TRIBUNSHOPPING.COM - Sudah banyak wanita Indonesia yang saat ini beralih dari pembalut sekali pakai ke menstrual cup atau pembalut kain.
Namun, masih banyak wanita yang masih menggunakan pembalut sekali pakai.
Padahal, banyak penelitian yang mengatakan bahwa penggunaan pembalut sekali pakai tak hanya dapat membahayakan kesehatan pemakainya, tapi juga lingkungan.
Karena alasan itu pula, banyak wanita yang sadar dan memilih untuk berhenti menggunakan pembalut sekali pakai.
Jika kamu adalah orang yang masih memilih pembalut sekali pakai karena tak yakin untuk beralih, berikut Tribunshopping akan memberikanmu beberapa alasan kuat agar kamu yakin melakukannya.
Baca juga: Pembalut Memiliki 2 Jenis, Dimana Berbeda Jenis Berbeda Pula Fungsinya
1. Pembalut Sekali Pakai Mengandung Banyak Zat Kimia yang Membahayakan Kesehatan Tubuhmu
Selama ini sudah banyak yang mengatakan bahwa pembalut sekali pakai mengandung banyak zat kimia.
Hal tersebut tentu bukanlah hanya sebuah rumor belaka.
Karena sebenarnya pembalut sekali pakai tidak terbuat dari 100% bahan katun.
Dalam komposisi pembuatan pembalut sekali pakai ini menggunakan bahan dari cellulose gel dan plastik.
Tidak hanya itu, pembalut ini juga menggunakan zat kimia lainnya yang berbahaya bagi kesehatan.
Mulai dari zat dioxin, zat klorin, pestisida, phthalates dan zat kimia lainnya.
2. Pembalut Sekali Pakai dapat Menguras Kantongmu Setiap Bulan
Biasanya, pembalut sekali pakai dibanderol dengan kisaran harga Rp. 10 ribu hingga Rp. 35 ribu perbungkusnya.
Kebanyakan wanita akan menghabiskan satu bungkus pembalut sekali pakai tersebut dalam satu hingga dua bulan.
Jadi jika dihitung pengeluaranmu dalam setahun hanya untuk pembalut berkisar pada ratusan ribu rupiah.
Baca juga: Meski Sedikit Asing Bagi Kebanyakan Wanita, 5 Pembalut Ini Membuatmu Bebas dari Iritasi
Sedangkan, jika kamu menggunakan pembalut yang bisa dipakai berulang kali, kamu hanya perlu menghabiskan uang Rp. 100 ribu hingga Rp. 400 ribu untuk 5 sampai 10 tahun ke depan.
3. Pembalut mengandung plastik yang sulit terurai
Pembalut tidak hanya terbuat dari kapas, tetapi juga dari plastik.
Biasanya, plastik ini dipakai untuk membungkus pembalut atau digunakan untuk merekatkan pembalut ke celana dalam.
Bahkan, menurut laman Friends of the Earth, 90 persen komposisi pembalut adalah plastik! Sementara, satu bungkus atau satu pack pembalut setara dengan 4 kantong plastik.
Di sisi lain, tampon sedikit lebih baik, karena persentase plastik hanya 6 persen saja.
Plastik ini ditemukan di tali dan aplikator tampon.
Sisanya, terbuat dari bubur kayu, katun, rayon dan kombinasi berbagai bahan sekaligus.
Lebih parahnya lagi, limbah pembalut biasanya dibuang sembarangan.
Belum ada penanganan khusus terhadap limbah pembalut.
4. Limbah pembalut bisa mengotori pantai dan laut
Jika kamu punya kebiasaan membuang pembalut ke kloset, segera hentikan kebiasaan ini.
karena membuang pembalut ke kloset membuat selokan tersumbat.
Parahnya lagi, banyak pembalut yang berakhir di laut dan mengotori pantai. Selain merusak pemandangan, ini juga bisa mencemari laut dan berbahaya bagi hewan-hewan yang tinggal di sekitarnya.
Berdasarkan data dari Marine Conservation Society, ada sekitar 4,8 limbah pembalut yang ditemukan per 100 meter area pantai.
Untuk setiap 100 meter wilayah pantai, rata-rata ditemukan empat pembalut, panty-liner dan tampon.
Sebagian besar dari limbah pembalut ini akhirnya dibakar dan ditimbun.
Padahal, hal ini bisa semakin merusak lingkungan.
5. Pembalut Sekali Pakai Merupakan Salah Satu Limbah Sampah yang Menyebabkan Gas Rumah Kaca
Pembalut sekali pakai tidak bisa kita olah menjadi barang lainnya yang berguna.
Sehingga pembalut hanya akan menjadi sampah yang merusak dapat lingkungan.
Selanjutnya, pembalut ini akan mengeluarkan gas metana yang merusak lingkungan kita.
Berdasarkan penelitian dari University of Exeter, metana adalah salah satu unsur gas rumah kaca yang menyebabkan kenaikan suhu bumi dan berdampak pada perubahan iklim.
Hal tersebut juga pula yang membuat pemanasan global begitu terasa hingga saat ini.(*)
(RIRIN/TRIBUNSHOPPING.COM)
Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!