TRIBUNSHOPPING.COM - Tak cuma wajah, kuku juga kerap diperhatikan para perempuan agar penampilannya terlihat lebih cantik dan menarik.
Caranya agar menarik, kuku kerap diberi kutek yang beraneka warna.
Akan tetapi, di balik fungsinya untuk mempercantik penampilan, ternyata ada risiko kesehatan dari penggunaan kuteks kuku yang penting untuk diketahui.
Namun, hal itu bisa kamu hindari dengan menggunakan vitamin untuk merawat kuku agar tetap sehat dan cantik meski kerap menggunakan kuteks.
Beberapa produk vitamin kuku terbaik bisa kamu dapatkan di sini
Jika kamu malas menggunakan vitamin dan merawat kuku padahal kerap menggunakan kuteks, berikut ini beberapa akibat yang bisa terjadi:
1. Kuku Mengalami Kerusakan atau Infeksi Jamur
Memakai kutek kuku dalam waktu yang lama juga dapat menyebabkan kuku menjadi kering, rapuh, bahkan berpotensi menyebabkan infeksi jamur.
Gejala jamur pada kuku yang harus Anda ketahui adalah kuku menebal, mudah rapuh, dan adanya bau tidak sedap.
Tak hanya itu, kebanyakan orang juga menggunakan aseton untuk membersihkan kutek karena dapat dengan mudah menghapusnya.
Akan tetapi, perendaman dalam aseton dapat memberi efek yang keras pada kuku hingga membuatnya kering bahkan rusak.
Selain itu, menggosok dan mengikis kutek secara agresif juga bisa melukai lempeng kuku.
Nah, agar lebih aman, Anda bisa menggosok kuku menggunakan kikir secara hati-hati.
Jika mencari produk pengikir kuku terbaik, Anda bisa mendapatkannya di sini
2. Kerusakan Kulit dan Kuku karena Sinar UV/LED
Kutek gel memang sedang menjadi tren karena bisa membuat kuku kita terlihat lebih panjang dan cantik.
Tapi sayangnya tak banyak orang tahu jika kutek gel memiliki bahaya yang mengancam kesehatan kuku.
Dalam proses pengeringan kuteks gel dibutuhkan bantuan sinar UV/LED.
Apapun jenis sinarnya, keduanya sama-sama memiliki unsur UVA yang bisa merusak DNA.
Sehingga memunculkan berbagai macam masalah kulit, seperti penipisan kulit, bercak cokelat/hitam, dan penuaan dini.
3. Munculnya Reaksi Alergi
Bahaya pemakaian kuku palsu dan kuteks lainnya yang perlu diketahui adalah reaksi alergi.
Alergi sendiri dapat terjadi ketika bahan yang digunakan pada kuku palsu dan kuteks tidak dapat diterima oleh tubuh sehingga memicu reaksi alergi.
Pada cat kuku, alergen utama yang menyebabkan dermatitis kontak adalah resin tosylamide formaldehyde.
Jika kamu memiliki kulit yang sensitif, biasanya akan timbul reaksi alergi seperti kuku memerah, bengkak, dan gatal.
Untuk itu, selalu pastikan kandungan dalam cat kuku agar terhindar dari alergi.
Apabila gejala akibat alergi semakin parah, maka segera periksakan dengan dokter untuk mencegah infeksi lebih lanjut.
Sebagai antisipasi terjadinya infeksi, Anda juga bisa menggunakan obat infeksi untuk kuku yang di jual di pasaran.
Beberapa produk infeksi dan alergi kuku bisa didapatkan di sini.
(TRIBUNSHOPPING/ARIMBI HARYAS PRABAWANTI)