TRIBUNSHOPPING.COM - Mengasuh bayi bukan hanya soal memberi makan dan mengganti popok, tetapi juga bagaimana membantu si kecil membentuk pola tidur yang sehat sejak dini.
Salah satu cara yang semakin banyak diterapkan oleh orang tua modern adalah sleep training, yakni melatih bayi untuk tidur dengan ritme dan kebiasaan yang teratur.
Meski terdengar sederhana, kenyataannya sleep training membutuhkan kesabaran, waktu, dan yang paling penting: konsistensi.
Baca juga: 30 Daftar Perlak Bayi Terbaik dengan Bahan yang Aman Sehingga Nyaman untuk Tidur Bayi
Bayi memiliki pola tidur alami yang masih berkembang, dan sering kali terbangun di malam hari karena belum bisa menenangkan diri sendiri.
Di sinilah sleep training dibutuhkan, bukan untuk “memaksa” bayi tidur, tetapi membantunya belajar mengenali waktu tidur dan cara menenangkan diri.
Sering kali, sleep training gagal bukan karena metode yang salah, melainkan karena kurangnya konsistensi dari orang tua atau pengasuh.
Konsistensi adalah kunci agar bayi tidak bingung dengan pola atau rutinitas yang terus berubah.
Tanpa konsistensi, bayi bisa merasa tidak aman atau justru lebih rewel karena bingung dengan sinyal tidur yang tidak jelas.
Itulah mengapa sleep training tidak bisa dilakukan setengah hati.
Lalu, apa manfaat membiasakan sleep training pada bayi? Berikut Tribunshopping.com telah merangkum jawabannya.
1. Meningkatkan Kualitas Tidur Bayi
Sleep training membantu bayi tidur lebih nyenyak dan lebih lama di malam hari.
Bayi yang terbiasa tidur dalam rutinitas tertentu akan lebih mudah masuk ke dalam fase tidur dalam, yang sangat penting bagi pertumbuhan otak dan tubuh.
Bayi yang cukup tidur juga cenderung lebih ceria, tidak mudah rewel, dan lebih fokus saat beraktivitas di siang hari.
2. Mengajarkan Kemandirian
Salah satu tujuan utama sleep training adalah mengajarkan bayi untuk bisa menenangkan diri dan kembali tidur sendiri tanpa harus selalu digendong atau disusui.
Ini adalah bentuk kemandirian awal yang penting dalam tumbuh kembang anak.
Bayi yang bisa tidur sendiri akan memiliki rasa aman dan percaya diri terhadap lingkungannya.
3. Membentuk Rutinitas yang Sehat
Sleep training mengajarkan rutinitas tidur yang konsisten.
Rutinitas ini tidak hanya membantu bayi, tetapi juga memudahkan orang tua dalam mengatur waktu istirahat, aktivitas harian, dan jadwal makan bayi.
Kebiasaan tidur yang baik sejak dini juga dapat berlanjut hingga masa anak-anak dan remaja.
4. Menurunkan Risiko Gangguan Tidur Jangka Panjang
Bayi yang tidak memiliki pola tidur yang baik cenderung mengalami gangguan tidur saat tumbuh besar, seperti sulit tidur atau sering terbangun di malam hari.
Dengan sleep training, risiko ini dapat diminimalkan karena bayi sudah terbiasa dengan sinyal dan waktu tidur yang teratur.
5. Membantu Kesehatan Mental Orang Tua
Bayi yang tidur lebih baik juga memberikan kesempatan bagi orang tua untuk beristirahat.
Orang tua yang cukup tidur cenderung lebih tenang, tidak mudah stres, dan mampu merawat bayi dengan lebih sabar.
Ini menciptakan lingkungan yang lebih sehat secara emosional bagi seluruh keluarga.
Setelah mengetahui manfaatnya, orang tua juga harus memahami bagaimana tahapan sleep training yang bisa diterapkan pada bayi.
Baca juga: 15 Daftar Buku Pengantar Tidur untuk Anak 2 Tahun Sekaligus Membantu Kecerdasan
Berikut tahapannya:
1. Kenali Kesiapan Bayi
Tahap awal yang sangat penting adalah memastikan bahwa bayi siap untuk sleep training.
Umumnya, sleep training dapat dimulai saat bayi berusia 4–6 bulan, ketika pola tidurnya mulai lebih teratur dan tidak lagi terlalu bergantung pada pemberian makan malam hari.
Pastikan juga bayi dalam kondisi sehat.
2. Tetapkan Rutinitas Tidur yang Konsisten
Sebelum memulai metode sleep training tertentu, bangun rutinitas malam yang tenang dan konsisten.
Misalnya: mandi air hangat, pijat lembut, membacakan buku, lalu menidurkan bayi.
Rutinitas ini akan memberi sinyal bahwa waktunya tidur sudah dekat.
Lakukan pada waktu yang sama setiap malam.
3. Ciptakan Lingkungan Tidur yang Nyaman
Pastikan kamar bayi tenang, redup, dan bersuhu sejuk (sekitar 20–22°C).
Gunakan white noise jika perlu, dan pastikan tempat tidur aman, tanpa bantal, boneka, atau selimut tebal untuk menghindari risiko SIDS (Sudden Infant Death Syndrome).
4. Pilih Metode Sleep Training yang Sesuai
Ada beberapa metode sleep training yang umum digunakan, seperti:
Metode Ferber (Controlled Crying): Biarkan bayi menangis dalam waktu tertentu sebelum ditenangkan secara bertahap.
Waktu membiarkan menangis ditambah perlahan setiap malam.
Metode Fading: Orang tua perlahan mengurangi kehadiran mereka saat bayi tertidur, misalnya dari menggendong menjadi duduk di dekat ranjang, lalu makin menjauh.
Metode No Tears (Tanpa Menangis): Menenangkan bayi secara lembut setiap kali ia rewel, sambil tetap membiasakan jadwal tidur.
Pilih metode yang sesuai dengan gaya pengasuhan dan temperamen bayi.
5. Konsisten dan Sabar
Konsistensi adalah kunci keberhasilan sleep training. Hindari bolak-balik mengganti metode.
Tetap tenang saat bayi menangis, dan berikan waktu beberapa malam atau minggu agar ia bisa beradaptasi.
Itulah beberapa manfaat dari melakukan sleep training pada bayi dan bagaimana tahapannya agar si kecil memiliki tumbuh kembang yang optimal.
Baca juga: 15 Daftar Buku Pengantar Tidur untuk Anak 2 Tahun Sekaligus Membantu Kecerdasan
Cek Artikel dan Berita lainnya di
(Cynthiap/Tribunshopping.com)




Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!