, Ambar tetap terlibat langsung dalam memilih kain dan desain.
Dulu, Ambar mendesain setiap produk secara manual, tapi sekarang desain kebaya sudah lebih konsisten, jadi Ambar lebih fokus pada pemilihan kain dan koordinasi dengan penjahit.
"Dulu saya masih mendesain semuanya, sekarang modelnya sudah tetap, jadi lebih fokus ke pemilihan kain dan koordinasi dengan penjahit," jelas Ambar.
Selain kebaya, Batik Saraswati juga berencana mengembangkan produk baru, yaitu blouse casual.
Blouse ini akan menggunakan motif garis-garis yang cocok untuk kegiatan sehari-hari, seperti di kantor atau acara informal.
Saat ini, Ambar masih dalam tahap membuat sampel dan ingin melihat respon pasar sebelum memutuskan untuk memproduksi lebih banyak.
"Saya mau bikin blouse casual dengan motif garis, biasanya garis vertikal yang cocok untuk dipakai di kantor. Tapi saya baru bikin sampel dan akan lihat reaksi pasar," kata Ambar.
Menghadapi Persaingan dan Strategi Pemasaran

Batik Saraswati menghadapi banyak persaingan di pasar kebaya.
Namun, Ambar memiliki cara unik untuk menghadapinya, salah satunya adalah dengan mengadakan sale atau diskon pada waktu-waktu tertentu, seperti menjelang akhir tahun, untuk membuang stok lama dan memberi ruang untuk produk baru.
Selain itu, Ambar juga aktif menggunakan media sosial untuk mempromosikan produk-produk Batik Saraswati.
Dengan memanfaatkan TikTok, Facebook, dan live streaming, Batik Saraswati berhasil menjangkau banyak pelanggan baru.
Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News
(PRAMANUHARAOEE/TRIBUNSHOPPING.COM)
Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!