5 Alasan Ini Membuatmu Tak Perlu Ragu Lagi untuk Beralih dari Pembalut ke Menstrual Cup

0
Penulis: Ririn Sulistiyarningsih
Editor: Andra Kusuma
Ilustrasi produk menstrual cup dari brand Gcup yang cocok untuk pemula

TRIBUNSHOPPING.COM - Menstrual cup merupakan alat yang digunakan untuk menampung darah menstruasi yang mulai menggeser penggunaan pembalut bagi beberapa wanita di Indonesia.

Hal itu didasari oleh beberapa penelitian yang mengatakan bahwa penggunaan pembalut sekali pakai tak hanya dapat membahayakan kesehatan pemakainya, tapi juga lingkungan.

Karena alasan itu pula, banyak wanita yang sadar dan memilih untuk berhenti menggunakan pembalut sekali pakai.

Namun, sampai saat ini banyak pendapat yang masih simpang siur dan membuat kehadiran menstrual cup cukup tabuh apabila digunakan oleh wanita yang belum menikah.

Hal itu karena cara pakai menstrual cup yang harus dimasukan ke dalam mulut vagina, berbeda dengan pembalut yang cukup direkatkan di celana dalam saja.

Baca juga: Saatnya Beralih dari Pembalut ke Menstrual Cup, Ini 7 Rekomendasi Produk Terbaiknya

Nah, jika kamu memiliki pandangan positif tentang menstrual cup dan berminat untuk beralih dari pembalut ke opsi ini, tak perlu ragu lagi.

Berikut Tribunshopping akan memberikanmu beberapa alasan kuat yang bisa semakin mendorongmu untuk mulai menggunakannya.

1. Pembalut Sekali Pakai Mengandung Banyak Zat Kimia yang Membahayakan Kesehatan Tubuhmu

Selama ini sudah banyak yang mengatakan bahwa pembalut sekali pakai mengandung banyak zat kimia.

Hal tersebut tentu bukanlah hanya sebuah rumor belaka.

Karena sebenarnya pembalut sekali pakai tidak terbuat dari 100% bahan katun.

Dalam komposisi pembuatan pembalut sekali pakai ini menggunakan bahan dari cellulose gel dan plastik.

Tidak hanya itu, pembalut ini juga menggunakan zat kimia lainnya yang berbahaya bagi kesehatan.

Mulai dari zat dioxin, zat klorin, pestisida, phthalates dan zat kimia lainnya.

2. Pembalut Sekali Pakai dapat Menguras Kantongmu Setiap Bulan

Biasanya, pembalut sekali pakai dibanderol dengan kisaran harga Rp. 10 ribu hingga Rp. 35 ribu perbungkusnya.

Kebanyakan wanita akan menghabiskan satu bungkus pembalut sekali pakai tersebut dalam satu hingga dua bulan.

Jadi jika dihitung pengeluaranmu dalam setahun hanya untuk pembalut berkisar pada ratusan ribu rupiah.

Sedangkan, jika kamu menggunakan pembalut yang bisa dipakai berulang kali, kamu hanya perlu menghabiskan uang Rp. 100 ribu hingga Rp. 400 ribu untuk 5 sampai 10 tahun ke depan.

3. Pembalut mengandung plastik yang sulit terurai

Baca juga: Memutuskan untuk Beralih dari Pembalut ke Menstrual Cup? Begini Cara Pakainya

Pembalut tidak hanya terbuat dari kapas, tetapi juga dari plastik.

Biasanya, plastik ini dipakai untuk membungkus pembalut atau digunakan untuk merekatkan pembalut ke celana dalam.

Bahkan, menurut laman Friends of the Earth, 90 persen komposisi pembalut adalah plastik.

Sementara, satu bungkus atau satu pack pembalut setara dengan 4 kantong plastik.

Di sisi lain, tampon sedikit lebih baik, karena persentase plastik hanya 6 persen saja.

Plastik ini ditemukan di tali dan aplikator tampon.

Sisanya, terbuat dari bubur kayu, katun, rayon dan kombinasi berbagai bahan sekaligus.

Lebih parahnya lagi, limbah pembalut biasanya dibuang sembarangan.

Belum ada penanganan khusus terhadap limbah pembalut.

4. Limbah pembalut bisa mengotori pantai dan laut

Jika kamu punya kebiasaan membuang pembalut ke kloset, segera hentikan kebiasaan ini.

karena membuang pembalut ke kloset membuat selokan tersumbat.

Parahnya lagi, banyak pembalut yang berakhir di laut dan mengotori pantai. Selain merusak pemandangan, ini juga bisa mencemari laut dan berbahaya bagi hewan-hewan yang tinggal di sekitarnya.

Berdasarkan data dari Marine Conservation Society, ada sekitar 4,8 limbah pembalut yang ditemukan per 100 meter area pantai.

Untuk setiap 100 meter wilayah pantai, rata-rata ditemukan empat pembalut, panty-liner dan tampon.

Sebagian besar dari limbah pembalut ini akhirnya dibakar dan ditimbun.

Padahal, hal ini bisa semakin merusak lingkungan.

5. Pembalut Sekali Pakai Merupakan Salah Satu Limbah Sampah yang Menyebabkan Gas Rumah Kaca

Pembalut sekali pakai tidak bisa kita olah menjadi barang lainnya yang berguna.

Sehingga pembalut hanya akan menjadi sampah yang merusak dapat lingkungan.

Selanjutnya, pembalut ini akan mengeluarkan gas metana yang merusak lingkungan kita.

Berdasarkan penelitian dari University of Exeter, metana adalah salah satu unsur gas rumah kaca yang menyebabkan kenaikan suhu bumi dan berdampak pada perubahan iklim.

Hal tersebut juga pula yang membuat pemanasan global begitu terasa hingga saat ini.(*)

(RIRIN/TRIBUNSHOPPING.COM)

Komentar
Tulis komentar Anda...(max 1500 karakter)

Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE.


Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!

Artikel Terkini

Skincare

Review DAZZLE ME Get A Grip Makeup Setting Spray Hydro Fix: Manfaat, Kelebihan, hingga Kekurangan

Tips Handphone

Flash HP Samsung Error? Begini Cara Mengatasinya Tanpa ke Service Center

Tips Home Care

Tips Memilih Jenis Lampu sesuai Ruangan Rumah agar Hemat Listrik

Body Care

20 Daftar Sunscreen Badan yang Bagus Dipakai ke Pantai

Alat Elektronik

Review Lengkap Air Purifier MiTO PUR10: Harga Terbaru, Kelebihan hingga Kekurangan