TRIBUNSHOPPING.COM - Masyarakat Indonesia saat ini tengah menjalani physical distancing karena wabah Covid-19.
Pemerintah sendiri telah mengimbau masyarakat untuk bekerja di rumah, belajar di rumah, dan beribadah di rumah.
Setelah lebih dari satu bulan menjalani physical distancing, tak jarang bosan pun datang.
Hiburan bisa menjadi alternatif mengusir bosan, misalnya dengan menonton film.
Sama seperti musik atau seni lainnya, film dapat dijadikan sarana rekreasi karena dapat mengusir stres dan menyegarkan pikiran.
Lebih dari itu, film baik untuk kesehatan mental karena memiliki manfaat terapi (cinematherapy) bagi penontonnya.
Gary Solomon, psikolog dari Southern College of Nevada, menyebut, menonton film yang mencerminkan kehidupan penonton dapat membantunya dalam berbagai hal.
Dia menjelaskan, menonton film dapat memicu seseorang untuk melampiaskan emosinya.
Terutama, bagi orang yang susah mengekspresikan emosinya seperti tertawa atau menangis.
Selain itu, menonton film sedih juga dapat membuat orang lebih bahagia.
Gary menyebut, sebuah tragedi yang terjadi kepada orang lain membuat seseorang lebih apresiatif pada hal baik dalam hidupnya.
Tak hanya itu, menonton film yang membuat penonton melompat ke waktu dan tempat berbeda dapat memberikan jeda pada masalah apa yang sedang melanda.
Menurutnya, aktivitas itu memberikan otak waktu istirahat yang lebih banyak dibutuhkan ketimbang istirahat seperti biasanya.
Oleh karenanyam, kami telah merangkum beberapa film pemenang Oscar yang dapat Anda nikmati.
Meski terkenal membosankan bila dibandingkan film blockbuster seperti superhero atau franchise, film-film berikut ini dijamin sesuai dengan kriteria yang disebut Gary di atas.
1. Parasite – Bong Joon-ho (2019)
Film ini sempat menggemparkan dunia awal tahun ini karena menjadi film Korea pertama yang memenangkan best picture untuk Oscar.
Film ini mengangkat diskriminasi kelas dan keserakahan yang digambarkan lewat keluarga Kim yang miskin bekerja untuk keluarga Park yang kaya.
Pada perjalanannya, serangkaian aksi menerabas hukum yang dilakukan keluarga Kim jadi tidak ada apa-apanya dibandingkan dengan anggapan dan perlakuan keluarga Park terhadap orang miskin.
2. Greenbook – Peter Farelly (2018)
Seorang pianis berkulit hitam ternama Don Shirley ngotot melakukan tur konser di beberapa wilayah bagian selatan Amerika.
Sebagai perlindungan, dia mengajak supir sekaligus jago gebuk dari keturunan Italia Tony Lip.
Pada perjalanannya, keduanya menghadapi persoalan rasisme pada masa segregasi warna kulit tahun 60-an.
Pertentangan juga terjadi antarkeduanya karena Don tidak peka terhadap Tony yang berkulit putih dan menjadi minoritas karena keturunan Italia.
Baca juga: Mengisi Waktu di Rumah Sambil Meningkatkan Literasi Finansial, Coba Tonton 3 Film Ini
3. The Shapes of Water - Guillermo del Toro (2017)
Seorang bisu yang kesepian Elisa tengah bekerja sebagai tukang bersih-bersih di fasilitas laboratorium militer berpenjagaan tingkat tinggi.
Rutinitasnya yang “membosankan” berubah ketika bertemu makhluk amfibi misterius dari Amerika Selatan yang diperlakukan buruk.
Sama-sama mendapat perlakuan buruk, Elisa berhasil membuat hubungan dengannya.
Keduanya pun bersiap menghadapi pemerintah dan militer.
Film roman-fantasi ini diceritakan sangat indah sehingga kisah cinta dua makhluk dengan keterbatasannya tersebut tidak cringe atau membuat orang geli.
(TRIBUNSHOPPING/ARIMBI HARYAS PRABAWANTI)