TRIBUNSHOPPING.COM - Makanan yang dimasak dengan cara digoreng memang menjadi favorit untuk disantap.
Namun sayangnya, untuk menghemat biaya, seringkali masyarakat enggan untuk mengganti minyak goreng setelah dipakai.
Alhasil, minyak goreng yang digunakan terus menerus menjadi kotor karena mengandung limbah non-B3.
Menggunakan minyak goreng bekas yang lebih populer dengan istilah jelantah juga sangat berbahaya untuk kesehatan.
Dirangkum TribunShopping dari berbagai sumber, berikut ini beberapa dampak yang bisa terjadi akibat menggunakan minyak jelantah:

1. Obesitas
Obesitas adalah kondisi saat seseorang memiliki berat badan berlebih karena banyaknya kalori dan lemak dalam tubuh.
Kelebihan kalori itu bisa saja terjadi lantaran banyak mengkonsumsi makanan yang diolah dengan cara digoreng.
Padahal, jika dibandingkan dengan metode memasak lainnya, menggoreng menambah banyak kalori.
Pasalnya, ketika digoreng dalam minyak, makanan tersebut kehilangan air, menyerap lemak dan meningkatkan kandungan kalori, apalagi jika digoreng menggunakan minyak jelantah.
Baca juga: ElsheSkin Sediakan Basic Perawatan Wajah untuk Kulit Berjerawat yang Optimal
Baca juga: Wajib coba, Rekomendasi Make Up untuk Kulit Berminyak
2. Penyakit jantung
Konsumsi minyak jelantah secara berlebihan juga bisa meningkatkan kolesterol dan pada gilirannya risiko penyempitan pembuluh darah.
Hal itu karena, minyak jelantah mengandung peroksida dan aldehid, dua bahan kimia yang dapat merusak sel dan memicu aterosklerosis.
Sebagai informasi, aterosklerosis adalah pengerasan pembuluh darah akibat timbunan plak, lemak, kolesterol, dan produk sampah tubuh lainnya.
Ketika dimasak dalam suhu tinggi, kandungan lemak dalam minyak akan berubah menjadi lemak trans.
Semakin sering kamu menggunakan minyak jelantah, maka semakin banyak pula jumlah lemak trans dalam minyak.
Oleh karenanya, menggunakan minyak jelantah membuatmu semakin berisiko terkena penyakit jantung dan penyakit kardiovaskular lainnya.
3. Memicu kanker
Minyak jelantah yang dipakai berulang kali merupakan sumber radikal bebas.
Radikal bebas tersebut bakal menyerang sel-sel sehat dan memicu pertumbuhan abnormal sel kanker.
Tak hanya itu, penumpukan radikal bebas juga akan menyebabkan mutasi gen dan berisiko menjadi sel kanker.
Mengingat kanker merupakan penyakit berat yang sulit disembuhkan, sebaiknya hindari konsumsi makanan yang diolah dengan minyak jelantah.
Baca juga: Tak Lengket dan Nyaman Dipakai, Ini Rekomendasi Moisturaizer untuk Kulit Berminyak
Baca juga: Simak 5 Manfaat Minyak Kelapa untuk Rambut
4. Menyebabkan peradangan
Peradangan berlebih diyakini sebagai salah satu pendorong utama banyak penyakit kronis.
Bahkan, peradangan termasuk penyakit jantung, sindrom metabolik, diabetes, radang sendi dan banyak lainnya.
Dilansir dari Healthline, ada tiga uji klinis yang menyelidiki hubungan antara lemak trans dan inflamasi.
Dari uji klinis tersebut, dua menemukan bahwa lemak trans meningkatkan penanda inflamasi seperti IL-6 dan TNF alpha ketika mengganti nutrisi lain dalam makanan.
Dalam penelitian observasional, lemak trans terkait dengan peningkatan penanda peradangan, termasuk C-Reactive Protein, terutama pada orang yang memiliki banyak lemak tubuh.
(Arimbi Haryas Prabawanti/TribunShopping)
Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!