TRIBUNSHOPPING.COM - Saat ini, banyak salon anak yang menawarkan untuk menghias kuku dengan kuteks atau cat kuku pada anak.
Banyak juga ibu muda yang melakukan hal tersebut pada anaknya di rumah.
Meskipun terkesan cantik dan lucu, apakah mengaplikasikan kuteks pada anak, terlebih usia balita terbilangaman?
Kenyataanya banyak merek kuteks atau cat kuku mengandung bahan kimia yang mungkin dapat memengaruhi keputusan Anda.
Sebotol kecil kuteks cantik itu mungkin campuran bahan kimia yang menurut beberapa peneliti berpotensi berbahaya dan beracun.
Dikutip dari berbagai sumber, Tribunshopping telah merangkum ada empat racun utama yang ditemukan di beberapa merek cat kuku.
Baca juga: Bagaimana Menghilangkan Noda Kuteks pada Pakaian? Begini Caranya
1 Trifenil fosfat
Trifenil fosfat dapat mengganggu sistem endokrin dan digunakan untuk membuat plastik dan juga sebagai penghambat api.
Kandungan ini ditemukan di banyak merek cat kuku terkemuka saat ini.
Pada tahun 2015, sebuah penelitian yang dilakukan oleh para peneliti di Duke University and Environmental Working Group menemukan peningkatan tajam kadar TPHP dalam urin dari 26 wanita yang diuji.
2. Formaldehida
Formaldehida biasanya digunakan dalam bahan bangunan dan produk rumah tangga.
Formaldehida bertindak sebagai pengeras untuk mencegah cat kuku terkelupas.
Paparan jangka panjang dapat menyebabkan masalah pernapasan dan dapat meningkatkan risiko jenis kanker tertentu.
Sebuah studi dari 2015 menemukan bahwa paparan formaldehid pada wanita hamil terkait dengan aborsi spontan, malformasi kongenital, dan kelahiran prematur.
3. Toluena
Baca juga: Kenapa Merawat Kuku dengan Cara Alami Lebih Baik Dibanding Memakai Kuteks Kimia?
Toluena juga digunakan dalam pengencer cat, wewangian buatan, larutan pembersih, dan produk rumah tangga lainnya.
Paparan toluena yang berkepanjangan dan berulang telah terbukti merusak hati dan ginjal serta menyebabkan masalah sistem saraf dan masalah pernapasan bagian atas.
4. Phthalates
Phthalates digunakan dalam cat kuku dan produk perawatan pribadi lainnya untuk memberikan pelumasan dan membawa wewangian.
Phthalates dikenal sebagai pengganggu endokrin yang lemah dan bahan kimia penghambat androgen.
Beberapa penelitian telah menemukan hubungan antara paparan ftalat sebelum lahir dan masa kanak-kanak dan keterlambatan perkembangan dan penyakit alergi.
Tidak ada cukup bukti untuk mendukung hubungan langsung antara penggunaan cat kuku atau kuteks dan kanker, penyakit pernapasan, atau masalah kesehatan lainnya.
Namun, beberapa peneliti memperingatkan potensi risiko penggunaan cat kuku terlebih pada anak-anak.
Apalagi jika anak masih balita yang cenderung memasukkan jari tangan (dan kaki) mereka ke dalam mulut dan tidak banyak yang dapatorang tua lakukan untuk menghentikan mereka dari perilaku ini.
Karena kemungkinan tertelan, beberapa orang tua mungkin lebih memilih untuk tidak menggunakan kuteks atau cat kuku kimia pada balita.
Untuk melindungi anak dari paparan racun dan asap kimia kuteks, lebih baik gunakan bahan alami yang lebih aman dan aplikasikan di rumah.(*)
(RIRIN/TRIBUNSHOPPING.COM)
Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!