TRIBUNSHOPPING.COM - Seperti yang diketahui bersama, saat ini angka kasus COVID-19 sangat melonjak drastis di banyak wilayah di Indonesia.
Hal itu tentu membuat banyak orang yang merasa harus lebih was-was dan menjaga kesehatan.
Jika Anda merasa tidak enak badan atau baru-baru ini melakukan kontak dekat dengan seseorang dengan COVID-19, Anda mungkin sedang mempertimbangkan untuk mengeceknya.
Kemungkinan Anda juga bisa menjadi sangat bingung dengan semua jenis pengujian yang tersedia.
Istilah seperti PCR, rapid test, dan pengujian antibodi tersebar di situs web yang membahas tentang COVID-19, dan mungkin sulit untuk memahami apa artinya dan mana yang tepat untuk Anda.
Baca juga: 5 Langkah Tepat Berjemur untuk Mendapatkan Vitamin D di Tengah Pandemi Covid-19
Dalam artikel ini, Tribunshopping akan menjelaskan perbedaan antara dua tes paling umum untuk mendiagnosis COVID-19: tes rapid antigen dan tes reaksi berantai polimerase (PCR).
1. Tes Rapid Antigen
Tes antigen cepat dapat dilakukan untuk individu dengan atau tanpa gejala COVID-19.
Tes ini melibatkan pengumpulan sekresi hidung dan tenggorokan melalui usap nasofaring dan kemudian memeriksanya untuk fragmen protein khusus virus COVID-19.
Meskipun tes ini memberikan hasil yang cepat yaitu dalam waktu 15 menit, tes ini umumnya dianggap kurang akurat dibandingkan tes PCR.
Sangat umum untuk mendapatkan hasil negatif palsu (hasil yang menunjukkan bahwa individu tersebut tidak memiliki virus corona padahal sebenarnya mereka mengidapnya).
Atau hasil positif palsu (hasil yang menunjukkan seseorang memiliki virus corona padahal sebenarnya tidak).
Jika Anda merasa tidak enak badan dan menerima tes rapid negatif, Anda mungkin ingin menerima tes PCR untuk konfirmasi lebih lanjut.
Namun, ketika diberikan saat seseorang berada di puncak infeksi mereka,tes rapid antigen umumnya memberikan hasil yang akurat karena ini adalah saat tingkat virus dalam tubuh adalah yang tertinggi.
2. Tes PCR
Baca juga: Anosmia Belum Juga Sembuh Meski Sudah Negatif Covid? Coba Lakukan 4 Cara Ini
Tes PCR mirip dengan tes rapid antigen dalam beberapa hal, karena dapat diberikan kepada mereka yang memiliki atau tanpa gejala dan dilakukan dengan usap nasofaring.
Tes PCR dianggap sebagai standar emas dalam hal tes COVID-19.
Bahkan, jika Anda pernah diminta menunjukkan bukti tes COVID-19, Anda diharuskan memberikan hasil tes PCR.
Tes ini memberikan hasil yang lebih akurat daripada tes cepat, dan itu karena mereka menggunakan polymerase chain reaction (PCR) untuk mengidentifikasi materi genetik virus COVID-19.
Materi genetik ini dapat dideteksi saat seseorang terinfeksi secara aktif dan juga setelah penyakit akut.
Kelemahan dari tes PCR tentu saja hasilnya tidak secepat tes cepat.
Garis waktu umumnya adalah tiga hingga tujuh hari, meskipun bisa lebih lama selama periode puncak.(*)
(RIRIN/TRIBUNSHOPPING.COM)
Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!