TRIBUNSHOPPING.COM - Google belum lama ini menyarankan pengguna handphone (HP) Android untuk mematikan jaringan seluler 2G di perangkatnya.
Bukan tanpa sebab, hal tersebut bertujuan untuk melindungi pengguna dari risiko serangan siber dan penipuan yang menggunakan SMS di jaringan 2G.
Dalam sebuah postingan di Blog resminya, Google menjelaskan tentang keamanan di jaringan seluler yang bisa dilemahkan dengan alat bernama simulator cell-site.
Sederhananya, alat ini akan berpura-pura menjadi menara jaringan untuk menipu handphone pengguna agar terhubung ke menara palsu tersebut.
Dengan begitu, para penjahat siber bisa mengirimkan SMS phishing langsung ke HP yang bahkan bisa melewati sistem keamanan jaringan dan anti-spam.
Oleh karena itu, mematikan jaringan seluler 2G di HP Android untuk menjaga keamanan pengguna perlu dilakukan, bagaimana caranya?
Cara Mematikan Jaringan Seluler 2G di HP Android
Tidak begitu sulit rasanya untuk mematikan opsi jaringan seluler 2G di HP Android.
Khususnya pada perangkat yang mengadopsi sistem operasi Android 12.
Cukup buka menu Pengaturan atau Settings di perangkat, lantas cari opsi "Network and Internet" atau "Jaringan dan Internet".
Berikutnya, pilih opsi SIM, kemudian ketuk sakelar toggle di opsi "Allow 2G" hingga kondisinya mati.
Baca juga: 6 Tips agar HP Android Ngebut saat Dipakai Main Game, Anti Lemot dan Nge-lag
Lantas bagaimana jika perangkat HP Android yang digunakan tidak didukung fitur untuk mematikan jaringan seluler 2G?
Beruntungnya, Android melalui aplikasi Google Messages sudah dilengkapi dengan sistem perlindungan dari spam dan phising.
Dengan begitu, pengguna bisa lebih terhindar dari risiko serangan siber setelah mengaktifkan opsi blokir untuk sejumlah pesan yang mencurigakan.
Modus Serangan Siber Memanfaatkan SMS dan Jaringan 2G
Lewat postingan di blog resminya, Google menjelaskan tentang kelemahan keamanan di jaringan seluler yang bisa disalahgunakan dengan perangkat bernama simulator cell-sit.
Simulator cell-sit sering juga dikenal sebagai SMS Blasters, False Base Stations (FBS) dan Stingrays.
Dalam pemakaiannya, perangkat ini berpura-pura menjadi menara jaringan asli untuk menipu handphone agar terhubung ke menara palsu tersebut.
Setelah terhubung, penjahat siber bisa mengirimkan SMS phishing langsung yang bahkan bisa melewati sistem keamanan di jaringan.
Serangan ini dimulai ketika SMS Blasters memalsukan jaringan LTE atau 5G dan menurunkannya ke jaringan 2G yang lebih lama.
"SMS Blaster adalah istilah yang digunakan operator global untuk merujuk pada FBS dan simulator lokasi seluler yang dioperasikan secara ilegal dengan tujuan menyebarkan muatan SMS (blast)," tulis Google di postingan yang terbit awal Agustus 2024 ini.
Baca juga: Penting dan Sangat Berguna, Pastikan 5 Aplikasi Google Ini Terpasang di HP Android
Setelah berhasil memalsukan jaringan, perangkat ini berpura-pura menjadi jaringan 2G dan membuat handphone terdekat terhubung ke jaringan palsu tersebut.
Lantas, penyerang memanfaatkan kelemahan di jaringan 2G yang tidak memiliki autentikasi ganda.
Dengan begitu, mereka bisa menyadap dan mengirimkan SMS berisi phishing untuk mencuri data login atau bahkan menyebarkan malware.
Selain mematikan opsi jaringan seluler 2G, Google juga menganjurkan agar pengguna memanfaatkan beberapa fitur keamanan yang ada di perangkat Android.
Sebut macam Safe Browsing dan Google Play Protect untuk meningkatkan perlindungan perangkat.
Safe Browsing akan melindungi pengguna HP Android yang gemar berselancar di internet dari beragam risiko serangan, termasuk phishing dan malware.
"Sebagai lapisan perlindungan tambahan, Safe Browsing yang terpasang di perangkat Android melindungi 5 miliar perangkat di seluruh dunia dan membantu memperingatkan pengguna tentang situs, unduhan, dan ekstensi yang berpotensi berisiko yang dapat berupa phishing dan berbasis malware," jelas Google.
Sementara Play Protect berperan sebagai fitur keamanan yang akan memindai aplikasi untuk mencari malware dan ancaman lainnya pada perangkat.
Dalam pemakaiannya, Google Play Protect juga akan memperingatkan pengguna tentang potensi bahaya sebelum pemasangan aplikasi tertentu dilakukan.(*)
Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News
(RamaFitra/Tribunshopping.com)