TRIBUNSHOPPING.COM - Batik Gunawan Setiawan merupakan salah satu usaha batik yang telah bertahan lama dan diwariskan turun-temurun dalam keluarga.
Berdiri sejak tahun 1972, batik ini dimulai oleh orang tua Gunawan dan kini diteruskan oleh generasi keempat.
Berada di Kampung Batik Kauman, Solo, usaha batik ini terus berusaha menjaga tradisi dan kualitas batik khas Solo yang sudah dikenal luas, bahkan hingga mancanegara.
Sebagai bagian dari budaya Indonesia yang diakui oleh dunia, batik Gunawan Setiawan juga berkomitmen untuk melestarikan warisan ini.
Baca juga: Karya Ecoprint Sari Craft, Ramah Lingkungan dan Penuh Keistimewaan
Awal Mula Batik Gunawan Setiawan dari Warisan Keluarga
Batik Gunawan Setiawan telah menjadi bagian dari warisan keluarga yang telah berlangsung selama beberapa generasi.
Usaha batik ini dimulai sejak tahun 1972 dan diteruskan hingga generasi keempat.
"Usaha batik ini sudah turun-temurun, dari usaha batik keluarga saya. Dari bapak, kami teruskan hingga saya dan sekarang, dan saya juga berusaha untuk meneruskannya kepada anak-anak saya," ungkap Bapak Gunawan.
Meskipun usaha batik telah dimulai sejak lama, nama Batik Gunawan Setiawan mulai dikenal secara luas pada tahun 1972-1973.
Batik Menjadi Warisan Budaya yang Harus Dipertahankan
Gunawan, yang kini meneruskan usaha tersebut, merasa bahwa usaha batik keluarga ini adalah bagian dari warisan budaya yang harus terus dipertahankan dan dilestarikan.
Seperti banyak usaha lainnya, batik juga mengalami pasang surut.
Meskipun sempat terdampak pandemi, usaha batik terus berusaha bangkit.
"Batik ini memang ada pasang surutnya. Tidak hanya batik, banyak sektor yang terdampak, tapi batik tetap bertahan," jelasnya.
Sejak 2009, dengan pengakuan United Nations Educational, Scientific and Cultural Organization (UNESCO) yang menetapkan batik sebagai warisan budaya tak benda, batik semakin mendapatkan perhatian.
Berbagai generasi pemimpin di Indonesia, mulai dari Presiden Soeharto hingga Presiden Jokowi, ikut berperan dalam kebangkitan batik dengan menjadikannya simbol budaya Indonesia.
"Batik itu dari zaman Pak Soeharto sampai sekarang selalu didorong. Bahkan zaman Pak SBY, batik dikembangkan ke batik teknik modern, dan diakui dunia. Jadi, batik bukan hanya jadi busana budaya, tapi juga pengaruh ke ekonomi," tambah Bapak Gunawan.
Baca juga: Blangkon Solo, Dari Pasar Klewer hingga Jadi Oleh-oleh Khas Wisatawan
Lokasi Strategis Dekat dengan Keraton Solo
Batik Gunawan Setiawan sendiri berada di Kampung Batik Kauman, Solo, yang dekat dengan Keraton Solo.
Sejarah panjang batik di daerah ini menjadi landasan kuat bagi eksistensi batik Gunawan Setiawan.
"Lokasi kami di Kauman ini dekat dengan Keraton Solo, di mana dulu batik banyak dikerjakan di dalam Keraton. Batik itu dulunya dikerjakan oleh putra-putri raja," jelas Gunawan.
Seiring berjalannya waktu, produksi batik mulai menyebar ke kampung-kampung sekitar, termasuk Kauman.
"Kauman ini memang menjadi sentra batik. Banyak orang yang bekerja di sini, baik abdi dalem keraton maupun saudagar yang punya hubungan erat dengan keraton. Hal ini jelas berpengaruh pada motif dan ciri khas batik kami," ungkapnya.
Sebagai salah satu kawasan batik yang terkenal, Kauman menjadi saksi hidup perkembangan batik dengan ciri khas dan motif yang dipengaruhi oleh budaya Keraton.
Hal ini tercermin dalam motif-motif batik yang diproduksi oleh Batik Gunawan Setiawan.
Melibatkan Masyarakat Sekitar dalam Proses Pembuatan Batik
Untuk mempertahankan kelestarian batik, Bapak Gunawan dan keluarganya juga melibatkan masyarakat sekitar dalam proses pembuatan batik.
Kampung Batik Kauman, yang dikenal dengan suara-suara khas seperti "kemplong" atau suara air untuk mencuci batik, kini juga melibatkan anak-anak muda dan generasi penerus dalam pelatihan dan pembuatan batik.
"Dulu waktu saya SD, Kauman masih sangat terasa suasana batiknya. Banyak yang terlibat, tidak hanya dalam proses membatik, tapi juga dalam desain, pewarnaan, hingga finishing batik," kenangnya.
Selain itu, Gunawan juga mendirikan Kampung Wisata Batik Kauman bersama para pelaku usaha batik lainnya untuk menggerakkan perekonomian lokal sekaligus melestarikan tradisi batik.
"Kami bersama teman-teman usaha batik di Kauman mendirikan Kampung Wisata Batik Kauman untuk menggerakkan masyarakat, mengadakan pelatihan, dan melibatkan mereka dalam membuat batik," jelas Bapak Gunawan.
Dengan menggabungkan produk batik yang bersifat spesifik, seperti batik khas Solo, dan produk yang lebih modern, Batik Gunawan Setiawan terus berkembang dan melengkapi kebutuhan pasar.
Baca juga: Malessa, Inovasi Desain dan Kualitas Unggulan dalam Setiap Koleksi Pakaian
Pesan untuk Melestarikan Batik
Gunawan menekankan pentingnya kolaborasi dalam melestarikan batik, karena ini bukan hanya tanggung jawab individu, tetapi seluruh masyarakat.
"Batik itu sudah diakui dunia sebagai milik Indonesia, jadi kita semua harus berkolaborasi untuk melestarikannya. Tidak melihat umur, tidak melihat strata pendidikan, tidak melihat sosial. Ini adalah kewajiban kita semua," ujarnya dengan tegas.
Batik adalah warisan budaya yang diakui dunia sebagai milik Indonesia.
Oleh karena itu, kita semua memiliki kewajiban untuk menjaga dan mencintai batik, baik sebagai busana maupun sebagai bagian dari budaya Indonesia yang tak ternilai.
"Mari kita sama-sama melestarikan batik, tidak hanya dengan memakainya, tetapi juga dengan menjaga dan mengajarkan kepada generasi muda," tutupnya.
Dengan bekerja sama, kita bisa memastikan bahwa batik tetap hidup dan berkembang, dan terus menjadi kebanggaan bangsa.
Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News
(PRAMANUHARAOEE/TRIBUNSHOPPING.COM)