TRIBUNSHOPPING.COM - Saat anak mengalami tantrum, pasti orang tua terkadang bingung harus bertindak bagaimana untuk menenangkan sang anak.
Menurut dokter Agus Fitria, S. Psi, Psikolog dari RSUP Dr. Sardjito Yogyakarta, tantrum dalam istilah psikologi disebut sebagai temper tantrum.
Temper tantrum diartikan sebagai perilaku marah pada anak-anak, biasanya terjadi pada usia pra sekolah (1 – 4 tahun).
Anak mengekspresikan kemarahan dengan berteriak, memukul, menendang, menangis, tidak mau beranjak dari tempat tertentu, berguling – guling, menjatuhkan diri ke lantai, bahkan menyakiti diri sendiri.
Dikutip dari sardjito.co.id, umumnya, tantrum merupakan ekspresi frustrasi dari anak karena keterbatasan dan ketidakmampuan mereka dalam mengkomunikasikan pikiran dan perasaannya.
Baca juga: Rekomendasi 4 Minyak Telon yang Cocok untuk Bayi
Baca juga: Jangan Panik, 3 Hal Ini Sering Terjadi Setelah Anak Imunisasi
Bisa juga anak merasa orang tua tidak peduli dengan kebutuhannya, tidak mau mendengarkan dan tidak memahami keinginannya, sehingga di puncak frustrasinya anak pun mengamuk.
Berikut ini beberapa tips yang bisa orang tua lakukan untuk mengatasi tangtrum pada anak.
1. Jangan panik
Saat Si Kecil tantrum, sebaiknya orang tua tidak perlu panik.
Karena, panik hanya membuat orang tua menjadi tidak berpikir jernih untuk menghadapi perilaku anak.
Jadi, ketika anak sedang tantrum, tarik napas dalam dan tetap tenang. Apabila sudah tenang, Anda bisa memikirkan langkah apa yang akan dilakukan selanjutnya.
2. Ketahui penyebab tantrum
Penyebab tantrum pada anak memang cukup bermacam-macam.
Namun seringkali terjadi karena keinginannnya tidak tercapai atau ia mengalami kesulitan dalam mengungkapkan isi hatinya.
Orangtua harus mengetahui penyebab tantrum, lalu beri penjelasan yang tenang pada anak.
Baca juga: Rekomendasi 3 Suplemen Penambah Nafsu Makan untuk Anak
Baca juga: Tips Imunisasi Anak Saat Pandemi Agar Tetap Aman
Selain itu, orang tua harus memberi anak ruang.
Beri dia ruang kesempatan untuk meluapkan emosinya, tapi jangan jauh-jauh dan tetap awasi dia.
3. Kendalikan emosi Anda
Sebagian orang tua justru merasa emosi dan marah saat anak mengalami tantrum.
Hal ini sebaiknya Anda dihindari karena dapat membuat perilaku tantrum anak semakin parah.
Maka dari itu, pastikan untuk bisa mengendalikan emosi di saat anak sedang tantrum.
4. Alihkan perhatian anak
Saat anak tantrum, orang tua bisa mengalihkan perhatian anak dengan hal lain.
Misalnya, orang tua dapat mengalihkan perhatian anak dengan memberikan mainan yang ia senangi, makanan kesukaannya, hewan peliharaan, gambar, musik, atau lainnya.
Pengalihan ini bertujuan agar anak lupa dengan hal yang membuat ia tantrum.
5. Peluk Anak
Saat anak sedang tantrum, peluk dan dekap erat hingga ia tenang.
Jangan sampai melakukan kekerasan fisik karena merasa kesal melihatnya menjerit-jerit dan menangis.
Memberi pelukan juga bisa membuat orang tua berkepala dingin dalam menghadapi tantrum pada anak.
6. Berikan penjelasan kepada anak
Setelah anak tenang, berikan penjelasan kepadanya dengan bahasa yang baik dan lembut.
Orangtua bisa menanyakan apa yang membuatnya menangis.
Jika ia meminta sesuatu yang tidak boleh Anda berikan, maka jelaskan dengan baik mengapa hal tersebut dilarang.
Tawarkan hal lain atau kegiatan lain untuk menggantikan hal yang tidak boleh dilakukan oleh anak.
7. Hindari mengumbar janji
Anak selalu ingat janji Anda dan akan selalu menagihnya hingga terpenuhi.
Jadi ada baiknya orang tua untuk tidak terbiasa mengumbar janji pada anak agar mereka tidak merasa kecewa jika janji tak bisa terpenuhi.
Selain itu memberi janji tanpa menepati akan mengajarkan anak untuk ingkar janji.
8. Jangan menuruti semua kemauan anak
Jangan membiasakan diri untuk menuruti keinginan anak agar perilaku tantrumnya berhenti.
Sebab, anak dapat menggunakan perilaku tantrum sebagai senjatanya untuk mendapatkan keinginannya.
Akibatnya, anak jadi lebih gampang tantrum di kemudian hari.(*)
(RIRIN/TRIBUNSHOPPING.COM)
Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!