TRIBUNSHOPPING.COM - Memiliki tampilan kuku yang cantik dan indah merupakaan dambaan bagi sebagian besar perempuan.
Salah satu cara agar kuku terlihat menawan yaitu dengan memolesnya dengan cat kuku atau kuteks.
Selain mengubah kuku menjadi menarik, kuteks juga dapat mengatasi kondisi pelat kuku tertentu, seperti kuku yang lembut, terkelupas atau rapuh.
Namun, beberapa perempuan ada yang memilih untuk menggunakan kuku palsu karena dinilai lebih praktis dan mudah dipasang.
Selain itu, harganya relatif lebih terjangkau dibandingkan melakukan nail art di salon.
Namun, dibalik itu, ada risiko bahaya dari penggunaan kuku palsu.
Kuku pasu terdiri dari tiga jenis yaitu akrilik, gel dan silk.
Baca juga: 4 Cara Membuat Kuteks Sendiri di Rumah dengan Bahan Alami
Dilansir dari laman hello sehat, akrilik merupakan bahan yang paling populer.
Akrilik dapat membentuk cangkang keras seperti kuku asli.
Saat memasang kuku jenis itu, pemakai disarankan untuk rutin ke salon selama 2 atau 3 minggu sekali.
Hal tersebut bertujuan untuk memperbaiki celah antara kutikula dengan kuku akrilik yang terbentuk karena kuku yang tumbuh.
Adapula kuku palsu dengan bahan gel yang umumnya lebih tahan lama, namun harganya lebih mahal dibanding akrilik.
Teksturnya hampir mirip dengan kuteks.
Kuku palsu dari gel memerlukan sinar ultraviolet (UV) untuk mengeraskan gel.
Pemakaian kuku palsu memang dapat mengubah penampilan menjadi lebih menarik.
Namun, tahukah kamu bahwa terdapat beberapa risiko yang bisa saja kamu alami saat memakai kuku palsu.
Dilansir dari laman alo dokter dan hello sehat, berikut beberapa risiko dari penggunaan kuku palsu:
1. Kerusakan pada kuku
Kuku aslimu akan terkikis saat proses pemasangan kuku akrilik.
Setelah itu, kuku akan dilapisi oleh bahan kimia.
Proses pemasangan kuku palsu dapat membuat kuku menjadi tipis, rapuh dan kering.
Selain itu, jika ingin melepasnya, proses menghapus kuku palsu akrilik atau gel dapat membuat kuku semakin tipis.
Biasanya, kuku akan direndam dalam aseton selama 10 menit atau lebih.
Hal itulah yang dapat membuat lapisan kuku semakin kering.
Terlebih, jika kuku yang rusak tidak ditangani atau dibiarkan begitu saja, maka akan menyebabkan kuku copot.
Baca juga: Selain Kuteks Ini Dia Beberapa Barang untuk Memenuhi Kebutuhan Nail Art
Baca juga: Tidak Punya Aseton untuk Menghapus Kuteks? Coba Pakai 5 Pilihan Bahan Sederhana Ini
2. Alergi
Bahan kimia yang dipakai untuk kuku palsu dapat membuat kulit menjadi iritasi.
Misalnya, kandungan metil metakrilat dapat menyebabkan iritasi pada saluran pernapasan dan membuat asma menjadi semakin parah.
Sementara, kandungan etil metakrilatnya dapat menimbulkan bengkak, kemerahan dan nyeri pada kuku.
3. Infeksi
Saat menggunakan kuku palsu akrilil, maka akan terbentuk celah dengan kuku asli.
Area tersebut mudah sekali lembab, sehingga dapat menimbulkan perkembangan bakteri dan jamur hingga memicu inffeksi.
Jika tidak diatasi, dapat menimbulkan infeksi bakteri dan jamur.
Warna kuku berubah menjadi hijau akibat infeksi bakteri.
Selain itu, kuku akan memerah, bengkak dan bernanah.
Sementara infeksi jamur dapat menimbulkan bintik putih atau kuning pada kuku.
Selain itu, dapat membuat kulit sekitarnya menjadi gatal.
Jika parah, infeksi jamur dapat membuat kuku menjadi hancur. (*)
(ATIKA / TRIBUNSHOPPING.COM)