TRIBUNSHOPPING.COM - Membedong bayi adalah tradisi yang sudah dilakukan turun-temurun di berbagai budaya, termasuk di Indonesia.
Banyak orang tua percaya bahwa membedong dapat membuat bayi tidur lebih nyenyak, merasa aman seperti di dalam kandungan, bahkan membantu meluruskan kaki.
Namun, di balik manfaat yang sering dibicarakan, ada juga sejumlah mitos yang belum terbukti secara medis, dan beberapa praktik membedong justru bisa berisiko bagi kesehatan si Kecil jika dilakukan dengan cara yang salah.
Baca juga: 10 Tips Meningkatkan Berat Badan Bayi yang Mulai Turun Sejak Masuk Masa MPASI
Secara medis, membedong yang benar dapat membantu mengurangi refleks kejut (startle reflex) sehingga tidur bayi lebih tenang.
Menurut American Academy of Pediatrics (AAP), membedong bayi boleh dilakukan pada usia 0–2 bulan untuk membantu menenangkan bayi dan membuatnya tidur lebih nyenyak, asalkan dilakukan dengan teknik yang aman.
Dokter anak umumnya menyarankan agar kain bedong tidak terlalu ketat, terutama di bagian pinggul dan kaki, untuk mencegah hip dysplasia atau kelainan perkembangan sendi panggul.
Namun umumnya, balutan kain yang lembut dan pas di tubuh dapat memberikan rasa nyaman tanpa mengganggu pernapasan.
Namun, jika terlalu ketat, membedong bisa mengganggu perkembangan pinggul dan meningkatkan risiko hip dysplasia, bahkan memengaruhi sirkulasi darah.

Selain itu, ada juga anggapan bahwa membedong dapat mencegah bayi masuk angin atau membuat kaki lebih lurus, yang faktanya tidak memiliki dukungan ilmiah.
Oleh karena itu, penting bagi orang tua untuk memahami fakta membedong bayi berdasarkan penelitian medis dan meninggalkan cara-cara yang hanya berdasarkan mitos.
Jika ingin tahu cara membedong bayi yang aman, nyaman, dan sesuai rekomendasi dokter anak, simak panduan praktis berikut ini.
Kami akan membagikan tips lengkap mulai dari pemilihan kain, teknik membedong yang benar, hingga tanda-tanda bayi tidak nyaman yang perlu diwaspadai.
Tips Membedong Bayi yang Aman
Berikut adalah panduan lengkap membedong bayi dengan aman, nyaman, dan tetap memberikan kehangatan.
1. Pilih Kain Bedong yang Tepat
Kain adalah kunci kenyamanan bayi.
Pilih bahan yang ringan, lembut, dan breathable seperti katun muslin atau kain bambu.
Bahan ini memungkinkan sirkulasi udara tetap baik sehingga bayi tidak kepanasan.
Hindari kain yang terlalu tebal karena dapat membuat suhu tubuh bayi meningkat (overheating), yang berisiko mengganggu kualitas tidur dan kesehatan.
2. Pastikan Teknik Membedong Benar

Teknik yang aman adalah membedong bagian tubuh atas dengan pas, namun membiarkan area pinggul dan kaki tetap longgar.
Ini memungkinkan bayi menggerakkan kaki secara bebas dan mengurangi risiko kelainan panggul.
Langkah dasar membedong:
Baca juga: Tips Mengatasi Kulit Bayi yang Kering hingga Mengelupas saat Cuaca Dingin Seperti Sekarang
- Bentangkan kain berbentuk persegi, lipat sedikit salah satu sudut.
- Letakkan bayi telentang di atas kain, kepala berada di lipatan.
- Tarik satu sisi kain menutupi tubuh bayi dan selipkan di bawah tubuhnya.
- Tarik bagian bawah kain, biarkan cukup longgar di area kaki.
- Tarik sisi kain lainnya menutupi tubuh bayi dan selipkan kembali.
3. Perhatikan Posisi Tidur Bayi
Dokter anak dari American Academy of Pediatrics (AAP) menegaskan bahwa bayi yang dibedong harus selalu tidur dalam posisi telentang.
Posisi ini mengurangi risiko SIDS.
Jika bayi mulai belajar berguling, hentikan penggunaan bedong karena bisa membahayakan jika bayi tidur tengkurap.
4. Jangan Terlalu Ketat

Banyak orang tua mengira membedong ketat membuat kaki bayi lurus.
Faktanya, ini adalah mitos.
Kaki bayi secara alami akan sedikit menekuk, dan memaksanya lurus dapat menyebabkan masalah panggul di kemudian hari. Bedong yang ideal adalah cukup pas di bagian dada untuk menenangkan bayi, tapi longgar di area pinggul.
5. Perhatikan Suhu Tubuh Bayi
Membedong memang memberikan kehangatan, tapi bayi juga rentan overheating. Pastikan ruangan memiliki sirkulasi udara yang baik dan tidak terlalu panas.
Sentuh bagian leher atau punggung bayi untuk memastikan suhu tubuhnya normal.
Jika terasa hangat atau berkeringat, longgarkan bedong atau ganti dengan kain yang lebih tipis.
6. Gunakan Bedong Hanya di Waktu Tidur
Bedong adalah alat bantu tidur, bukan pakaian sehari-hari. Gunakan hanya saat bayi tidur atau butuh ditenangkan.
Saat bayi terjaga, biarkan ia bebas bergerak tanpa bedong untuk melatih perkembangan motorik.

7. Hentikan Membedong di Usia Tepat
Umumnya, membedong aman dilakukan hingga bayi berusia 2–3 bulan atau saat ia mulai bisa berguling. Setelah itu, bedong justru berisiko karena bayi dapat berpindah posisi tidur.
Dengan demikian, dapat dipastikan bahwa membedong bayi dapat memberikan banyak manfaat, mulai dari membantu tidur nyenyak hingga memberikan rasa aman.
Namun, keamanan adalah hal utama. Pastikan kain yang digunakan nyaman, teknik membedong benar, dan selalu perhatikan tanda-tanda bayi tidak nyaman seperti rewel, berkeringat, atau kesulitan bernapas.
Baca juga: 30 Daftar Baju Setelan Bayi yang Nyaman dan Adem Buat di Rumah Aja
Dengan mengikuti tips ini, orang tua bisa memberikan kehangatan dan kenyamanan pada si Kecil tanpa mengorbankan kesehatannya.
Ingat, setiap bayi berbeda, jadi selalu perhatikan reaksi si Kecil dan konsultasikan ke dokter anak jika ragu.
Itulah 7 tips membedong bayi yang aman dan menyehatkan dan juga dapat memberikan kehangatan untuk bayi.
Cek Artikel dan Berita lainnya di
(Cynthiap/Tribunshopping.com)
Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!