zoom-inlihat foto
J Craft: Kerajinan Hati dari Yogyakarta, Inspirasi dari Limbah Menjadi Karya Bernilai
Dokumentasi J Craft
J Craft, Produk Kerajinan Asal Yogyakarta Sudah Bertahan 20 Tahun 

TRIBUNSHOPPING.COM - Bagi sebagian orang, kerajinan tangan mungkin hanya sekadar hobi atau aktivitas pengisi waktu luang. 

Tapi bagi Ratna, pemilik brand J Craft asal Yogyakarta, kerajinan adalah napas kehidupan, wujud cinta terhadap lingkungan, dan ruang eksplorasi kreativitas tanpa batas. 

Sudah lebih dari 20 tahun ia menekuni dunia kerajinan, bermula dari iseng membuat gelang saat masih duduk di TK, hingga kini dikenal sebagai perajin andal yang aktif memproduksi beragam produk dari manik-manik, teknik decoupage, hingga daur ulang kain perca.

Baca juga: RG Ecoprint, Kerajinan Daun yang Membawa Keindahan Alami ke Dunia Fashion

Dari Gudang Sederhana Menuju Etalase Digital

J Craft, Produk Kerajinan Asal Yogyakarta Sudah Bertahan 20 Tahun
J Craft, Produk Kerajinan Asal Yogyakarta Sudah Bertahan 20 Tahun (Dokumentasi J Craft)

Meski memulai dari rumah biasa tanpa showroom mewah, Ratna membuktikan bahwa konsistensi dan semangat bisa membawa produknya menjangkau pasar luas. 

Produksi dilakukan dari gudang di rumah yang juga berfungsi sebagai workshop. 

Ia banyak menjual secara online melalui media sosial seperti Instagram dan Facebook. 

Bahkan, ia menyebut Facebook sebagai titik awal digitalnya, dengan album-album produk yang rapi dan mudah diakses pelanggan.

“Etalase saya itu di IG. Kalau di Facebook dulu saya bikin album sendiri untuk manik-manik, decoupage, daur ulang—semua punya tempat sendiri. Jadi pelanggan tinggal pilih dari situ,” jelas Ratna saat diwawancari Cenderaloka.

Selain online, Ratna juga aktif mengikuti pameran dan bazar, mulai dari lokal market, pasar dinas, hingga event yang diselenggarakan di tempat prestisius seperti Plaza Malioboro. 

2 dari 4 halaman

Semua ini dilakukan tanpa memiliki pegawai tetap dan hanya dibantu oleh keluarga, dan dikerjakan sepenuh hati.

Tantangan Produksi dan Solusi Kreatif

Sebagai pelaku UMKM mandiri, tantangan terbesar Ratna adalah soal deadline, terutama saat pesanan membludak. 

Dengan tidak adanya karyawan tetap, ia harus mengerahkan tenaga keluarga dan mengatur waktu produksi dengan cermat.

“Saya selalu kasih tahu pelanggan, handmade itu perlu waktu. Bahkan untuk teknik decoupage, pengeringannya tergantung cuaca. Kalau hujan terus, ya bisa mundur,” katanya.

Untuk mengantisipasi kendala tak terduga, Ibu Ratna selalu memberi batas waktu lebih lama dari estimasi. 

Misalnya, jika produk bisa selesai dalam 3 hari, ia akan menjanjikan 7 hari. 

Dengan cara ini, ia hampir selalu menyelesaikan pesanan sebelum tenggat waktu.

Produksi Berbasis Hati dan Kualitas

J Craft, Produk Kerajinan Asal Yogyakarta Sudah Bertahan 20 Tahun
J Craft, Produk Kerajinan Asal Yogyakarta Sudah Bertahan 20 Tahun (Cenderaloka)

Salah satu kekuatan utama dari J Craft adalah keunikan setiap produknya. 

3 dari 4 halaman

Karya yang dibuat oleh Ratna tidak menggunakan desain tetap atau cetakan massal. 

Semua dibuat berdasarkan inspirasi yang datang saat proses berlangsung, menjadikan setiap produk limited edition.

“Desain saya mengalir dari kepala, nggak digambar dulu. Satu desain biasanya cuma keluar sekali. Kalau bahannya sama pun, hasil akhirnya akan beda,” ujarnya.

Untuk menjaga kualitas, ia lebih memilih mengerjakan sendiri bagian penting dari produk, sementara keluarga membantu di tahap finishing dan pengemasan. 

Dengan begini, mutu dan nilai seni tetap terjaga, dan pelanggan merasa puas dengan hasil yang mereka terima.

Mengolah Limbah Jadi Peluang

Baca juga: Ratna dan J Craft: Kisah 20 Tahun Menghidupkan Kriya dari Iseng Jadi Penghasilan

Ratna juga dikenal karena komitmennya terhadap kerajinan daur ulang. 

Ia memanfaatkan perca kain dari para penjahit—bahan yang tak bisa masuk bank sampah dan biasanya hanya dibakar atau jadi lap.

“Dua karung perca sering saya terima dari penjahit. Bagi mereka itu sampah, tapi buat saya itu emas,” ucapnya semangat.

Dari bahan-bahan tak terpakai itu, lahirlah tempat tisu, gantungan kunci, dompet, dan hiasan-hiasan cantik bernilai jual tinggi. 

4 dari 4 halaman

Produk-produk ini tidak hanya ramah lingkungan, tapi juga menjadi bentuk nyata kontribusinya terhadap ekonomi sirkular.

Komunitas dan Edukasi: Bergerak Bersama

J Craft, Produk Kerajinan Asal Yogyakarta Sudah Bertahan 20 Tahun
J Craft, Produk Kerajinan Asal Yogyakarta Sudah Bertahan 20 Tahun (Cenderaloka)

Lebih dari sekadar usaha, Ratna juga aktif di berbagai komunitas UMKM, rajut, dan kerajinan lainnya. Ia percaya, kunci kekuatan pelaku usaha kecil adalah gotong royong dan saling dukung.

“Kita saling support, beli produk teman, bantu titip barang di bazar, promosikan di media sosial. Itu kekuatan UKM—mandiri dan saling bantu,” tegasnya.

Bukan hanya itu, Ratna juga aktif menjadi narasumber dan pelatih workshop, termasuk untuk bank sampah, kampung binaan, bahkan lembaga pemasyarakatan (Lapas). 

Sejak 2017, ia bersama komunitasnya pernah melatih para warga binaan Lapas Perempuan Yogyakarta untuk membuat kerajinan tangan sebagai bekal saat bebas nanti.

Harapan dan Kontribusi

Meskipun dirinya tak mengukur secara pasti sejauh mana kontribusinya terhadap ekonomi kreatif nasional, Ratna menyadari bahwa semakin banyak orang mengenal dan belajar dari apa yang ia kerjakan. 

Ia pun mengakui, sekarang komunitasnya mulai mendapatkan perhatian dari kelurahan hingga tingkat kota.

“Saya senang bisa berbagi ilmu lewat workshop, terutama untuk produk daur ulang. Harapannya, makin banyak orang sadar bahwa dari yang dianggap limbah, bisa jadi berkah dan penghasilan,” ujarnya.

Mimpi ke Depan

J Craft, Produk Kerajinan Asal Yogyakarta Sudah Bertahan 20 Tahun
J Craft, Produk Kerajinan Asal Yogyakarta Sudah Bertahan 20 Tahun (Dokumentasi J Craft)

Ratna berharap industri kerajinan di Indonesia semakin mandiri dan kolaboratif. 

Ia ingin melihat UKM berkembang bukan karena bergantung pada bantuan, tapi karena saling mendukung dan memberdayakan sesama pelaku usaha. 

Ia percaya bahwa dengan semangat gotong royong dan kreativitas, kerajinan lokal bisa menembus pasar nasional, bahkan internasional—tanpa harus kehilangan identitas dan nilai lokal.

Baca juga: Cenderaloka: Platform Jual Beli Produk Kerajinan dan UMKM Langsung dari Perajin Lokal

“Kalau kita ikhlas berkarya, hasilnya akan sampai ke hati orang. Produk yang dibuat dengan cinta, pasti ketemu pembelinya,” tutup Ratna dengan penuh keyakinan.

Cek Artikel dan Berita lainnya di Google News

(Cynthiap/Tribunshopping.com)

 

 

Selanjutnya

Artikel Rekomendasi

Artikel Terkait

Jammak Craft, Produk Kerajinan Tangan Lokal dengan Sentuhan Tradisional yang Memikat

Jammak Craft, Produk Kerajinan Tangan Lokal dengan Sentuhan Tradisional yang Memikat

Temukan keindahan produk kerajinan tangan lokal Jammak Craft, yang memadukan bahan alami dan desain tradisional dalam setiap karyanya.

Artikel Populer

Cuma Cerita di Aplikasi TribunX, Bisa Dapat iPad Gratis

Cuma Cerita di Aplikasi TribunX, Bisa Dapat iPad Gratis

Punya cerita seru tentang kuliner, budaya, atau kehidupan di daerahmu? Yuk bagikan di Cerita Lokal TribunX dan menangkan hadiah jutaan rupiah.

6 Rekomendasi Dress Cantik yang Bikin Tampil Elegan di Segala Acara

6 Rekomendasi Dress Cantik yang Bikin Tampil Elegan di Segala Acara

Salah satu kunci tampil elegan tanpa usaha berlebihan adalah dengan memilih dress yang tepat

5 Tips Tampil Kece dengan Celana Jeans Kesayangan, Simpel tapi Tetap Stylish

5 Tips Tampil Kece dengan Celana Jeans Kesayangan, Simpel tapi Tetap Stylish

Jeans selalu bisa diandalkan untuk menciptakan tampilan yang effortless tapi tetap menarik

5 Jenis Sepatu Wanita yang Wajib Dimiliki agar Tampil Stylish di Setiap Kesempatan

5 Jenis Sepatu Wanita yang Wajib Dimiliki agar Tampil Stylish di Setiap Kesempatan

Cukup miliki 5 jenis sepatu, kamu sudah bisa tampil maksimal di segala suasana, mulai dari acara santai, kerja, hingga pesta formal.

6 Tips Berpakaian Nyaman di Cuaca Panas agar Tetap Stylish Seharian

6 Tips Berpakaian Nyaman di Cuaca Panas agar Tetap Stylish Seharian

Menggunakan pakaian yang tidak tepat saat cuaca panas juga bisa membuat keringat mengucur lebih banyak