TRIBUNSHOPPING.COM - Pembalut merupakan salah satu benda yang wajib digunakan para wanita saat menstruasi agar tidak mengotori celana.
Oleh karenanya, untuk memenuhi kebutuhan tersebut, para produsen pembalut mengeluarkan berbagai macam tipe dan jenis pembalut sesuai dengan kebutuhan perempuan agar tetap nyaman menjalani aktivitasnya ketika menstruasi.
Meski demikian, secara sekilas pembalut akan terlihat hampir sama satu dengan yang lain.
Namun, jangan sampai kamu salah pilih.
Salah satu cara mengenali pembalut berbahaya adalah dengan membaca bahan-bahan yang terkandung di dalamnya.
Nah, agar tidak salah pilih, berikut ini beberapa bahan pembalut yang perlu kamu ketahui:
1. Pewangi tambahan
Beberapa produsen pembalut menambahkan zat pewangi pada produk pembalut yang diproduksinya karena diyakini dapat menyamarkan bau darah saat menstruasi.
Padahal, penambahan zat pewangi pada produk pembalut tidak diperlukan.
Selain efektivitasnya tidak terbukti, penambahan zat pewangi pada pembalut justru dapat menyebabkan iritasi kulit pada area kewanitaan.
2. Mengandung dioxin
Dioxin adalah nama sekelompok senyawa kimia beracun yang terbentuk sebagai hasil pembakaran sampah dan bahan bakar.
Efek dioksin bersifat akumulatif artinya dampaknya baru akan terlihat dalam jangka panjang.
3. Pestisida
Mungkin bahan ini tidak tercantum pada kemasan produk.
Namun, beberapa pembalut ternyata mengandung pestisida.
Pembalut yang mengandung pestisida dianggap membahayakan kesehatan karena dapat menyebabkan reaksi alergi berupa gatal, kemerahan, nyeri, dan bengkak.
Baca juga: Olahraga Tetap Jalan dengan 5 Rekomendasi Pembalut Ini
4. Styrene
Styrene pada pembalut merupakan material sama yang ada pada ban mobil.
Dilansir dari Healthline, World Health Organization (WHO) mengklasifikasikan styrene sebagai salah satu zat yang bersifat karsinogen. Karsinogen artinya dapat memicu timbulnya kanker.
5. Gas klorin
Gas klorin biasa digunakan dalam proses pemutihan.
Penggunaan klorin dalam proses pembuatan pembalut wanita dianggap tidak aman, karena gas klorin dapat menghasilkan dioksin yang bersifat karsinogenik, yaitu berpotensi menyebabkan kanker.
(TRIBUNSHOPPING/ARIMBI HARYAS PRABAWANTI)