Perlengkapan Bayi dan Anak

Ingin Mulai Mengajarkan Toilet Training pada Si Kecil? Ini Tipsnya Agar Tidak Banyak Drama

0
Penulis: cynthiaparamithatrisnanda
Editor: Ananda Putri
Ilustras cara mengajarkan toilet training pada bayi

TRIBUNSHOPPING.COM - Mengajarkan toilet training pada anak usia 3 tahun merupakan salah satu tahapan penting dalam proses tumbuh kembangnya. 

Pada usia ini, anak umumnya sudah mulai menunjukkan kesiapan secara fisik dan emosional untuk belajar mengenali dorongan buang air kecil maupun besar. 

Meski proses ini tidak selalu berjalan mulus dan membutuhkan kesabaran ekstra dari orang tua, toilet training adalah bagian penting dalam mengajarkan anak kemandirian serta kebiasaan hidup bersih dan sehat sejak dini.

Toilet training bukan sekadar melatih anak agar tidak buang air di popok, tapi juga membentuk kedisiplinan dan tanggung jawab atas kebutuhan tubuhnya sendiri. 

Baca juga: 6 Rekomendasi Baby Toilet Training Terbaik, Si Kecil Lebih Nyaman dan Mandiri 

Dengan bimbingan yang tepat, anak akan belajar mengenali sinyal tubuhnya dan mulai mengembangkan kontrol atas kebiasaan toiletnya. 

Ini juga membantu membangun rasa percaya diri karena anak merasa dihargai dan mampu mengurus dirinya sendiri. 

Tak hanya bermanfaat bagi anak, toilet training juga meringankan beban orang tua dalam hal mengganti popok, serta mengurangi pengeluaran rumah tangga.

Namun, penting bagi orang tua untuk memahami bahwa setiap anak memiliki waktu kesiapan yang berbeda. 

Tidak sedikit anak yang memerlukan waktu lebih lama dari teman sebayanya. 

Oleh karena itu, pendekatan yang lembut dan penuh pengertian sangat dibutuhkan agar proses toilet training menjadi pengalaman yang positif dan tidak menimbulkan tekanan. 

Dalam artikel ini, kita akan membahas  cara yang tepat dan pendekatan yang sabar, orang tua bisa membantu anak menjalani proses ini dengan lancar dan minim stres. 

Berikut beberapa cara efektif yang dapat diterapkan:

1. Amati Kesiapan Anak

Ilustrasi toilet training pada anak (freepik)

Setiap anak berkembang dengan tempo yang berbeda. 

Perhatikan apakah anak sudah mampu memahami instruksi sederhana, merasa risih saat popoknya basah, atau menunjukkan ketertarikan terhadap toilet. 

Tanda-tanda seperti bisa menahan buang air selama beberapa jam dan memberi tahu ketika ingin buang air juga merupakan indikator kesiapan yang baik.

2. Gunakan Alat yang Nyaman

V-BABY CARE Baby Potty Seat Chair Toilet Training Pispot (shopee.id)

Memilih perlengkapan toilet training yang tepat dapat membantu mempercepat proses belajar. 

Orang tua bisa memulai dengan menggunakan potty kecil atau alat duduk tambahan untuk toilet dewasa. 

Pastikan alat tersebut stabil, tidak licin, dan terasa menyenangkan bagi anak. 

Warna atau desain yang lucu juga bisa membuat anak lebih tertarik.

3. Perkenalkan Toilet dengan Cara Menyenangkan

Ilustrasi mengajarkan anak toilet training (freepik)

Jelaskan pada anak tentang fungsi toilet melalui cerita sederhana atau permainan peran. 

Kamu juga bisa membacakan buku anak yang mengangkat tema toilet training, agar si kecil lebih mudah memahami dan merasa tidak takut.

V-BABY CARE Baby Potty Seat Chair Toilet Training Pispot

 
(5/5)

4. Bangun Kebiasaan dengan Jadwal

Konsistensi sangat penting dalam toilet training. 

Ajak anak ke toilet secara rutin, seperti setiap bangun tidur, setelah makan, dan sebelum tidur. 

Meskipun anak belum benar-benar ingin buang air, rutinitas ini bisa membentuk kebiasaan dan membiasakan anak dengan waktu-waktu buang air.

Baca juga: 5 Rekomendasi Tempat Tisu Toilet Berkualitas dan Lebih Rapi

5. Tunjukkan Melalui Teladan

My First Book Toilet Training - Aku Berani ke Toilet Sendiri (shopee.id)

Anak-anak usia tiga tahun gemar meniru. 

Kamu bisa memberi contoh secara langsung atau membiarkan anak melihat saudaranya yang lebih besar menggunakan toilet. 

Hal ini dapat membuat anak lebih cepat memahami bagaimana menggunakan toilet dengan benar.

My First Book Toilet Training - Aku Berani ke Toilet Sendiri

 
(5/5)

6. Gunakan Pakaian yang Praktis

Ilustras cara mengajarkan toilet training pada bayi (freepik)

Selama masa belajar, kenakan pakaian yang mudah dilepas seperti celana karet atau training pants. 

Hindari pakaian dengan banyak kancing atau resleting yang menyulitkan anak saat buru-buru ke toilet.

7. Berikan Apresiasi Positif

YOMI Toilet Training Anak H02 (shopee.id)

Setiap langkah kecil layak diapresiasi. 

Berikan pujian saat anak berhasil buang air di toilet, misalnya dengan kata-kata positif atau pelukan hangat. 

Sebaliknya, jika terjadi ‘kecelakaan’, hindari marah atau menyalahkan. 

Alih-alih, bantu anak membersihkan diri sambil memberikan pengertian.

8. Tetap Sabar dan Fleksibel

Ilustrasi mengajarkan anak toilet training1 (shopee.id)

Tidak semua anak akan langsung berhasil. 

Ada kalanya mereka menolak atau mengalami kemunduran. 

Jika itu terjadi, berikan waktu dan coba kembali di lain hari. 

Jangan memaksa karena bisa membuat anak justru menolak toilet training.

9. Ajarkan Kebersihan Diri

 

Halo Balita Seri Penuntun Aku Belajar Pipis di Toilet Boardbook (shopee.id)

 

Langkah terakhir yang tak kalah penting adalah mengajari anak untuk mencuci tangan dengan sabun setiap selesai dari toilet. 

Ini membiasakan anak hidup bersih sejak dini.

Dengan pendampingan yang penuh kesabaran dan cinta, proses toilet training bisa menjadi pengalaman positif dan membanggakan bagi anak maupun orang tua.

Halo Balita Seri Penuntun Aku Belajar Pipis di Toilet Boardbook

 
(5/5)

Namun sebelum memulai toilet training, hal penting yang sering terlupakan adalah kesiapan dari orang tua sendiri, baik secara mental maupun emosional. 

Meskipun fokus utamanya adalah pada kesiapan anak, orang tua juga harus mempersiapkan diri agar bisa mendampingi proses ini dengan sabar dan konsisten. 

Toilet training bukanlah proses yang instan—akan ada masa-masa penuh tantangan seperti anak menolak duduk di toilet, kecelakaan buang air di tempat yang tidak seharusnya, atau bahkan kemunduran setelah sebelumnya berhasil. 

Jika orang tua tidak dalam kondisi tenang dan siap, proses ini bisa menimbulkan stres dan membuat anak ikut merasa tertekan. 

Oleh karena itu, penting untuk menanamkan dalam diri bahwa toilet training adalah proses belajar, bukan ujian yang harus segera lulus.

Hindari membandingkan anak dengan anak lain, karena setiap anak memiliki ritme tumbuh kembang yang berbeda. 

Baca juga: 30 Koleksi Buku dari Tentang Anak, Temani dan Bantu Tumbuh Kembang si Kecil

Sebelum memulai, pastikan orang tua memiliki cukup waktu luang, tidak sedang dalam tekanan pekerjaan berlebih, dan memiliki komitmen untuk menemani anak dengan penuh kesabaran. 

Dengan kondisi mental yang stabil dan pola pikir yang positif, orang tua dapat menjadi pendukung utama yang efektif selama proses toilet training berlangsung.

Cek Artikel dan Berita lainnya di

Google News


(Cynthiap/Tribunshopping.com)

Komentar
Tulis komentar Anda...(max 1500 karakter)

Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE.


Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!

Artikel Terkini

Produk Elektronik

5 Rekomendasi Toko Elektronik Terlengkap dan Termurah di Kota Gorontalo

Rekomendasi Fashion

Rekomendasi Sling Bag dari Jims Honey: Pilihan Stylish untuk Daily Use

CENDERALOKA

Kinarya Aksesoris: UMKM Solo Olah Perca Batik dari Modal Rp 35 Ribu hingga Bertahan Lewat Handmade

Body Care

Review Lengkap Expert Care Gentle prOATect 2in1 Shampoo and Body Wash: Kelebihan hingga Kekurangan

Produk Makeup

Review Lengkap YOU Caffeine Lift V-Boost Serum Cushion: Manfaat, Kelebihan, hingga Kekurangan