TRIBUNSHOPPING.COM - Diet rendah karbohidrat telah disebut-sebut sebagai strategi penurunan berat badan yang efektif selama bertahun-tahun.
Dengan meningkatnya popularitas pola makan keto dan diet Atkins sebelumnya, semakin banyak orang yang mempertimbangkan untuk mengurangi karbohidrat sederhana dan gula untuk meningkatkan kesejahteraan mereka.
Namun, apapun masalah kesehatan, penting untuk menyadari bahwa ada pro dan kontra terhadap setiap perubahan radikal pada pola makanmu.
Dan, penting untuk diperhatikan bahwa berkonsultasi dengan dokter atau ahli gizi berlisensi adalah kunci untuk mengubah asupan makanan Anda dengan aman.
Baca juga: Sukses Diet tapi Kulit Tampak Kendur Bergelambir? Atasi dengan 5 Cara Ampuh Ini
Beberapa penelitian menunjukkan bahwa diet rendah karbohidrat mengungguli diet rendah lemak dalam hal penurunan berat badan, tapi itu bukan satu-satunya pertimbangan dalam hal kesehatan dan nutrisi.
Banyak orang yang mencoba mengurangi karbohidrat menemukan bahwa pendekatan ini mungkin terlalu membatasi untuk efektivitas jangka panjang.
Singkatnya, ada banyak pesan yang saling bertentangan seputar konsumsi karbohidrat.
Nah, berikut ini TribunShopping.com akan memberi sedikit insight tentang apa yang akan terjadi pada tubuhmu jika kamu berhenti makan karbohidrat.
Seperti halnya perubahan drastis lainnya, ada beberapa hal yang perlu dipertimbangkan.
Setiap kali orang mengurangi karbohidrat, mereka mendambakannya.
Jadi, tidak mengherankan jika mengonsumsi lebih sedikit karbohidrat memengaruhi fungsi tubuhmu.
Inilah yang mungkin kamu alami saat beralih mengonsumsi makanan rendah karbohidrat.
1. Kamu Mungkin Mengalami Flu 'Rendah Karbohidrat'
Mengikuti diet rendah karbohidrat cenderung mendorong penurunan berat badan dengan kecepatan yang relatif cepat karena mengurangi karbohidrat mengurangi kadar glukosa darah dan insulin.
Hal ini akan meminimalkan penyimpanan lemak di dalam tubuh.
Namun, mengurangi konsumsi karbohidrat sama sekali dapat mengakibatkan kelelahan, kelemahan, pusing, sakit kepala, mudah tersinggung, dan mual.
Hal ini dapat berlangsung selama beberapa hari atau bahkan berminggu-minggu, yang juga dikenal sebagai 'flu karbohidrat'.
Kamu juga mungkin mengalami 'kabut otak dan energi rendah'.
Glukosa dan karbohidrat adalah sumber energi pilihan bagi otak kita.
Jadi menyesuaikan asupan tersebut pasti mempunyai dampaknya.
2. Tubuhmu Akhirnya akan Masuk Ketosis
Jika kamu benar-benar menghilangkan karbohidrat, tubuhmu pada akhirnya akan memasuki keadaan ketosis.
Keadaan ketosis adalah di mana pecahan kecil karbon yang disebut keton dilepaskan ke dalam darah karena tubuh membakar lemak, bukan karbohidrat.
Diet keto mungkin terdengar menarik pada awalnya.
Namun lemak adalah sumber bahan bakar yang lebih lambat dibandingkan glukosa.
Hal ini berarti tubuhmu membutuhkan waktu lebih lama untuk mengaksesnya, sehingga akan lebih sulit untuk memulai aktivitas saat berolahraga dan aktivitas lainnya.
Kita membutuhkan karbohidrat untuk berolahraga, sehingga tingkat aktivitamu harus menjadi pertimbangan ketika mencoba pendekatan ini.
Pola makan rendah serat dapat berdampak negatif pada kesehatan pencernaan dan kardiovaskular.
Baca juga: Tunjang Diet Sehatmu dengan Rutin Minum 7 Resep Rumahan Ini
3. Kamu akan Menurunkan Berat Badan Air Terlebih Dulu
Selama diet keto, kamu akan menurunkan berat badan berupa air terlebih dahulu, dan kemudian berat badan non-air akan menyusul.
Diet rendah karbohidrat bisa efektif dalam mengurangi tingkat obesitas.
Namun ketika kamu mempertimbangkan masalah kesehatan jangka panjang yang disebutkan sebelumnya, menghilangkannya sama sekali bukanlah pilihan jangka panjang yang sehat.
Bagaimana dengan Diet Rendah Karbohidrat?
Nah, kita juga harus memperhatikan kepadatan karbohidrat makanan kita daripada menghentikannya sama sekali.
Sederhananya, kepadatan karbohidrat berarti persentase massa makanan yang berupa karbohidrat dikurangi komponen serat.
Sebagian besar makanan tinggi karbohidrat akan berakhir sebagai gula di tubuhmu.
Makanan utuh di alam tidak memiliki kepadatan karbohidrat lebih dari 30 persen, bahkan sayuran yang banyak mengandung karbohidrat akan memiliki kepadatan jauh di bawah itu.
Makanan olahanlah yang melebihi itu dan, seperti kita semua tahu, makanan olahan harus dihindari.
Kebanyakan orang sensitif terhadap karbohidrat olahan.
Ada orang seperti penderita diabetes tipe 2 dan orang yang sangat resisten terhadap insulin sebaiknya mengonsumsi lebih sedikit karbohidrat.
Namun, mengingat potensi dampak negatif dari membatasi asupan harianmu, penting untuk berkonsultasi dengan profesional untuk mengetahui apa yang terbaik untukmu.
Baca juga: 8 Tips Diet Sehat untuk Pemula, Mudah dan Efektif Asal Dilakukan secara Rutin
Mengapa Kamu Harus Mencari Makanan Berserat Tinggi?
Kabar baiknya adalah, ada banyak makanan lezat, tinggi serat, dan rendah karbohidrat yang bisa kamu makan yang akan membuat kamu merasa nyaman.
Karena serat tidak dicerna atau diserap, serat sebenarnya memakan ruang di ususmu, memberi kamu rasa kenyang.
Hal ini juga memudahkanmu meminimalkan ngemil dan makan berlebihan.
Terlebih lagi, makan banyak sayuran adalah kunci kesehatan.
Slain membuat kamu merasa kenyang, sayuran akan memberi kamu nutrisi yang memberikan anti-kanker, kesehatan kekebalan yang kuat, dan peningkatan kesehatan kardiovaskular.
Nah, itulah yang akan terjadi pada tubuhmu jika tidak mengonsumsi karbohidrat atau mengurangi konsumsi karbohidrat.
Lakukan riset dan prioritaskan konsumsi karbohidrat sehat yang belum melalui proses pemurnian.
Hal ini berarti banyak konsumsi biji-bijian, buah-buahan, sayuran, protein, dan lemak, makanan bergizi kaya serat.
Bahan makan ini akan membuat kamu merasa kenyang dan memberikan segudang manfaat bagi kesehatan.
Jika kamu merencanakan untuk melakukan program penurunan berat badan, cobalah untuk bekerja sama dengan ahli gizi untuk mengembangkan rencana makan dengan karbohidrat yang paling tepat untuk hasil kesehatan dan energi terbaik.
Semoga artikel ini bermanfaat!
(TribunShopping.com/Maria N)
Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!