TRIBUNSHOPPING.COM - Praktis dan hemat merupakan keunggulan yang membuat kaum perempuan tergiur memilih pembalut saat menstruasi.
Benda ini memang sangat dibutuhkan perempuan kala haid.
Akan tetapi, meskipun sudah menjadi benda wajib, tak jarang kulit iritasi akibat penggunaan pembalut ini.
Baca juga: Kenali Sebelum Membeli, 3 Jenis Pembalut Berbahan Dasar Kain
Mengatasi iritasi kulit akibat pembalut memang susah-susah gampang, karena area kewanitaan cukup sensiif dan butuh perhatian lebih.
Lantas, apa yang harus dilakukan jika kulit terlanjur iritasi akibat pembalut?
Yang harus dilakukan pertama adalah hindari mandi dengan air yang terlalu panas.
Karena air yang terlalu panas justru bisa menyebabkan kulit iritasi semakin gatal.
Baca juga: Kenapa Harus Memilih Pembalut Avail? Ini 4 Kelebihannya
Hal tersebut dijelaskan oleh dr. Nessya Dwi Setyorini, Sp.DV sebagai Dermatologist.
“Pertama dari mandinya dulu, airnya tidak boleh terlalu panas. Kadang kalau misalnya sudah iritasi timbulnya gatal, biasanya orang, Duh enak kalau udah gatal kena air panas.
Karena air yang terlalu panas justru bisa menyebabkan kulit iritasi semakin gatal.
Hal tersebut dijelaskan oleh dr. Nessya Dwi Setyorini, Sp.DV sebagai Dermatologist.
“Pertama dari mandinya dulu, airnya tidak boleh terlalu panas. Kadang kalau misalnya sudah iritasi timbulnya gatal, biasanya orang, Duh enak kalau udah gatal kena air panas.
Tapi justru menjadi semakin gatal,” ujar dr. Nessya
Kedua, ia menyarankan agar tidak menggosoknya terlalu kencang saat mandi.
Karena hal itu akan membuat area kulit yang iritasi semakin meradang.
“Kedua jangan digosok, terlalu kencang. Nanti akan semakin meradang,” lanjut dr. Nessya.
Lebih baik menggunakan sabun yang lembut dan mengandung pelembap.
Sebagai pertolongan pertama juga, kita bisa menggunakan pelembap.
Namun, dr. Nessya menyarankan agar menggunakan pelembap tanpa tambahan pewangi.
“Gunakan pelembap, tapi usahakan jangan yang banyak pewangi. Apabila tidak membaik, segera periksakan ke dokter. Jangan-jangan bukan hanya iritasi, bisa infeksi,” tutup dr. Nessya. (*)