TRIBUNSHOPPING.COM - Memili susunan gigi yang rapi, bersih, dan putih tentunya menjadi impian setiap orang.
Oleh karenanya, banyak orang melakukan berbagai cara agar gigi nampak lebih rapi, mulai dari perawatan ke dokter hingga memasang kawat gigi atau yang lebih populer dengan istilah behel.
Sebagai informasi behel merupakan alat ortodontis yang dipasang dokter gigi untuk merapikan susunan gigi dan terkadang posisi rahang.
Meski demikian, terkadang, tidak banyak yang memperhatikan resiko dan bahaya pemasangan behel jika tidak dilakukan dengan benar.
Agar tidak salah, berikut ini beberapa tips yang bisa kamu pertimbangkan ketika hendak memasang behel pada gigi:

1.Dekalsifikasi
Dekalsifikasi adalah proses hilangnya garam kalsium dari jaringan berupa tanda putih pada gigi.
Oleh karenanya, perawatan dan kebersihan gigi secara teratur sangatlah penting, terutama bagi pengguna behel.
Pasalnya, proses dekalsifikasi juga bisa menjadi salah satu akibat dari buruknya kebersihan gigi.
Penyebabnya Dekalsifikasi juga berasal dari pengaruh zat asam yang diproduksi oleh bakteri-bakteri dari sisa makanan dan minuman yang terjebak di antara alat orthodontik.
Namun, hal itu masalah ini dapat dicegah dengan menyikat gigi secara teratur dan menyeluruh, serta diet rendah gula.
Baca juga: Ini 5 Cara Alami untuk Meronakan Bibir Tanpa Harus Merogoh Kocek Terlalu Dalam
Baca juga: Yuk Kenali Tips Mencuci Baju yang Benar Agar Terhindar dari Luntur dan Pudar
2. Relapse atau gigi tidak rapi
Bahaya memakai behel yang sama sekali tidak diharapkan adalah kemungkinan gigi kembali berantakan.
Hal ini terjadi ketika seseorang tidak mengikuti instruksi dari dokter gigi, terutama setelah behel dilepas.
Contohnya jika tidak memakai retainer gigi dengan rutin setelah perawatan,maka posisi gigi bisa kembali berantakan.
3. Ankilosis
Ankilosis adalah keadaan saat sementum pada akar gigi menyatu dengan tulang alveolar disekitarnya, baik sebagian maupun seluruh bagian.
Pada kondisi normal, gigi tertanam di dalam rulang rahang.
Meski keras, namun gigi yang tertanam di dalam tulang rahang masih bisa bergerak karena akan ada proses biologis yang menyesuaikan.
Pada gigi yang mengalami ankylosis, ia tidak lagi tertanam di dalam tulang rahang, namun sudah menyatu menjadi satu kesatuan.
Sehingga, gigi tersebut tidak lagi bisa bergerak meski telah dipasang kawat.B
iasanya, kondisi ini terjadi pada gigi yang sudah pernah lepas dari soketnya lalu ditanam kembali atau dalam istilah medis disebut reimplantasi.
Prosedur ini biasanya dilakukan saat gigi lepas akibat benturan keras yang tiba-tiba, seperti jatuh atau kecelakaan.
(Arimbi Haryas Prabawanti/TribunShopping)
Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!