TRIBUNSHOPPING.COM - Seperti yang telah kita tahu bahwa pembalut memang sudah menjadi benda penting di kehidupan wanita.
Sebagian besar perempuan pasti memiliki pembalut dan sudah menyediakannya di rumah.
Penggunaannya yang mudah dapat membuat aktivitas para kaum hawa menjadi nyaman saat datang bulan.
Selain itu, pembalut memang mudah untuk dicari.
Selain pembalut biasa, juga beredar pembalut herbal yang diklaim lebih aman dan baik, benarkah begitu?
Pembalut herbal
Pembalut herbal sendiri merupakan pembalut yang terbuat dari bahan-bahan alami.
Dilansir melalui laman hello sehat, biasanya pembalut herbal yang sudah beredar di pasaran memiliki kandungan bahan seperti leonurus sibiricus (tanaman ginjean), cyperus rotundus (rumput teki), saururus chinensis, mugwort atau daun baru cina, cnidium officinale Makine, peppermint serta angelica gigas.
Banyak pengobatan Tiongkok menggunkan bahan-bahan tersebut karena memiliki kandungan zat antiseptik, sehingga dapat mematikan kuman.
Namun, keamanan bahan-bahan tersebut masih membutuhkan penelitian lebih lanjut, apakah aman untuk kesehatan vagina atau tidak.
Baca juga: Pembalut Bersayap vs Biasa? Ketahui Kelebihan dan Kelemahan Keduanya
Sejumlah produk pembalut herbal menghadirkan bahan pewangi untuk menyamarkan bau vagina.
Hal tersebut yang menjadikan banyak wanita akhirnya ingin menggunakannya.
Padahal sebenarnya, bau pada vagina merupakan hal yang wajar, sehingga tidak perlu menghilangkannya.
Hal tersebut disampakain oleh Dana Leslie, spesialis obstetrics melalui situs My Cleavelan Clinic.
Malahan, jika bau pada vagina dihilangkan dengan pewangi, akan membunuh flora alami vagina dan mengakibatkan infeksi.
Dilansir dari jurnal Environment International melalui laman hello sehat, sejumlah pewangi pada produk pembalut kewanitaan mengandung zat pewangi volatile organic compounds (VOCs).
Meski memakai nama organik, tetap saja harus hati-hati karena zat ini bersifat racun.
Paparan VOC yang berlebihan dapat menganggu kesehata, seperti alergi, iritasi, gangguan pernafasan hingga kanker.
Selain pewangi, pembalut herbal biasanya juga menawarkan zat antiseptik, namun zat tersebut belum tentu aman.
Meski baik untuk membasmi kuman pada permukaan kulit, namun zat antiseptik tidak cocok untuk area vagina.
Hal itu dikarenakan dapat menganggu keseimbangan koloni bakteri baik dan jahat pada vagina.
Baca juga: 4 Mitos Penggunaan Menstrual Cup sebagai Pengganti Pembalut yang Ternyata Tidak Benar
Selain itu, antiseptik pada pembalut herbal dapat menyebabkan pH vagina tidak seimbang.
Jika digunakan dalam waktu yang lama, maka akan mengubah aroma vagina yang normal menjadi lebih berbau.
Hal yang masih belum dipahami oleh sebagian besar wanita yaitu vagina sebetulnya memiliki kemampuan untuk membersihkan dirinya sendiri.
Caranya dengan memanfaatkan flora alami yang terdapat di dalam cairannya.
Flora tersebut yang akan melawan bakteri patogen yang berbahaya.
Pembalut biasa
Sementara, pembalut biasa memang banyak digunakan oleh wanita untuk menyerap darah haid atau menstruasi.
Pembalut biasa kerap membuat kulit di area organ intim penggunanya gatal, muncul ruam dan berbau tidak sedap.
Untuk mengatasi masalah itu, maka muncul jenis pembalut herbal yang dipercaya memiliki kandungan bahan-bahan yang baik bagi kesehatan vagina.
Banyak produk pembalut biasa yang beredar di pasaran.
Untuk kandungan pembalut biasa, dapat berbeda-beda tergantung dari produsen yang mengeluarkan produk pembalut tersebut.
Maka, para wanita perlu membaca label dengan jelas sebelum membeli untuk mengetahui apakah ada bahan-bahan yang bisa mengganggu kesehatan vagina atau tidak.
Pastikan pembalut yang dipilih memiliki izin edar dari Kementerian Kesehatan yang tercantum di kemasan.
Baca juga: Penyebab Vagina Gatal dan Keputihan, Salah Satunya Jarang Mengganti Pembalut atau Pantyliner
Kesimpulan
Menurut Journal of Biomedical Research & Environmental Sciences, pada dasarnya pembalut dari bahan herbal dipergunakan untuk menjaga lingkungan dan dipercaya lebih mudah terurai, sehingga dapat mengurangi sampah.
Namun, keamanan pada kesehatan masih membutuhkan penelitan lebih lanjut.
Untuk mencegah risiko yang sudah dijelaskan di atas, lebih baik untuk memilih pembalut biasa yang sudah dijamin aman oleh lembaga kesehatan seperti Kemenkes dan BPOM.
Pilih juga pembalut yang memiliki daya serap yang tinggi serta ganti secara teratur setiap 4-6 jam sekali. (*)
(ATIKA / TRIBUNSHOPPING.COM)
Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!