TRIBUNSHOPPING.COM - Memulai MPASI (Makanan Pendamping ASI) merupakan momen penting dalam tumbuh kembang bayi.
Di usia 6 bulan, si kecil mulai membutuhkan asupan nutrisi tambahan selain ASI untuk menunjang pertumbuhan tubuh, perkembangan otak, dan membentuk kebiasaan makan sehat sejak dini.
Karena itulah, MPASI tidak sekadar memberi makan, tetapi juga langkah awal mengenalkan rasa, tekstur, dan rutinitas makan yang menyenangkan.
Namun, penting dipahami bahwa memulai MPASI tidak selalu harus dengan peralatan mahal atau bahan makanan impor.
Baca juga: 30 Daftar Harga Abon untuk Anak, Cocok Mulai dari Anak MPASI Sampai untuk Bekal Sekolah
Banyak orang tua merasa terbebani karena muncul anggapan bahwa MPASI harus sempurna secara visual dan perlengkapan.
Padahal, dengan pemahaman yang tepat, orang tua bisa memilih bahan makanan lokal yang bernutrisi tinggi, mudah diolah, dan ramah di kantong.
Begitu juga dengan peralatan MPASI—yang penting fungsional, aman, dan sesuai kebutuhan.
Kuncinya ada pada persiapan yang matang dan informasi yang benar.
Menurut dr. Tan Shot Yen, M.Hum, seorang dokter sekaligus ahli gizi, MPASI seharusnya tidak dibuat ribet, mahal, atau mengikuti tren semata. Fokus utama MPASI adalah memenuhi kebutuhan gizi bayi, bukan estetika tampilan makanan atau kelengkapan alat makan yang serba modern.
“MPASI itu tidak harus mahal. Tidak perlu pakai bahan-bahan impor atau peralatan canggih. Yang penting gizinya cukup, lengkap, dan sesuai kebutuhan bayi," ungkap dr. Tan Shot Yen dalam salah satu seminarnya yang tayang di YouTube.
Dengan mengetahui panduan MPASI yang sesuai anjuran WHO dan IDAI, serta memahami tahapan dan respons bayi terhadap makanan baru, proses makan akan terasa lebih lancar dan minim drama.
Yuk, baca artikel lengkap “Tips Memulai MPASI pada Bayi Agar Proses Makan Lancar” yang akan membahas panduan praktis, rekomendasi bahan makanan pertama, serta cara membangun kebiasaan makan yang positif sejak dini.
Tips Memulai MPASI pada Bayi

Berikut adalah tips memulai MPASI agar proses makan berjalan lancar, anti drama, dan tidak memberatkan secara finansial:
1. Kenali Tanda Bayi Siap MPASI
Sesuai rekomendasi WHO dan IDAI, MPASI diberikan saat bayi berusia 6 bulan, atau ketika menunjukkan tanda-tanda kesiapan, seperti:
- Sudah bisa duduk dengan bantuan
- Menunjukkan ketertarikan pada makanan
- Refleks menjulurkan lidah mulai berkurang
- Mulai bisa menggenggam dan memasukkan tangan ke mulut
- Memulai terlalu dini atau terlambat bisa berdampak pada perkembangan makan dan pemenuhan gizi bayi.
2. Tidak Perlu Peralatan Mahal, Cukup yang Fungsional
Banyak yang mengira MPASI harus menggunakan food processor, slow cooker, baby steamer, atau mangkuk anti tumpah mahal.
Faktanya, kamu bisa mulai MPASI dengan:
- Blender biasa atau saringan kawat
- Sendok berbahan silikon atau stainless
- Wadah makanan dari kaca atau BPA-free plastik
- Panci biasa untuk mengukus dan merebus
Intinya, pilih alat yang aman, mudah dibersihkan, dan sesuai kebutuhan.
Jangan terjebak pada tren estetik yang justru membebani.
3. Mulai dari Bahan Lokal yang Mudah Didapat

dr. Tan Shot Yen, dokter gizi komunitas, menyarankan MPASI dimulai dengan makanan lokal bergizi tinggi.
Tidak perlu bahan mahal seperti quinoa, avocado import, atau salmon.
Pilihan MPASI pertama bisa berupa:
- Karbohidrat: nasi, kentang, ubi, singkong
- Protein hewani: telur, ayam, ikan, daging sapi
Baca juga: 5 Rekomendasi Bumbu MPASI yang Aman dari Bumbu Bunda Elia, Bisa Bantu Tambah Nafsu Makan Si Kecil
- Sayur: bayam, wortel, labu kuning
- Buah: pepaya, pisang, apel kukus
Protein hewani sangat penting karena mengandung zat besi dan zinc yang krusial untuk perkembangan otak bayi.
4. MPASI Harus Lengkap Gizi, Bukan Sekadar Puree
Banyak orang tua hanya memberikan buah-buahan di awal MPASI.
Padahal, bayi membutuhkan:
- Karbohidrat sebagai sumber energi
- Protein hewani sebagai zat pembangun
- Lemak sehat untuk perkembangan otak
- Sayur dan buah untuk serat dan vitamin
- Mulailah dengan menu tunggal, lalu beralih ke menu lengkap 4 bintang.
- Jangan ragu untuk mengenalkan tekstur dan rasa alami sejak dini.
5. Bangun Rutinitas Makan Sejak Awal

Agar bayi tidak GTM (Gerakan Tutup Mulut), penting untuk membangun rutinitas makan:
- Jadwalkan waktu makan teratur
- Ajak bayi duduk di high chair atau kursi aman
- Hindari distraksi seperti gadget atau TV saat makan
- Jangan memaksa jika bayi menolak, coba lagi di waktu berbeda
Rutinitas ini akan membentuk pola makan yang positif dan meminimalisir drama saat makan.
6. Pantau Respons dan Konsistensi
Perhatikan apakah bayi mengalami reaksi alergi atau sembelit terhadap makanan tertentu.
Mulailah dengan menu tunggal selama 3 hari untuk mengenali reaksi tubuh bayi.
Jika bayi menolak makanan baru, jangan panik. Konsistensi adalah kunci. Butuh waktu hingga bayi mau menerima rasa dan tekstur baru.
7. Jangan Bandingkan dengan Bayi Lain

Setiap bayi itu unik.
Jangan tertekan jika bayi temanmu makan lahap sedangkan si kecil masih pilih-pilih.
Fokus pada perkembangan bayi sendiri, bukan kecepatan makan atau banyaknya porsi.
Dengan demikian, memulai MPASI tidak harus mahal, ribet, atau menimbulkan stres. Yang terpenting adalah gizi lengkap, proses yang menyenangkan, dan konsistensi dari orang tua.
Baca juga: 30 Daftar Produk Camilan Bayi Terlaris dari Happy Tummy, untuk MPASI hingga Tumbuh Gigi
Dengan pendekatan yang tepat, bayi akan menikmati waktu makan tanpa drama dan tumbuh sehat sesuai usianya.
Baca juga panduan lengkap MPASI sesuai buku KIA dan referensi lainnya agar kamu semakin percaya diri mendampingi si kecil.
Cek Artikel dan Berita lainnya di
(Cynthiap/Tribunshopping.com)
Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!